Seberapa jelas kita tahu garis batasnya?


Keluaran 20:13 Jangan membunuh

Kalau kita baca Ulangan 13, ada begitu banyak perintah, yang berkata…“bunuhlah”….
atau supaya terlihat jelas, mari melihat ayat ini:

Bilangan 25:4 ….lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel.”

Jika dirunut kira-kira begini, jangan melakukan pembunuhan tanpa alasan apapun, sampai tangan TUHAN memakai Anda untuk melakukannya.
Bangsa-bangsa Kanaan memang pernah diperintahkan untuk dibunuh, bahkan orang Israel sendiri diperintahkan untuk dibunuh, dengan alasan telah berzinah, setara dengan mengikuti Allah lain.
Akan mudah kita mengetahuinya jika kita mengingat tuduhan Mahkamah Agama kepada YESUS, dan kepada semua bapa-bapa gereja awal, sebab YESUS telah menyamakan diriNYA dengan ALLAH, dan bapa-bapa GEREJA telah percaya bahwa Yesus adalah MESIAS yang dinubuatkan Perjanjian Lama, Kitab Suci Yahudi.

Perebutan Kanaan menjadi contoh batas yang akurat kepada kita, sejak kejatuhan Kanaan ke dalam dosa, sejak Nuh keluar dari Bahteranya, ALLAH menunggu dengan sabar, tetapi baru sekitar 1000 tahun berikutnya penghukuman dilakukan terhadap Kanaan yang terkutuk itu, penghukuman digenggam oleh tangan Yosua. Para penyembah berhala, pezinah, itu diluluhlantahkan. Dan perzinahan Israel juga tidak luput dari penghukuman, mereka diluluhlantakkan hampir 1000 tahun juga, barulah Mesias datang, bahkan ketika Mesias datang, mereka harus di-hilang-kan hampir 2000 tahun…, betapa panjangnya kesabaran TUHAN…

Nah, batas apa yang membuat kita tidak layak sembarangan menggemgam penghakiman yang dari ALLAH?, yaitu KASIH. Dan inilah kuk yang dibebankan ke kita sekarang ini oleh NAMA YESUS KRISTUS. Jika kita mengetahui bahwa batas terluar telah diperlebar oleh YESUS, maka kita harus semakin mengenalnya, oleh sebab itulah YESUS memesankan, “Jangan kamu menghakimi, sebab kamu di mata TUHAN tidak luput dari kesalahan, kasihilah…”.

Kasih adalah batas terluar dari segalanya, dan Allah adalah Kasih.
Tangan Paulus oleh TUHAN menulis, biarpun segala sesuatu kita ketahui, iman, pengharapan, dan lain sebagainya, tetapi kalau tidak ada kasih, maka tidak ada gunannya.

Jadi mari kita mengetahui garis batas itu… garis batas yang dibatas oleh ALLAH semata, dan ALLAH adalah MAHA.

Sudah terlihat jelas di atas, bahwa batas adalah ALLAH itu sendiri, dan batas itu sudah pernah digenggam oleh Yosua atas Kanaan, demikianpulalah kelak di akhir jaman, ketika TANGAN KANAN TUHAN, datang membawa batas Yang DIA miliki, Kristus datang ke dua kali, di dalam Kemuliaan Bapa, HAKIM, IA akan mengadili kita semua, setelah itu yang berzinah akan dibakar habis diapi kekal.

24 respons untuk ‘Seberapa jelas kita tahu garis batasnya?

  1. lovepassword Juni 4, 2010 / 7:19 am

    Mencari batasan itu selalu tidak mudah. Dalam segala hal ada batasnya, ada juga perintah jalan melampaui batas. Tetapi dimana batasnya selalu debatabel baik antar agama bahkan seagama…

    Apakah batas itu memang sengaja dibuat misterius atau aslinya jelas tetapi manusia yang oon …

    • parhobass Juni 4, 2010 / 8:07 am

      @lovepassword

      karena manusia itu terbatas, dan ALLAH tidak terbatas,
      kalau manusia mengenal keterbatasannya, semuanya akan menjadi melegakan,
      tetapi manusia tidak pernah merasa puas akan segala sesuatu,
      sehingga sangat masuk akal manusia ingin merambah/keluar dari batasannya…

      salah satu batasan yang dilanggar oleh manusia pertama adalah kesetiaan…

      sekaligus itu membuktikan bahwa kita hanyalah ciptaan, dan Pencipta benar-benar Ada.

      “Batas” kalau sebatas pikiran memang debatable, tetapi kalau dilakukan dan dilaksanakan mudah koq mengenalnya… dan tidak semua orang mau bekerja, sebab ada yang sama sekali tidak bertindak tetapi omongannya sampai ke langit, … itu sama atau identik dengan nenek2 tua pendongeng di jaman dahulu…

      salam

  2. Robinson A. Sihotang Juni 4, 2010 / 10:00 am

    @ Lovepasword

    Mencari batasan itu selalu tidak mudah. Dalam segala hal ada batasnya, ada juga perintah jalan melampaui batas. Tetapi dimana batasnya selalu debatabel baik antar agama bahkan seagama…

    Apakah batas itu memang sengaja dibuat misterius atau aslinya jelas tetapi manusia yang oon …

    .
    .
    Sebenarnya tidak ada batasan yg dibuat misterius itu. Kuncinya kamu dengar ., kamu baca , lalu percayain dgn cara melakukan kehendakNya

  3. lovepassword Juni 5, 2010 / 8:28 am

    itu sama atau identik dengan nenek2 tua pendongeng di jaman dahulu… ===> Ah andai anak jaman sekarang masih menerima dongeng sebelum tidur Par, tentu mereka lebih jarang tawuran …. 🙂 Ada hubungannya nggak Par ?

    Di dalam semua agama atau kebanyakan agama emang ada perintah untuk jangan lebay, jangan melampaui batas dan sebagainya….

    Tetapi jika memang batas tidak boleh dilampaui ya digeser saja batas itu keluar. Boleh nggak ???

    Lha masalahnya adalah : Batas itu sendiri juga kalo menurutku sih emang rumit… Apa sengaja dibuat nggak jelas biar ada demokrasi atau mungkin maksudnya apa ? Yang saya maksud nggak jelas ini kan kalo sudut pandangnya diskusi atau orang banyak. Kalo diri sendiri ada yang merasa jelas ya baguslah meskipun belum tentu juga 2 atau 10 orang yang merasa diri sudah jelas menghasilkan kesimpulan yang sama…

    Manusia melanggar kesetiaan kapan? Karena makan buah itukah ?
    Saya tetap cenderung mikir kalo buah itu disediakan di situ memang untuk dimakan manusia….

    Dari kesalahannya manusia dihukum, tetapi manusia juga diajari belajar juga dari kesalahan… Kalo menurutku sih gicu.

    Karena kesalahannya membuka kotak rahasia maka Pandora dan umat manusia dihukum, tetapi setelah air bah surut , timbul lagi kehidupan baru dan harapan baru…

    Manusia ini Par, mungkin memang sudah dirancang baru benar setelah salah dulu, baru bisa berhasil setelah berani gagal dulu…

    Ketika Paulus tidak sepaham dengan Barnabas kemudian keduanya memisahkan diri, apakah batas itu sama bagi mereka berdua…
    Batas itu mungkin secara subjektif dianggap jelas bagi mereka tapi tidak sama juga. Kayaknya gicu sih

    SALAM Par
    Salam juga dikau RAS

    Salam Semuanya
    GBU

    • parhobass Juni 5, 2010 / 10:26 am

      @lovepassword

      1. karena manusia itu terbatas…
      2. tidak ada satupun manusia yang sama, alias semua orang unik
      3. tidak semua orang menggunakan waktu untuk mengoreksi dirinya sendiri

      nah kalau kita tahu kita sendiri yang bermasalah, maka tidak ada gunannya mencari2 batas bagi diri atau kelompok tertentu, karena kalau paham batasnya adalah ALLAH sendiri, jadi hiduplah bergaul dengan ALLAH,.. Maka TUHAN akan memberi batas, seperti kata Kitab Suci:”Cukuplah kasih karuniaKu kepadamu”…

      nah nenek2 tua pendongeng, yang pikirannya melayang2 dan lebih menyukai hal2 yang di luar sana ada kecenderungan sama sekali tidak melakukan apapun, sehingga khayalan bertaburan dimana2… dan kalau khayalan dipercayai oleh 1 orang lalu 2 orang lalu berjuta orang, maka bisa menjadi masalah besar…

      tetapi semua itu harus terjadi karena memag kiamat nanti harus ada yang mati kekal…

      salam

  4. lovepassword Juni 5, 2010 / 11:06 am

    Kalo manusia itu unik, Par – menurutmu apakah batas bagi tiap manusia itu juga unik ???

    Bagaimana menurutmu Par ???

    • parhobass Juni 5, 2010 / 11:32 am

      @lovepassword

      koq belum nangkap juga ya saudara satu ini hehehe lucu juga kadang berdialog dengan Anda BAH…

      “Batasnya itu adalah TUHAN….”

      nah manusialah yang selalu menjauh dari batas itu…
      kalau manusia dekat dan bergaul dengan ALLAH, maka sangat mudah menerima segala sesuatu, tetapi tidak semua mau mengakui YESUS adalah TUHAN, kan gitu masalahnya…ahkirnya terciptalah batas-batas yang lain, allah lain… saya kira penekanan TAURAT, “Jangan ada padamu allah lain”, sangat jelas…

      sekarang yang bermasalah TUHAN apa manusia?, jelas manusia…
      TUHAN berkata :”Akulah Hidup”, lalu manusia berkata:” Aku percaya kepadaMU”, tetapi ada juga yang berkata: “Ah masak seh”….
      apapun kata manusia TUHAN tetaplah BATAS, DIA tidak tergantung kepada hikmat manusia,… oleh karena itulah Kitab Suci berkata :”Berbahagialah yang hidup bergaul dengan ALLAH”,… karena konsekuensi bergaul dengan ALLAH dengan hidup tanpa ALLAH akan mengikuti dengan pasti. Hidup atau mati.

      jadi pertanyaan Anda seharusnya bukan di batas itu, tetapi kenapa manusia ada kencenderungan tidak percaya…nah untuk pertanyaan ini maka setiap insan harus menjawabnya kelak di penghakiman… atau sekarang Anda bisa menjawab di dalam hati, kenapa begitu susah menerima YESUS Jalan Hidup itu? nah batasan yang Anda buat sendirilah yang menghalangi Anda kepada BATAS ALLAH…

      Salam

  5. Robinson A. Sihotang Juni 5, 2010 / 1:19 pm

    @ Parhobas

    koq belum nangkap juga ya sdr Lovepasword ini hehehe lucu juga kadang berdialog dengan Anda BAH…

    .
    .

    Hehehehe.. kadang mesti sabar kita laeku
    Kadang kita yg membuat dia bingung atau dia yg buat kita bingung ?? Entah dimana solve problemnya

    • lovepassword Juni 5, 2010 / 8:39 pm

      Kadang kita yg membuat dia bingung atau dia yg buat kita bingung ?? ===> Mungkin sama bingungnya 😀

      He he he

      Salam RAS

  6. lovepassword Juni 5, 2010 / 8:38 pm

    jadi pertanyaan Anda seharusnya bukan di batas itu, tetapi kenapa manusia ada kencenderungan tidak percaya

    ===> Lho justru pertanyaan saya itu pada sisi yang saya pikirkan dong. Lha ngapain saya tanya pada sisi yang menurut saya sudah cukup jelas.

    Lha aku itu bertanya karena pengin tahu pola pikirmu.

    Karena manusia itu unik , apakah batas itu juga unik…?

    Atau ada sisi batas yang unik ada juga sisi yang universal , atau apaan kek , ya silahkan saja dikau jelaskan pemikiranmu gicu .

    Misalnya kamu ngomong batas itu unik juga karena bla bla bla. Atau batas itu tidak unik karena alasan x, atau ada sisi unik ada sisi tidak unik dengan alasan y… Gicu lho maksudku.

    Kalo batasnya adalah Tuhan , lha batas yang diberikan Tuhan kepada manusia itu bersifat unik atau tidak unik. Kan gicu maksud pertanyaannya…

    SALAM deh

    • parhobass Juni 7, 2010 / 5:40 pm

      @lovepassword

      Lho justru pertanyaan saya itu pada sisi yang saya pikirkan dong. Lha ngapain saya tanya pada sisi yang menurut saya sudah cukup jelas.
      oo gitu…kalimatnya pertanyaan Anda koq berkesan tidak seperti itu yah?

      Lha aku itu bertanya karena pengin tahu pola pikirmu.
      Nah ini baru tepat, Anda itu sedang tidak bertanya apa yang tidak jelas lenurutmu, jadi kalimat pertama Anda di atas sudah bertentangan dengan kalimat yang ini..

      nah karena saya tahu arah maksud Anda di sini, maka saya TEGASkan, supaya Anda, nasehat kesekian kalinya buat Anda, untuk membaca lebih hati2, … bahwa dari awal disebut Batas adalah ALLAH..

      Karena manusia itu unik , apakah batas itu juga unik…?
      jangan dibalik, Batas ada bukan karena manusia, tetapi manusia ada karena Batas… kalau dibalik memang membuat tidak ada titik temu..

      Atau ada sisi batas yang unik ada juga sisi yang universal , atau apaan kek , ya silahkan saja dikau jelaskan pemikiranmu gicu .
      KASIH itu adalah universal, tetapi siapa yang dapat mengerti KASIH kalau ia sendiri telah melepaskan diri dari BATAS yang Satu itu?, nah karena melepaskan diri dari Batas, maka dirinya atau allah lain membuat batasnya sendiri2…

      Misalnya kamu ngomong batas itu unik juga karena bla bla bla. Atau batas itu tidak unik karena alasan x, atau ada sisi unik ada sisi tidak unik dengan alasan y… Gicu lho maksudku.

      sudah dijelaskan di atas sepertinya

      Kalo batasnya adalah Tuhan , lha batas yang diberikan Tuhan kepada manusia itu bersifat unik atau tidak unik. Kan gicu maksud pertanyaannya…
      tidak ,emakai kata unik lagi, tetapi khusus dan umum; Contoh Yosua menerima batas khusus, untuk merebut Kanaan; tetapi setiap umat ALLAh juga menerima batas yang sama yaitu memenangkan setiap perang memperebutkan harga sorgawi

      SALAM deh

      salam juga

  7. lovepassword Juni 7, 2010 / 6:24 pm

    Oh istilahnya bukan batas itu unik tetapi menurut istilahmu batas yang sifatnya khusus dan batas yang umum.

    Apakah batas khusus itu batas yang unik dan batas umum itu batas yang universal ?

    Apa kamu hobi membuat istilah lain walaupun maksudmu mungkin mirip…?

    Salam deh

    • parhobass Juni 7, 2010 / 10:08 pm

      @Lovepassword
      Oh istilahnya bukan batas itu unik tetapi menurut istilahmu batas yang sifatnya khusus dan batas yang umum.

      Apakah batas khusus itu batas yang unik dan batas umum itu batas yang universal ?

      Bedakan “Batas” dengan “batas”,…
      nah di kalimatmu di atas, yang mana batas yang Anda maksud…

      Apa kamu hobi membuat istilah lain walaupun maksudmu mungkin mirip…?

      mananya yang mirip?

      • lovepassword Juni 8, 2010 / 5:10 am

        oke, ternyata kamu nulis huruf besar dan kecil ada perbedaan maksud. Coba kamu jelaskan maksudmu…

        batas, Batas, dan BATAS bedanya dimana dari ulasanmu itu.

  8. parhobass Juni 8, 2010 / 10:48 am

    @Lovepassword

    oh yah dong jelas berbeda,

    (saya kira itu jg yang membuat mas fanya dan Anda susah menerima topik kejujuran, karena mengganggap sama kejujuran dengan Kejujuran, atau Jujur dengan jujur…

    manusia terbatas benar apa Tidak? benar…
    nah keterbatasan manusia itu menjadi unik karena setiap manusia unik..

    contoh duniawi, supaya mudah dimengerti,
    ada orang yang bisa menghilangkan kebiasaan merokok dengan mudah, tetapi kebiasaan berbohong susah, padahal ada orang lain begitu mudahnya menghilangkan kebiasaan berbohong, tetapi amat sangat susah menghilangkan kebiasaan merokok…

    saya kira itu jelas bukan?
    jadi manusia terbatas karena tidak semua ia mampu lakukan, ada yang amat sangat baik di dalam hal memberi, tetapi di dalam hal berdoa di depan kumpulan amat sangat susah… d.l.l…

    Paulus adalah orang yang sangat dipakai TUHAN, tetapi ketika ada permintaan khusus dari dia ke TUHAN, Tuhan berkata: “Cukuplah kasih karuniaku kepadamu”,… nah itu juga batas yang diberi TUHAN…

    TUHAN berfirman kepada Israel melalui Yosua: “semua orang Kanaan penyembah iblis itu harus dihancurkan”, tetapi ada keterbatasan yang dimiliki umat Israel, batas yang tidak diberikan TUHAN, sehingga mereka tidak mampu menghancurkan Kanaan,.. tetapi karena TUHAN Maha, maka meskipun keterbatasan kita itu tidak sesuai dengan batas yang diberikan oleh TUHAN (saya sebut Batas atau BATAS dengan capslock), TUHAN masih bisa mengendalikan Israel… IA menggunakan orang Kanaan itu untuk melatih ketaatan mereka… salah satunya melalui para Hakim… d.l.l…

    Contoh lain…
    TUHAN memberi batas, kita sebut Batas atau BATAS, bahwa akal manusia itu tidak sanggup menerima semua tentang ALLAH, tentang DIRINYA, maka seberapa keraspun kita menggeser keterbatasan kita, batas kita, untuk memelajari segala sesuatu, tetapi kalau kita tidak bisa menerima keadaan kita, maka kita tidak akan pernah puas diri, kita terus akan menjadi manusia-manusia yang mencari cari TUHAN, mencari-cari wahyu, mencari2 tentang DIRINYA, mencari2 tentang agama, …. usia kita terbatas, umur kita terbatas, akal kita terbatas, dan karena banyak batasan, maka TUHAN begitu dekat untuk dapat di terima, IA Adalah ROH yang begitu dekat….nah karena TUHAN begitu dekat, dan manusia telah membuat batasannya sendiri, maka ia menolak TUHAN Yang dekat itu, sehingga ia membuat batasan baru, dengan kata lain allah lain, agama lain, tuhan lain..

    TUHAN memberi batasan, orang yang percaya sebaiknya di baptis…
    tetapi ada orang yang membuat batasan sendiri, jika dibaptis berarti diselamatkan,…

    Manusia unik, tidak semua bisa sama seperti Yosua, tidak semua kita bisa sama seperti Paulus, tidak semua kita bisa sama seperti Daniel dan lain-lain, tetapi semua kita bisa sama di dalam hal menerima KASIH KARUNIA ALLAH, karena IA KAYA dan MAHA di dalam segala sesuatu…sehingga ada yang begitu hebat mengajar, ada yang begitu hebat imannya, ada yang begitu hebat visinya, ada yang begitu hebat ketaatannya, d.l.l…dimana semuanya dihasilkan oleh Roh Yang sama, karena TUHAN adalah ESA…

    salam

    • Fanya Juni 8, 2010 / 3:50 pm

      @Om Parhobass
      ………….

      (saya kira itu jg yang membuat mas fanya dan Anda susah menerima topik kejujuran, karena mengganggap sama kejujuran dengan Kejujuran, atau Jujur dengan jujur…)
      ……………..

      hihihi…. nama saya koq jadi dibawa-bawa……kangen kah?

      yah.. wajarlah saya jadi sulit memahaminya manakala kaidah bahasa yg digunakan dlm tulisan utk konsumsi publik menggunakan kaidah bahasa individual.

      fanya tahu aturan/makna universal ttg penggunaan huruf besar bagi obyek2 tertentu (nama orang, nama hari, nama korporasi, nama Tuhan dll) yg tidak utk diterapkan pd setiap kata semau kita sebagaimana dinyatakan Om: jujur-Jujur; kejujuran-Kejujuran dsb… jika masih ada lainnya.

      bertolak dari pernyataan Om tsb bahwa penggunaan penggunaan huruf “k” (kecil) dgn “K” (kapital) dlm kata kejujuran dan Kejujuran berbeda (entah dlm makna, nilai or what so ever), fanya jadi ingin tanya, adakah pula perbedaan antara kejahatan dgn Kejahatan; dusta dgn Dusta; alpa dgn Alpa dsb? dan dlm literatur mana/apa Om temui penjelasan ttg ketentuan tsb. terimakasih

      salam

      • parhobass Juni 8, 2010 / 4:52 pm

        @fanya…

        hehehe, terpaksa saya ikutkan karena begitu panjangnya dialog di artikel kejujuran, tau2nya hanya berputar2 di situ, tetapi saya berdoa semoga maknanya bisa Anda terima, dan bekerja di hati Anda…

        dusta dengan Dusta, alpa dengan Alpa? dls? hehehe
        kalau Anda mau buat artikel dan kosa kata begitu tidak apa toh,

        makanya saya tekankan kepada Anda dan Lovepassword supaya membaca artikelnya dulu dengan tepat baru berkomentar,…

        tetapi kalau saya bisa gunakan kosakata di atas bisa saya sebut begini..

        dusta= dusta perbuatan manusia
        Dusta= Iblis, bapanya para pendusta

      • Fanya Juni 9, 2010 / 1:10 am

        @Om Parhobass:

        dusta= dusta perbuatan manusia
        Dusta= Iblis, bapanya para pendusta

        =====> nah yg ingin saya ketahui adalah: darimana Om Par mendapat rumusan/batasan yg menyatakan bhw dusta= dusta perbuatan manusia dan
        Dusta= Iblis, bapanya para pendusta karena bolak-balik. Bolak-balik dicari dlm KBBI… ternyata mboten wonten. Kesimpulan saya, perbedaan rumusan kata dusta dan Dusta tsb adalah unik produk sepihak Om Par sendiri ….
        ya… untuk kata yg secara spesific merujuk pd makna yg ditentukan oleh jalan pikiran Om Par sendiri, fanya kira siapapun akan sulit utk mudheng, kecuali manusia yg tidak unik yaitu cloningan Om Par hihihi….

        salam

      • parhobass Juni 9, 2010 / 1:50 am

        @fanya

        saya bisa paham keberatan saudara,
        tetapi saya meskipun sering menggunakan KBBI sebagai rujukan saya, tetapi saya paham betul bagaimana KBBI di dalam mendefinisikan bahasa Indonesia cenderung basisnya ARAB/sangat berbau ARAB, hehehe saya tidak sedang sinis dengan kerabaiahan itu, tetapi itu dikarenakan bahwa ada nuansa “lebih dekat kemana” bahasa indonesia, jadi kalau ada terminologi yang aneh menurut Anda, alias lain dari KBBI maka Anda harus melegakan diri alias berlapang dada, bahwa memang banyak kata yang tidak dapat dijelaskan dengan bahasa yang biasa didengar…

        ok kembali ke dusta dan Dusta,…
        saya kembali harus menyarankan Anda untuk selalu bersabar di dalam membaca komentar saya, sebelumnya saya sebut:

        makanya saya tekankan kepada Anda dan Lovepassword supaya membaca artikelnya dulu dengan tepat baru berkomentar,…

        tetapi kalau saya bisa gunakan kosakata di atas bisa saya sebut begini..
        dusta= dusta perbuatan manusia
        Dusta= Iblis, bapanya para pendusta

        nah pemahaman Anda kan cenderung ke definisi kata itu, sementara saya sedang menjelaskan personifikasinya.. makanya nngga pernah nyambung… dan memang dari awal saya selalu menjelaskan kepada Anda tentang personifikasi baik di artikel kejujuran maupun di artikel ini, … nah personifikasi itulah yang mendobrak Anda supaya keluar dari KBBI…

        semoga paham dan menerima…
        Personifikasi Bapa Dusta adalah Iblis, itu adalah personifikasi yang ada di Alkitab, nah karena itu juga mungkin, sekali lagi mungkin, KBBI tidak terlalu paralel dengan Alkitab sehingga Anda tidak mempertimbangkannya

        seperti kata saya di beberapa kesempatan, ada kata yang sama dipakai, tetapi belum tentu artinya sama

        Salam

  9. lovepassword Juni 8, 2010 / 11:03 am

    Kayaknya secara garis besar aku rada ngerti maksudmu… Lha cuma aku rada heran… Mengapa kamu tidak sreg dengan istilah ada batas yang unik , ada batas yang universal… Masalah dengan istilah itu dimana menurutmu….

  10. parhobass Juni 8, 2010 / 11:06 am

    @lovepassword

    yang saya tanya kata “batas” yang kamu katakan itu “batas” atau “Batas/BATAS” di dalam argument saya?, itu yang saya ingin tahu sehingga bisa jelas menjawabnya….

    salam

    • lovepassword Juni 8, 2010 / 7:58 pm

      Oh gicu , kalo gitu kupinjam saja caramu berbahasa.

      batas yang unik adalah batas
      batas yang universal adalah Batas…

      Gimana masih ada yang perlu disampaikan ???

  11. Robinson A. Sihotang Juni 9, 2010 / 10:41 am

    @ Parhobas

    Kalau melihat dialog lae di atas …, jujur saya amat kagum dgn pengertian sdr-2 kita muslim akan pengertian pengetahuan mereka ttg hal-hal yg sangat rohani itu. Mereka dapat mengetahui batasan-batasan sisi humaniora dan aspek agama yg menyentuh kemanusiaan itu. Hanya saya sayangkan dari mereka yg berpengetahuan itu sudah cukup puas berhenti pd satu garis yg memisahkan pengertian Keselamatan Yang Sebenarnya dari ALLAh Yang Hidup. Padahal jikalau mereka mau lagi melangkah ke seberang maka mereka bukan lg mendapat pengetahuan dari manusia tetapi pengetahuan yg kekal dan kepastian yg sangat pasti ttg arti KESELAMATAN bagi hidup mereka sendiri.
    Salam Kasih lae …

    • parhobass Juni 9, 2010 / 1:54 pm

      @lae Sihotang

      Jika kita menggunakan nurani memang diskusinya pasti sekitar “kasih Allah”,

      mengenai melangkah dari batasan yang lae maksud, saya kira semua harus kita renungkan lebih dalam akan apa yang dikatakan Kitab Suci, bahwa memang harus ada orang yang terbakar kekal,… TUHAN memang tidak mau demikian makanya TUHAN harus menjadi manusia, tetapi …. tidak semua manusia mau diselamatkan karena menganggap dirinya sehat dan baik2 saja…

      Salam lae

Tinggalkan komentar