Ada gunanya ‘nyerocos’

Yunus 1:16  Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.

Orang-orang yang sekapal dengan Yunus tersengat ketakutan kepada TUHAN. Alkisah Yunus, sejak dia menaiki kapal pelariannya, menceritakan perihal kaburnya beliau dari tugas.

Orang-orang ini mungkin menyengir ketika mendengar celoteh sang warga baru itu. Tapi tak menjadi demikian kala badai datang menerjang. Ketika semua orang memanggil allahnya masing-masing tak satupun allah itu berkuasa menahan deru ombak. Tak satupun seberkuasa itu, sekitar 700 tahunan setelah itu peristiwa Sang Kristus menghardik deru ombak mengingatkan kita. Petrus berteriak tolong; Yesus menghentikan amukan air, dan calon-calon rasul berteriak: “Orang apakah Dia ini?”; toh kejadiannya mirip; “Tuhan apakah ini yang mendatangkan ombak dan menghentikan ombak; allah kami tak sanggup mengendalikannya?”. Pertanyaan yang sama membawa mereka kepada pengenalan selangkah akan Sang Penguasa segala-galanya, Allah dari segala allah.

Tak musti terancam kepada kematian begitu bukan baru kita berani mengamini Tuhan Yesus?.

Tak musti mendengar para penginjil-penginjil nyerocos sepanjang hidupnya bukan?.
Toh kita diberi kemampuan mengenal akan apa yang dapat disebut bersifat ilahi, kemampuan itu dapat kita olah dari beberapa “nyrocos”-nya pemberita kabar baik; meski beberapa pemberita dalam keadaan tersembunyi sedang menyimpang; atau sedang menjadi batu sandungan oleh perbuatannya; dengarkan “nyrocos”-nya jangan tiru pelariannya; jika waktuNya datang titik balik juga yang hadir.

Mungkin kita sesekali lemah, tapi jangan lupakan untuk “nyrocos” tentang DIA, pemilik segala sesuatu.

Nyrocos koq ada gunanya?
Ya ada dong; segala sesuatu kan dapat Tuhan rekakan demi kebaikan; salah satu bukti bahwa Ia Maha Kuasa; kita diberi kemampuan bebas memilih; dalam kebebasan itu Dia berencana.

Haleluya.

Tersandung kerikil

Mungkin jarang orang sekarang berjalan tanpa alas kaki. Kalau bosan dengan kenyamanan alas kaki, mari coba-coba jalan kaki tanpa alas di jalan beraspal yang tidak terawat, maklum mumpung hujan-hujan begini banyak jalanan beraspal mengeluarkan kerikil-kerikilnya. Terinjak satu dengan bentuk bulat mungkin belum terasa, ada saatnya si kerikil kecil tajam mengintai, dan…. meringislah kita dibuatnya.
Tersandung kerikil.

Yunus 1:15  Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.

Ingat peristiwa Yunus yang melarikan diri dari hadapan Tuhan?, pasti ingat, kisah ini awam dari sejak kanak-kanak.

Kisah ini bisa kita tarik satu makna, bahwa kita bisa jadi adalah si kerikil tajam, si batu sandungan.
Nabi Yunus batu sandungan yang menjadi berkat bagi kawanan kapalnya, bisa saja kita seburuk yang tidak dapat kita bayangkan, malah bisa membuat orang lain menghina Allah segala allah. Raja Sorga.

Kita tidaklah Nabi Yunus, kita tidaklah melulu sedang melarikan diri dari hadapanNya, kita tidak juga seorang melulu teguh hati, ada saat-saat tertentu kita melakukan dengan sengaja sebagai batu kerikil, yang bukan kerikil biasa, tetapi si kerikil memuakkan yang menjadi batu sandungan, ingat bukan seperti Yunus, batu sandungan yang menjatuhkan orang kapal kepada pertobatan dan pengenalan akan Tuhan, kita bisa saja telah membuat orang lain tersandung kerikil, tersandung hadirat kita,….. dan menyebabkan mereka menyemburkan kata hujat kepada Kristus Raja.

Kita wajib minta ampun…. wajib,… mari mengingat-ngingat masa-masa kita, jika kemungkinan itu ada, mari belajar berubah, dan olehnya kita beroleh bijaksana.

Bisa kabur

2 Petrus 1:12  Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.

Seperti olahragawan, jika ia tidak melatih tubuhnya, maka tujuan dari gelar olahragawan akan kabur, buram, sirna, perlu dipertanyakan.

Dikatakan bahwa kehidupan di dalam Kristus diibaratkan sebagai perlombaan oleh para olahragawan, sehingga tubuh ini senantiasa perlu diasah, dilatih, seterusnya, sampai umur selesai waktunya.

Sebab meski kita telah dengan teguh mempercayai keagamaan kita, meski kita telah tahu pondasi doktrin, tetapi jika tubuh kita tidak diceburkan secara terus menerus kepada pertandingan kasih karunia Kristus, bisa jadi dan bahkan kemungkinan besar keteguhan kita, pengenalan kita akan Kristus semakin kabur.

Banyak orang jatuh kepada kemurtadan karena kegagalan atau diawali dari kekalahan dalam loncatan-loncatan pengenalan akan Kristus. Tubuhnya tidak dilatih untuk berbuah kasih, maka ketika keluar dari kasih karunia jangan salahkan jika dia, mereka, siapapun itu akan dengan senang hati menghujat Kristus Sang Raja segala raja.

Jangan jemu-jemu berbuat baik. Supaya semakin diteguhkan pengenalan kita, supaya tubuh kita ini beroleh ketidakkaburan.

Berjalan paling tidak 15 menit sehari bisa menolong kesehatan jantung kita, itu sebagai bukti pengajaran, sebagai saksi kebenaran kita, bahwa tubuh kita perlu dikasih pelajaran setiap hari supaya tujuan tubuh kita ada demi kemulianNya semakin diteguhkan.

Jangan kabur bro…
Jiwa olah raga
Pengetahuan olah raga
Tubuh olahraga

Tubuh, jiwa, roh
Komplit… satu tak terlatih, bisa kabur.