Mengapa Allah Menciptakan Alam Semesta


Pertanyaan pertama saya ketika memasuki gerbang ‘kemerosotan’ iman adalah…

Kenapa Allah menciptakan alam semesta ini?
dan kesimpulan saya yang pertama adalah…. “Kesalahan pertama Allah adalah Ia menciptakan alam semesta ini”.

Jika tidak ini, maka tidak itu….
Dan pada ujungnya, tak satupun realita yang dapat saya sentuh. Sebab jika saya tidak mengucapkan “A”, maka bagaimana dengan “B” yang diucapkan yang lain. Imaginasi tidak akan pernah sama sekali menyentuh realita, jika selalu bertanya demikian.

Jika saya tidak ada, lalu apakah yang akan diperbicangkan oleh “para bos” di Qatar, sewaktu saya ditanya: “Bagaimana seh Indonesia?”
Jika saya tidak ada, lalu apakah yang akan mengisi hakadosh.wordpress.com? ada ? atau malah orang lain yang akan mengisinya dengan isi dan makna yang berbeda? atau mungkin tidak ada.
Jika saya tidak ada, apakah TUHAN juga tidak akan ada?

dan……..

penghargaan yang sangat sedikit, sangat merah, terhadap nilai t=0, itulah akar permasalahannya. Saya bermasalah, maka masalah yang dibuahi dengan imaginasi akan melemparkan masalah ke sekitarnya, dan karena kita merasa harus benar, maka sekitar menjadi sumber masalah… dan lebih parah lagi, karena jawaban sudah sedang ada sedari dulu di setiap lekuk badan, di setiap tarikan nafas, di setiap amarah yang membubung tinggi… bahwa pertanyaan “Mengapa” adalah pertanyaan keputusasaan, pertanyaan yang datang dari beban yang berat. Keputusasaan hanya bisa dilegakan dengan jawaban.
Dan dengan hati yang mau menerimalah kelegaan diterima, dan kita mau menerima kalau ada kerendahan hati.

Sebab tak satupun jawaban bisa memuaskan kalau kita selalu berkeras menolaknya. Dan tanpa alasan tertentupun kita sering menolak yang baik, dan dengan rahasia sorgawi pertengkaran-pun sering terjadi.
Mari melihat diri sendiri, bahwa kita-pun tidak mengenal diri sendiri sepenuhnya, bahkan terkadang kita tidak tahu apa yang kita ucapkan, bahkan tidak semua apa yang kita miliki dapat kita mengerti, masakah aku harus mengerti penuh TUHAN?….. kurang ajarnya…

Dan hati yang keras, hati yang kurang ajar, hati yang sombong, hati yang tidak mau menerima didikan adalah hati yang tidak mau memuliakan TUHAN, meremehkan keagungan TUHAN…. inilah pola Iblis yang bekerja di hati para atheis, para penyesat, dan sering digunakan para agamawan menyerang agamawan yang lain…

Yesaya 43:7, IBIS
Sebab mereka semua telah dipanggil dengan nama-Ku, mereka Kuciptakan untuk mengagungkan Aku.”

Alam semesta, saya salah satu di dalamnya, kita semua, diciptakan oleh karena KemulianNYA, dan oleh karena itulah kita harus mengagungkan Kemulian itu. Kita dipanggil dengan NamaNya, karena kita menyembah DIA, kita mengenal DIA sejauh IA memperkenalkan DiriNYA, dan semampu kita menerima, sejauh kita merendahkan diri di hadapanNYA.
Jika satu konstanta saja berontak, maka kacaulah dunia (tentu tidak berubah pada saat tertentu), jika satu manusia melawan, maka dia sendirilah yang merasakan kehilangan ‘kemuliaan’ yang seharusnya ia miliki. Dan karena Kemuliaan itu berasal dari DIA, maka takutlah akan DIA, sebab IA bisa saja menarik itu kembali.

273 respons untuk ‘Mengapa Allah Menciptakan Alam Semesta

  1. fanya Oktober 5, 2011 / 5:37 pm

    @Om Par,

    Esensi dari injil sejatinya adalah bertakwa kepada Allah swt yg dalam gaya bahasa kristiani adalah supaya umat Tuhan tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri melainkan hidup bagi Tuhan (2 Kor 5:15).

    Terkait hal tsb Allah SWT berfirman secara jelas dan gamblang a.l. dalam QS 2: 83-107.

    Salam

    • parhobass Oktober 6, 2011 / 7:56 am

      @fanya

      Salah satu esensi INJIL:
      YESUS KRISTUS memerintah sebagai RAJA (diperdalam dalam Kitab INJIL Matius), karena DIA RAJA maka kita sebagai hambaNYA, dikatakan hamba berarti kita tunduk sepenuhnya kepadaNYA. Karena kita tunduk maka kita disebut pengikut KRISTUS, dalam etimologi Romawi disebut Kristen.

      Jadi sesuai perkataan Anda yang mengatakan mengerti esensi INJIL apakah saudara tunduk kepada RAJA YESUS KRISTUS?

      pertanyaan kedua:

      esensi Taurat apa?

      pertanyaan keempat:
      Allah SWT itu nama apa bukan?
      Jika nama pernahkah “Allah” menyebut namanya sebagai “Allah”?

      salam

      • fanya Oktober 6, 2011 / 12:36 pm

        @Om Parhobass,

        :
        Selaras dgn esensi INJIL, fanya hanya tunduk kepada ALLAH SWT.
        :
        esensi Taurat apa?
        :
        Esensi Taurat adalah memuliakan Allah swt dengan bertauhid dan takwa kepada-NYA, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma:36).
        :
        Allah SWT itu nama apa bukan?
        :
        Ya, Allah adalah nama-Nya.
        :
        Jika nama pernahkah “Allah” menyebut namanya sebagai “Allah”?
        :
        Tentu saja…. fanya kasih 3 azza ya…
        :
        1. Kalimat tauhid a.l. dalam Syahadat :
        “Laa ilaha illaallah” artinya : tiada ilah (tuhan) selain ALLAH.
        :
        2. Firman Allah dalam surah Taha: “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada tuhan melainkan Aku. Maka sembahlah Aku, dan dirikanlah solat untuk mengingati Aku. (QS 20:14)
        :
        3. Firman Allah dalam surah a-Hasyr:
        “Dialah Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Menguasai (sekalian alam), Yang Maha Suci. Yang Maha Sejahtera (dari segala kekurangan), Yang Maha melimpahkan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa (menundukkan segala-galanya); Yang Maha Agung. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan”. (surah al-Hasyr 59:23)

        “Dialah Allah, Yang Menciptakan sekalian makhluk, Yang Mengadakan (dari tiada kepada ada), Yang membentuk rupa (makhluk-makhlukNya menurut yang dikehendakiNya). BagiNyalah nama-nama yang paling baik dan paling mulia. Bertasbih kepadaNya segala yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana”. (surah al-Hasyr 59:24).
        :
        :
        Demikian, salam.

      • parhobass Oktober 6, 2011 / 1:59 pm

        @fanya

        dari esensi INJIL:
        saudara telah menyimpang, saudara mengambil Kitab Perjanjian Baru untuk menjelaskannya, yang mana karena saudara tidak mengetahuinya dari “Allah” saudara.

        dari esensi Taurat:
        saudara telah menyimpang karena kembali mengambil ALKITAB untuk menjelaskannya,jelas tidak bisa karena “Allah” saudara tidak menjelaskannya, dan kutipan ALKITAB saudarapun ngawur.

        nama ALLAH;
        Saudara telah menyimpang, karena justru sesuatu yang penting ini saudara tidak mengambil ALKITAB sebagai rujukan.
        Jika nama “Allah” Anda adalah Allah, maka tentu jika beliau adalah ALLAH maka tentu Allah akan memperkenalkan NamaNYA antara lain YAHWEH…

        jadi “Allah” saudara yang mengklaim sebagai Allahnya semua manusia adalah kosong, hanya sebatas keyakinan…

        jadi Anda masih buta…

        pertanyaan nakal saya masih berlaku;
        jika “Allah” saudara sedemikian merusak INJIL lalu apanya yang disempurnakan?

        salam

      • fanya Oktober 6, 2011 / 3:35 pm

        @Om Parhobass

        Hmhm… kalo Om jeli, apa yg fanya kemukakan diatas, (“Esensi dari injil sejatinya adalah bertakwa kepada Allah swt“…. dan ….”Esensi Taurat adalah memuliakan Allah swt dengan bertauhid dan takwa kepada-NYA…”) adalah dari Qur’an yg fanya sertakan rujukannya dlm AQ. Kutipan yg fanya sertakan hanyalah sekedar konfirmasi bhw esensi yg fanya tangkap dari Qur’an tsb, relevan dgn yg tersurat dlm kutipan tsb………….
        :
        Kalau esensi INJIL dan TAURAT yg fanya paparkan diatas menurut Om menyimpang….. , hmmm …bisa saja fanya telah keliru, atau bisa jadi pola “tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri melainkan hidup bagi Tuhan” (lillahi ta’ala) tak lagi menjadi esensi INJIL bagi para pemeluknya…..
        :
        :
        salam

      • parhobass Oktober 6, 2011 / 4:24 pm

        @fanya

        Esensi INJIL
        –> KRISTUS memerintah sebagai RAJA (baca Injil Matius)
        Karena DIA adalah RAJA, maka kita harus tunduk kepadaNYA..

        AQ mengatakan (seperti kata saudara) esensi INJIL adalah supaya bertaqwa kepada Allah SWT,

        pertanyaan, apakah ALLAH SWT= YESUS KRISTUS
        TIDAK.

        artinya INJIL telah Anda rusak, telah dirusak oleh “Allah” saudara..

        Esensi Taurat
        –> Kasihilah ALLAH dan kasihilah sesamamu
        Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi-Nabi, Kitab Suci hukum utamanya adalah hukum kasih itu, sekaligus itulah esensi utama Taurat.

        Apakah rukun atau pondasi hukum Islam? yaitu AQ, apakah di AQ pernah diucapkan HUKUM KASIH itu?
        Taksatupun hukum Islam mengatakan Hukum KASIH itu

        jadi jawabnya:
        TIDAK, saudara tidak mengetahui esensi Taurat, “Allah” Anda bahkan tidak mengucapkannya di AQ, atau dimanapun literatur Islam.

        Jika AQ menyebutkan nama “Allah”, maka tentunya harus juga menggunakan kata “YAHWEH” atau “ALLAH ABRAHAM, ALLAH ISHAK dan ALLAH YAKUB”
        apakah demikian?

        TIDAK, padahal itulah esensi Nama TUHAN,…

        Kesimpulan:

        ALLAH (YHWH) tidak sama dengan “Allah SWT”.
        meski sama-sama mengklaim MAHA KUASA

        Dan klaim saudara yang mengatakan mengetahui esensi INJIL/Taurat hanya keyakinan, kosong..

        Saudara tidak perlu merujuk ALKITAB untuk membuktikan adanya kemiripan atau kesamaan dibeberapa hal…

        salam

  2. fanya Oktober 6, 2011 / 5:24 pm

    @Om Parhobass,

    pertanyaan, apakah ALLAH SWT= YESUS KRISTUS
    TIDAK.

    :
    :
    Tepat sekali ALLAH SWT BUKAN YESUS KRISTUS! (akhirnya, setidaknya ada juga persamaan pendapat di antara kita qiqiqi….).
    ;
    Benar sekali kalau Om Par menyatakan bhw esensi yg terkandung dlm 2 kor 5:15 yakni agar umat Tuhan tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri melainkan hidup bagi Tuhan sudah tidak lagi menjadi esensi INJIL….
    :
    Terbukti sekarang makin banyak umat yg ngaku ber-Tuhan, mengaku hidup dalam Kasih, tapi hidup mereka sesungguhnya adalah demi dirinya sendiri, demi jabatannya, demi uang, demi kekuasaannya dll…. karena mereka tidak lagi hidup bagi Tuhan-nya, tidak tampak lagi cerminan kasihnya…….. .
    :
    Demikian pula tak heran jika esensi Taurat yg awalnya konon untuk menyelamatkan manusia dari belenggu paganisme yg memuliakan sosok-sosok selain Allah melalui perintah untuk Memuliakan ALLAH, Bertauhid (hanya menyembah Tuhan YME) dan Takwa (patuh, tunduk dan berserah diri pada Tuhan YMK), …. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” ………; kembali menjadi sosok-sosok yg tidak bertauhid (tidak meng-Esa-kan Tuhan) dan menempatkan figur-figur lain selain ALLAH sebagai sembahannya………. well, setiap orang punya hak menentukan jalan hidupnya sendiri bukan….?
    :
    Salam

    • parhobass Oktober 7, 2011 / 9:54 am

      @fanya
      pertanyaan, apakah ALLAH SWT= YESUS KRISTUS
      TIDAK.
      :
      :

      Tepat sekali ALLAH SWT BUKAN YESUS KRISTUS! (akhirnya, setidaknya ada juga persamaan pendapat di antara kita qiqiqi….).

      ;
      karena YESUS tidak sama dengan allah saudara itulah maka saudara tidak mengerti esensi INJIL, artinya allah saudara telah merusak INJIL. Dan dengan mengatakan saudara mengerti esensi INJIL menjadikan saudara tetap buta sama sekali.

      Benar sekali kalau Om Par menyatakan bhw esensi yg terkandung dlm 2 kor 5:15 yakni agar umat Tuhan tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri melainkan hidup bagi Tuhan sudah tidak lagi menjadi esensi INJIL….

      Saudara terlalu pintar bersilat lidah..
      Esensi INJIL dapat ditelusuri dari ALKITAB,…
      ALKITAB berisi Kitab-Kitab, Kitab berisi pasal dan ayat.
      Saudara mengambil Kitab dan Pasal dan Ayat yang salah untuk menjelaskan esensi INJIL…
      itu tepatnya ucapan saya sebelumnya.
      sekarang coba jawab dengan tegas
      dimana dileteratur ISLAM yang mengatakan bahwa esensi INJIL disebutkan KRISTUS memerintah sebagai RAJA, dan dimana literatus ISLAM yang mengtakan hukum utama adalah HUKUM KASIH?

      TIDAK ADA.
      Karena tidak ada maka uraian saudara di atas tidak sesuai dengan pertanyaan saya.
      Jadi bukan ayat kutipan saudara yang tidak sesuai dengan keimanan Kristen.

      Terbukti sekarang makin banyak umat yg ngaku ber-Tuhan, mengaku hidup dalam Kasih, tapi hidup mereka sesungguhnya adalah demi dirinya sendiri, demi jabatannya, demi uang, demi kekuasaannya dll…. karena mereka tidak lagi hidup bagi Tuhan-nya, tidak tampak lagi cerminan kasihnya…….. .
      :
      Demikian pula tak heran jika esensi Taurat yg awalnya konon untuk menyelamatkan manusia dari belenggu paganisme yg memuliakan sosok-sosok selain Allah melalui perintah untuk Memuliakan ALLAH, Bertauhid (hanya menyembah Tuhan YME) dan Takwa (patuh, tunduk dan berserah diri pada Tuhan YMK), …. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” ………; kembali menjadi sosok-sosok yg tidak bertauhid (tidak meng-Esa-kan Tuhan) dan menempatkan figur-figur lain selain ALLAH sebagai sembahannya………. well, setiap orang punya hak menentukan jalan hidupnya sendiri bukan….?

      jika saudara menyebut itu sebagai teguran itu baik dan bagus, tetapi kalau saudara menyandarkan esensi INJIL atas pelanggaran orang yang disebut Kristen itu sama saja menyatakan ISLAM adalah teroris karena banyak umat ISLAM yang disebut teroris… itu salah kaprah.

      Kalau saudara mau mengerti esensi INJIL, Esensi Taurat maka baca dan imanji ALKITAB. bukan percaya kepada orang yang melanggar INJIL dan TAURAT.

      Bagaimana saya percaya kepada allah saudara, beliau telah melanggar hukum utama INJIL dan hukum utama Taurat. Tidak ada hukum kasih.

      pertanyaan ketiga(sengaja saya hilanglah di awal)
      Apa seh gunanya bagi saudara TUHAN ITU MAHA ESA?

      salam

      • fanya Oktober 7, 2011 / 1:31 pm

        @Om Parhobass,

        fanya sangat maklum dan justru gembira Om menilai fanya keliru….
        :
        Kembali ke “Gajah” aja deh biar lebih gampang dicerna……..
        Esensi gajah yg fanya “tangkap”, secara logis PASTI BEDA dengan yg esensi yang si A, B dan C tangkap, pahami dan yakini. Mengapa?

        Kelompok A, yakni pengikut si A, orang BUTA yg pernah memegang [kuping] Gajah bersikukuh dan berkata:…. “kalian boleh merasa tahu banyak ttg gajah, tapi kalo kalian katakan gajah TIDAK PIPIH…..kalian pasti SALAH!..pliiiiss deh… jangan omong tentang gajah ya….! Kalo mau tau esensi gajah, dalami dulu catatan2 dan deskripsi A…..!
        :
        Kelompok B dan C yang masing-masing memegang catatan si B dan C, orang BUTA yang pernah memegang [perut] dan [buntut] Gajah, juga sama-sama bersikukuh bhw untuk mengetahui esensi Gajah MUTLAK HARUS BERSANDAR HANYA pada catatan dan deskripsi MILIK MEREKA.
        :
        Pertanyaannya (maaf, meminjam gaya Om hihihi…..), mungkinkah diperoleh ESENSI (ulangi ESENSI) Gajah secara tepat dan benar jika hanya disandarkan pada catatan si A, B dan C saja??? mustahil bukan?.
        :
        Sangat LOGIS dan mudah dipahami jika kelompok A, B dan C malah kompak menolak dan apriori terhadap informasi si D yg TIDAK BUTA dan TELAH MELIHAT Gajah secara utuh karena sama halnya spektrum warna, banyak aspek-aspek yg LUPUT dan mustahil di tangkap dan dicerna baik lewat NALAR maupun INDERA si A, B dan C tsb.
        :
        Salam

      • parhobass Oktober 7, 2011 / 1:44 pm

        @fanya

        lihat aliran perbandingan berikut secara menyeluruh:

        si A mempunyai 4 harta karun
        si B hanya mendengar tentang harta karun itu
        logisan mana
        si A lebih paham menjelaskan harta karun itu
        atau si B yang hanya mendengarnya?

        ALKITAB memiliki 4 Kitab Injil
        Apakah logis AQ lebih paham mengatakan esensi INJIL sementara di AQ tidak ada satupun Kitab INJIL?

        Pendeta mengkotbahkan INJIL
        Ustad (atau sejenisnya) mengkotbahkan INJIL

        logisan mana mempercayai si Pendeta atau si Ustad ketika membicarakan INJIL?

        Pendeta mengimani dan meneliti INJIL
        Ustad mengimani dan meneliti AQ

        logisan mana Pendeta atau Ustad yang dapat mengerti esensi INJIL?

        Lebih logis YAHUDI menjelaskan Taurat atau si Islam?

        Lebih logis fanya mengetahui esensi INJIL dan TAURAT sementara INJIL dan TAURAT tidak satupun yang fanya imani dan teliti dan lihat dalam AQ?

        Lebih logis mempecayai ALKITAB apa AQ ketika berbicara HUKUM KASIH sebab di ALKITAB mengatakan HUKUM itu lugas dan tegas, sementara di AQ tidak ada satupun hukum itu tertulis dan terucap…

        salam

      • fanya Oktober 7, 2011 / 3:29 pm

        @Om Parhobass,

        Meski analogi Om Par sangat logis, maaf fanya harus katakan bahwa analogi tsb tidak relevan dan telah menyimpang dari isi pembicaraan kita….
        :
        Katakanlah analoginya si A dan B dgn 4 harta karun….. . Yg kita bahas selama ini BUKAN tentang konten 4 harta karun yg ADA pada si A, melainkan tentang harta karun yg DIA BERIKAN dan SEHARUSNYA ADA pada si A. Beda bukan?
        :
        Salam

      • parhobass Oktober 7, 2011 / 3:49 pm

        @fanya

        makanya dilihat secara keseluruhan…

        Jika si pendengar tidak pernah mendengar tentang harta karun maka tidak akan pernah ada permbicaraan harta karun..

        jika allah Anda tidak pernah mendengar kata INJIL maka AQ tidak akan mengatakan kata-kata INJIL…

        justru karena KITAB INJIL telah ada maka ada berita-berita tentang INJIL…

        dan berlakukanlah hukum2 logis di atas yang saya buat..

        KECUALI tidak ada lagi yang beriman kepada 4 KITAB INJIL maka perbedaan yang saudara sebut bisa berlaku..
        nyatanya KITAB INJIL TAK SATUPUN ada di AQ maupun diliteratur Islam manapun..kecuali hanya berita2/dengar mendengar dari tetangga yang di dapat dari ALKITAB

        SO?

        pertanyaan ketiga(sengaja saya hilanglah di awal)
        Apa seh gunanya bagi saudara TUHAN ITU MAHA ESA?

        salam

  3. penuai Oktober 7, 2011 / 6:55 pm

    Makin hangat nih diskusinya om. Saya nompang mejeng aja dulu ya, dah lama gak maen di dunia maya, banyak kesibukan om :).

    • parhobass Oktober 10, 2011 / 8:25 am

      salam juga…

      terimakasih sudah mampir
      seeplah semoga kesibukan membawa berkat…

      shalom

  4. fanya Oktober 9, 2011 / 3:43 pm

    @Om Parhobass,

    Om bilang:
    @fanya
    lihat aliran perbandingan berikut secara menyeluruh:
    si A mempunyai 4 harta karun
    si B hanya mendengar tentang harta karun itu
    logisan mana
    si A lebih paham menjelaskan harta karun itu
    atau si B yang hanya mendengarnya?

    :
    :
    fanya bilang:
    Untuk analogi yg Om kemukakan diatas memang sangat logis, tetapi jelas tidak relevan dan out of context jika dikaitkan dgn pembahasan kita ttg “Gajah”.
    :
    Biar lebih jelas dan gak lari-lari lagi, “Gajah” fanya ganti dengan “Mobil” deh……..
    :
    :
    Begini:
    Si A Buta, telah memperbaiki dan memahami secara detil [MESIN] MOBIL.
    Si B Buta, telah membuat dan menelusuri [BODY] MOBIL.
    si C Buta, telah merasakan dan menikmati [INTERIOR] MOBIL.
    Si D TIDAK BUTA, telah memiliki, merasakan dan menggunakan MOBIL.
    :
    :
    Si A (buta) yakin bahwa ESENSI MOBIL (dhi “Mesin”) adalah “Pengerak”.
    Si B (buta) yakin bahwa ESENSI MOBIL (dhi “Body”) adalah “Bufet besar”.
    Si C (butaI yakin bahwa ESENSI MOBIL (dhi “Interior”) adalah “Rumah mungil”.
    si D (tidak buta) dengan mantap mengatakan bahwa ESENSI MOBIL adalah ALAT TRANSPORTASI!! (haaah……. koq beda bangeeeeddd….???)
    :
    ESENSI yg dirumuskan A,B, c dan D jelas beda dan mmg HARUS BEDA bukan?
    :
    Karena perbedaan kesimpulan ttg ESENSI tsb, wajar sekali jika si A, B dan C menolak RUMUSAN ESENSI MOBIL yg disampaikan D selama mereka bersikukuh bhw ESENSI MOBIL HANYA VALID JIKA BERPATOKAN pada DATA-DATA DAN FAKTA-FAKTA YANG ADA DAN DIMILIKI MEREKA masing-masing.
    :
    Bagi si A, Benar dan logis bahwa ESENSI Mesin (motor) adalah PENGGERAK.
    Bagi si B Benar dan logis bhw Body Mobil menyerupai “Buffet besar”.
    Bagi si C Benar dan logis bhw Interior Mobil hakekatnya “Rumah mungil”.
    Pertanyaannya, betulkah itu ESENSI MOBIL??
    :
    Tolong Om jawab secara jujur dan logis, SALAHKAH ESENSI MOBIL yg dikemukakakan D yang sama sekali TIDAK MENYINGGUNG SOAL MESIN, BUFFET dan RUMAH sebagaimana DIYAKINI dan BENAR bagi A, B dan C tsb?.
    :
    :
    fanya bersyukur kpd Allah SWT yg tlh memberikan kisah/Tamsil “3 Buta dan Gajah” kepada fanya karena dgn tamsil tsb, selain mudah menemukan penyebab “Keras Kepala”-nya manusia, juga bhw mudah memahami bhw utk menemukan suatu kebenaran ada kalanya kita harus “KELUAR” dari kungkungan logika sempit sektoral ke logika komprehensif yg multi dimensional. Itulah KAFFAH.
    :
    Salam

    • parhobass Oktober 10, 2011 / 8:32 am

      @fanya

      Karena saudara mengaku mengerti esensi, mengaku tidak buta, maka saya tanya apa esensi INJIL, apa esensi TAURAT…

      Jika saudara mengaku mengetahui esensi Mobil/Gajah, itu betul karena saudara bisa dengan mudah melihatnya, Saudara bisa berinteraksi dengan mudah dengan Gajah/Mobil, karena Gajah/Mobil masih ada dan akan ada disekitar saudara…

      Nah INJIL dan TAURAT tak satupun berinteraksi di dalam apapun literatur ISLAM, jadi masihkah saudara mengaku tidak buta?
      Justru saudara yang mengaku mengerti esensi INJIL dan TAURAT yang sementara INJIL dan TAURAT tidak ada pada Anda maka Anda itu tetap buta sama sekali dan tidak mengerti esensi INJIL dan TAURAT..

      Jika seorang bertanya kepada saudara, lalu mana Gajah/Modil yang saudara katakan esensinya itu seperti ini dan itu? saudara tidak dapat menunjukkannya karena itu tadi, tak satupun KITAB INJIL Anda punya, tak satu hukumpun yang mencatat HUKUM KASIH di semua literatur Islam…
      yang mana akan mudah saya tunjukkan pada ALKITAB…

      SO?

      salam

      ilustrasi
      diantara dua ilustrasi berikut siapa yang lebih mungkin dapat dipercaya menceritakan esensi Gajah?


      seseorang yang tidak pernah melihat gajah, tetapi menceritakan gajah hanya dari imaginasi, atau cerita2 orang…


      sumber gambar: kompas.com
      seseorang yang bahkan duduk2 di atas gajah, bahkan disebut pawang gajah…

  5. fanya Oktober 10, 2011 / 1:39 pm

    @Om Parhobass

    Tepat sekali, two thumbs up!
    Orang yang Om sebut terakhir adalah kelompok D yakni orang yang TIDAK BUTA ………… hihihi.

    Pastilah pawang yg tidak buta itu lebih tahu dibanding orang yang buta maupun orang “tidak buta” yg hanya berpegang pada catatan versi I, II, III, IV ……dan versi-versi revisi selanjutnya, karena keberadaan lebih dari 1 (satu) versi tentang 1 (SATU) kejadian menjadi bukti adanya ambiguitas antar para penutur/penulisnya………….. Hal itu tak ubahnya kekonyolan dalam mengungkap “GAJAH” Century, Cicak-Buaya, Hambalang, Wisma Atlit dll….. yg meski PELAKU dan “SAKSI-HIDUP” masih LENGKAP, terbukti tetap “kabur” karena SI PELAKU dan SAKSI HIDUP membuat VERSI sendiri-sendiri tentang “GAJAH” tsb ……. qiqiqi….
    :
    Salam

    • parhobass Oktober 10, 2011 / 1:50 pm

      @fanya

      saudara mengaku tidak buta, dan mengaku pawang gajah,
      saya tanya mana INJIL dan TAURAT yang saudara tahu esensinya?, jika saudara tanya ke saya, akan mudah saya jawab dan kasih tahu..

      salam

      • fanya Oktober 10, 2011 / 3:46 pm

        @Om Parhobass,

        fanya SUDAH sampaikan ESENSI INJIL dan TAURAT menurut al Qur’an dlm komen2 fanya sebelumnya yg Om bilang salah, menyimpang dsb….
        :
        Terhadap penolakan Om Par tsb, sekali lagi fanya SANGAT MAKLUM dan bersyukur, karena berdasarkan analogi dan pemikiran yg sangat LOGIS dalam posting2 sebelumnya, ESENSI yg disampaikan D, PASTI BERBEDA dan memang HARUS BEDA, dan pasti tidak bisa diterima oleh A,B dan C sepanjang mereka terus bersikukuh dengan kebenaran dan keyakinan mengenai SATU HAL lewat sumber2 dan versi2 yg berbeda-beda dan tak kunjung terintegrasi menjadi satu dlm kesepakatan yg universal…………
        :
        salam

      • parhobass Oktober 11, 2011 / 8:37 am

        @fanya

        esensi Injil dan esensi Taurat menurut Al Quran..
        kata2 ini yang selalu saya tanyakan kepada saudara,..
        karena saudara berlandaskan AQ maka saudara berani berkata tidak buta..

        nah karena saudara mengaku tidak buta, saya tanyakan dimana di AQ dituliskan, atau jangankan AQ, bahkan seluruh literatur Islam yang menulis tentang INJIL dan yang menulis tentang “HUKUM yang terutama ialah kasihilah TUHAN ALLAHmu dengan segenap hatimu dan seterusnya, dan hukum yang kedua yang sama dengan itu yaitu Kasihilah sesamamu”…

        kalau itu tidak ada berarti saudara yang mengaku tidak buta malah tetap sebagai orang yang buta…

        dan karena landasan saudara adalah AQ, makanya dari awal diskusi kita diawali dengan bahasan itu, dan saya ajukan alur turunnya AQ yang saya tanyakan pendapat saudara yaitu:

        1. “Allah” memberi ke Jibril, atau “Allah” (apakah pernah langsung???)
        2. Jibril kepada Muhammad
        3. Muhammad kepada penghapal atau penulis

        4. Penghapal kepada penghapal baru (jumlah dan dialek banyak)
        5. Tertulis dikumpulkan untuk menulis kembali
        6. Yang ditulis sekarang diselaraskan kepada dialek Kurais

        yang saya maksud adalah apakah alur yang saya sebut di atas logis, runut dan sesuau dengan kenyataan?

        setelah itu bandingkan 3 manuscrip tertua AQ, shamarqand, totkapi dan San’aa…
        kalau Anda memelajarinya anda justru akan kaget…

        salam

      • Samaranji Oktober 13, 2011 / 6:47 am

        @ Mbak Fanya
        Salam kenal, mbak….
        mbak Fanya sodaraan ama mbak Fitri, ya ? Kalo ya, sampein salam juga buat mbak Fitri juga. Makasie….

        @ Om Parhobas
        Manuskrip Sana’a Yaman ?. Isu yang sama melanda ummat Nashrani waktu doeloe sehingga ummat Kristen sekarang lebih memilih manuskrip dari Yunani ketimbang dari Ibrani. http://filarbiru.wordpress.com/2011/02/21/mana-mukjizat-paulus/#comment-2076

      • parhobass Oktober 13, 2011 / 8:23 am

        @Samaranji

        @

        Manuskrip Sana’a Yaman ?. Isu yang sama melanda ummat Nashrani waktu doeloe sehingga ummat Kristen sekarang lebih memilih manuskrip dari Yunani ketimbang dari Ibrani. http://filarbiru.wordpress.com/2011/02/21/mana-mukjizat-paulus/#comment-2076

        saudara lebih baik memdalami pemelajaran tentang Sanaa, sebelum Mr Puin menulis artikel hasil penelitiaannya yang bisa mengguncang pandangan konservatif saudara terhadap AQ..

        Saya tidak mengerti seberapa dalam saudara mengerti tentang manuscript Yunani atau Ibrani…tetapi dari pembicaraan saudara seperti saudara tidak mengerti hal berikut: Perjanjian Baru memang berbahasa Yunani dan Perjanjian Lama memang berbahasa Ibrani (dan beberapa Aramaic), disamping berbahasa Ibrani, kita juga dapat diperkaya oleh LXX.

        ALKITAB tidak turun dari langit, tetapi karena AQ diklaim turun dari langit, maka penemuan2 manuscript sangat mengerikan bagi pandangan konservatif tersebut

        salam

  6. ilham othmany Oktober 14, 2011 / 9:19 pm

    @ parhobass
    Kan udah dibahas.Al Quran itu berasal dari hafalan lisan baru teks mengikutii.Jadi sebarang teks mesti diukur berdasarkan kepada hafalan lisan.Bukan hafalan lisan diukur berdasarkan teks.Tentang Al Quran Yaman itu jelas-jelas bertentangan dengan hafalan lisan yang sudah mutawattir di dalam dunia Islam dulu dan sekarang.Jadi bagaimana ada Al Quran Yaman?Menurut saya ia berkemungkinan sekali..
    1)Ianya adalah Al Quran yang tercampur dengan tafsiran yang ditulis oleh orang pada zaman tersebut sehingga disalahsangkakan oleh Puin bahawa ianya adalah Al Quran seutuhnya.
    2)Ianya mungkin karangan nabi-nabi palsu yang muncul pada zaman tersebut.Maklum pada zaman nabi Muhammad dan kekhalifahan Sayidina Abu Bakar telah muncul nabi -nabi palsu yang berasal dari Yaman.Contohnya seperti Musailamah Al Kazzab yang dibunuh pada zaman Sayidina Abu Bakar.Dia menklaim dirinya nabi dan mengarang ayat-ayat bagi menandingi Al Quran.

    Anda mesti mempertimbangkan fakta bahawa 124000 sahabat nabi telah menghafal Al Quran semasa kewafatan nabi.Jadi mustahil Al Quran yang telah dihafal oleh sebegitu ramai manusia bisa diselewengkan.Beda bible.Sejak dari Taurat diturunkan pada zaman Musa sehingga dizaman turunnya injil tidak seorang manusia pun yang menhpal kedua-duanya taurat dan injil tersebut.

    • ilham othmany Oktober 14, 2011 / 9:23 pm

      So..Kitab Taurat dan injil adalah terlebih berhak utk diragukan.Terlebih-lebih telah banyak naskhah-naskhah injil yang tua ditemui yang menyelisihi injil dan taurat yang beredar di kalangan nasrani dan Yahudi sekarang.Semisal penemuan di nagad hamady dan gulungan laut mati.Malah sebelum adanya kanonasi injil telah beredar lebih 50 injil yang berbeda.

      • parhobass Oktober 17, 2011 / 9:19 am

        @ilham

        semua KITAB layak dicurigai dan dipelajari.., yang tidak layak adalah kita tidak berani mengambil kesimpulan…sebab kita harus menguji segala sesuatu:

        1Yohanes_4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

        ALKITAB bersejarah, dan penuh sejarah, dan karena itulah ada istilah CRITIC TEXT, yang mana dapat kita gunakan sebagai alat penguji.

        Dan dari CRITIC TEXT kita bisa ketahui bahwa memang telah banyak yang mengaku bagian dari ALKITAB, dan yang mengaku itu adalah palsu.
        Jadi secara pengetahuan kita bisa tahu mana yang palsu dan benar.

        Sementara dari ALKITAB itu sendiri juga dapat menjawab, bahwa memang awalnya telah banyak pengajar2 palsu, sesat, anak-anak Iblis berusaha memutarbalikkan INJIL/ALKITAB.. dan untuk itulah RASUL menulis dan mengajar, supaya murid-murid dapat membedakan mana yang salah dan mana yang berasal dari ROH KUDUS..
        Contoh:

        Kisah Para Rasul _20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.

        juga

        2Korintus_11:13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.

        juga

        2Petrus_2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

        juga

        Penemual di Nag Hammady dan Laut Mati membuktikan bahwa memang ALKITAB itu bersejarah, dan setiap UMAT ALLAH mengakuinya…

        pertanyaan terbesar adalah KLAIM AQ yang tidak bersejarah, meski nyatanya ada sejarah yang tidak bisa dipungkiri..

        salam

    • parhobass Oktober 17, 2011 / 9:07 am

      @ilham

      Pertama:
      Maka dari awal saya tanya lebih kuat mana lisan/hafalan dibanding tertulis..
      Merunut dari perndapat saudara maka hafalan/lisan lebih kuat dari tertulis..
      Konon lisan/hafalan ada 7 bentuk, yang tertulis dari hafalan itu hanya ada 2 buah yang umum,.. menurut saudara 5 yang sudah tidak lajim itu telah tidak dijamin atau luput dari pemeliharaan “Allah”?

      Kedua:
      a. Jika manuscript Sanaa adalah berupa “kitab” tidak benar atau palsu, maka pertanyaan adalah klaim tidak ada tangingan AQ menjadi mentah, buktinya Kitab Sanaa bisa menandingi?
      b. Jika Sanaa tetap survive dan saudara bilang itu palsu, maka timbul pertanyaan apakah ada bukti pemeliharaan, sebab ternyata ada sanaa yang palsu yang masih bertahan sampai sekarang?

      Ketiga:
      ALKITAB berbeda dengan AQ, tidak ada klaim ALKITAB turun dari langit.
      Justru karena AQ mengaku tidak bersejarah dan langsug dari langit maka setiap perbedaan satu huruf saja itu bisa menjadi sebuah kesalahan besar.
      Dan jika demikian maka penambahan DIACRITIC dan PEMVOKALAN bisa disebut mengubah, dan itu berarti ada sejarah…

      Keempat:
      AQ yang dihafal awalnya sudah banyak, sehingga untuk standarisasi diperlukan yang tertulis dengan penambahan diacritic dan vokal.
      Semisal kata LORO (dalam bhsa JAWA) jika berbeda pemvokalan dan diaktik artinya bisa DUA atau SAKIT…

      jadi kalau saudara mengatakan hafalan adalah sumber, maka jenis diacritic dan jenis pelafalan yang mana?

      salam

  7. Maren Kitatau Oktober 16, 2011 / 1:04 pm

    Kutip illham:
    “Kan udah dibahas.
    Al Quran itu berasal dari hafalan lisan baru teks mengikuti.

    Konon Quran turun dari Allah SWT via Jibril,
    Tapi aku sedang meragukan sobat Kang Hari di sini:

    Tinjauan Filsafat terhadap tiga agama Samawi


    Kali-kali ada sobat atau mungkin Kang Ilham bisa bantu di sana! Pls!

    Salah satu kubawa sini:
    … Pengertianku bahwa Muhammad yg dipanggil langsung menghadap Allah SWT
    Utk mendapatkan perintah khusus, yaitu solat, bukan wahyu lainnya. Why?
    Apa karena solat hrs ada animasi dari Nya? Who knows!

    Heranku pd soal “berhadapan” utk menyampaikan wahyu atau perintah-Nya,
    Knapa wahyu hrs via Jibril jika Allah bisa langsung menghadapkan Muhammad?
    Ujung pertanyaanku pd kemahakuasaan Allah SWT dlm berhadapan dgn manusia itu.

    Manusia Bumi bisa langsung berhadapan dgn Allah SWT di Sidratul Muntaha.
    Justru Allah SWT yg tak bisa berhadapan langsung dgn manusia di Bumi ini,
    Kesanku begini, Allah SWT tak bisa menjadi Jesus, Tuhan yg turun ke Bumi.

    Atau Kang Hari rela juga, bahwa kliatannya ada “trinitas bayangan” di situ, sbb:
    Jika wahyu yg dari Allah dijamin = yg dari Jibril dan dijamin = yg dari Muhammad,
    Maka Quran dari Muhammad dijamin = yg dari Allah dan dijamin = yg dari Jibril.

    Lalu itu tadi,
    Jaminan mereka tampak seperti tertiga jadinya,
    Ada tiga jaminan yg bertampak satu atau satu yg bertampak tiga,
    Jika satu jaminan dari tiga itu meragu maka ragukanlah semuanya, dsb.

    Tapi keknya tertiga itu batal,
    Jika yg dari Muhammad dijaminkan lagi kpd lainnya sebelum menjadi Quran,
    Kecuali rentetan jaminan itu juga = jaminan Allah dan = jaminan Jibril juga,
    Artinya, Muhammad berkuasa menjamni rentetannya yg berderet-deret!

    Gimana Kang, apa ada resiko menjadi tertiga spt itu, atau malah “terempat”.
    Atau, apa ada yg kleru atau tabrakan dgn nurani pernyataanmu sebelumnya?
    Pls quote! I am waiting, tank!

    illham::
    Anda mesti mempertimbangkan fakta bahawa 124000 sahabat nabi
    telah menghafal Al Quran semasa kewafatan nabi.

    Ya! Artinya:
    124.000 org hafal itu mirip dgn gagasan Multi Lever sekarang.
    Dan kuasa Muhammad kpd rentetan multi level yg berderet-paralel itu
    Tentu hsr dijamin sama/melebihi kuasa Allah SWT kpd Jibril soal Quran,
    Jika tidak, maka 124.000 org hafal tak berkuasa menjamin Quran, gitu loh!

    Pls apa aku kleru mengerti soal “kuasa” dan “menjamin”
    Atau, apa Allah SWT bermaksud menyempurnakan Allah Israel?
    Alkitab mengatakan anak Jakob 12, Al Quran 2.

    Sobat Kang Hari itu juga mengatakan bahwa
    Allah Israel tak sama dgn Allah SWT!
    Aku setuju!

    Tapi mungkin Fanya benar:
    “- Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, Dia adalah Allah Israel juga!
    – “Persamaan dan Perbedaan” sesungguhnya hanya ada dalam persepsi manusia saja.”, tapi itu menjadi salah jika kebenaran itu mati pd text, tidak hidup di seputarnya.

    Salam Damai!

    • ilham othmany Oktober 16, 2011 / 6:25 pm

      @ Maren
      Anda akan masuk neraka yang sangat panas jika mati tidak sempat bertobat.Ucapkanlah Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah.Jika tidak, neraka menunggu!

      • Robin A. Sihotang Oktober 16, 2011 / 9:08 pm

        @ Ilham othmany
        Anda akan masuk neraka yang sangat panas jika mati tidak sempat bertobat.
        .
        .
        .

        Jikalau belum memenuhi standart dlm berdebat bhs Teologia dan bingung mau jawab apa .., eh langsung main hukum masuk neraka ?? Eh amang sitakal baut on … Coba dulu kau tunjukkan ayat di kitab sucimu itu bagaimana pertobatan yg membuat seseorang tidak beriman spt imanmu itu masuk neraka … hehehehe…… Lain lubuk lain ikannya. Lain kitab suci lain pula imannya… Jikalau kukatakan menurut kitab suci Kristiani semua yg menerima Yesus Kristus akan menjadi pewaris Surga. Dan mereka yg tidak menerima Yesus Kristus sbg Juruselamatnya akan turut dihukum. Nah , kau lihatkan , begitu jelas kitab yg kau bilang kitab kafir itu ttg iman keKristenan berkata-kata ttg penghukuman . Nah, coba kau tunjukkan dgn jelas dulu dimana ada yg spt kau katakan itu ?? Ok

      • parhobass Oktober 17, 2011 / 9:24 am

        @lae Sihotang

        itulah yang dipergumulkan Islam dalam dialog ini, katanya sorga dan neraka hanya ada pada ilmu “Allah” mereka, tetapi begitu ada perbuatan yang bertentangan dengan AQ/Ajaran/Agama “Allah” mereka dengan mudahnya mengirim/mengutuki seseorang ke neraka…

        seperti kata lae Maren di atas;
        ratusan ribu penghafal AQ awal dikatakan menjadi penjamin AQ tetap terpelihara, itu adalah usaha manusia
        orang di luar ISLAM (karena tidak menyebut syahadat) akan dikutuki masuk neraka yang panas, itu juga usaha manusia…

        jadi usaha manusia adalah point utama…, tetapi fanya menolak keras pandangan itu…

        salam

      • Maren Kitatau Oktober 18, 2011 / 7:55 pm

        Begitulah jadinya, Lae!
        Mungkin mereka terlalu banyak mengunyah-ngunyah ayat-ayat penakutan, maka di saat sulit utk berbicara tersemburlah apa-apa yg sedang dikunyah-kunyah itu..

        Salam Damai!

    • fanya Oktober 20, 2011 / 4:21 pm

      Pakcik Ilham says:
      “Anda akan masuk neraka yang sangat panas jika mati tidak sempat bertobat.
      :
      @Om RAS, Om Parhobas, Om Maren,

      Yang Pakcik Ilham katakan sangat benar dan itu ketentuan Allah.
      :
      fanya sungguh tidak tahu jika dalam agama yg Om2 anut, diajarkan bahwa PENDOSA YG TIDAK SEMPAT BERTOBAT tidak jadi masalah dan mereka tetap MASUK SURGA!
      Pantas pendeta dan gereja-gereja di Barat melegalisir hidup bersama diluar nikah dan homosexual yg dilaknat Tuhan dan atermasuk DOSA BESAR, malah dilegalisir dan seluruh perangkat gereja dengan bangga melaksanakan upacara pemberkatan thd perkawinan sejenis………….

      Salam

      • Maren Kitatau Oktober 20, 2011 / 10:33 pm

        Jangankan di Kerajaan Allah,
        Di dunia ini pun org jahat dihukum
        Fanya sungguh harsu tahu itu.

        Jadi, hendaklah hidupmu kudus,
        Jangan suka menghakimii orang,
        Gitu gitu aja!

        Salam Damai!

      • Dean Maret 20, 2014 / 10:25 am

        jika surga dan neraka tak pernah ada,
        masihkah kau bersujud kepadaNya?

        aku berbuat baik, aku mengasihi, karena aku tahu,
        Tuhan Yesus sudah lebih dulu mengasihiku..

        Kristen bukanlah sekedar agamaku, Kristen itu adalah cara hidupku,
        cara hidup yang Tuhan tunjukkan padaku melalui kedatanganNya ke dalam dunia ini menjadi Juru Selamatku, Juru Selamatmu, Juru Selamat manusia.

        karena begitu besar kasihNya padaku, aku mengikut Kristus,
        aku ingin bersamaNya di KerajaanNya..

    • fanya Oktober 20, 2011 / 5:08 pm

      @Om Maren

      “Persamaan dan Perbedaan” sesungguhnya hanya ada dalam persepsi manusia saja.”, tapi itu menjadi salah jika kebenaran itu mati pd text, tidak hidup di seputarnya.
      :
      :
      Kebenaran tetap adalah kebenaran dlm bentuk apapun wujudnya………
      Sosok yg terlahir sbg Maren Kitatau yakni sosok yg ketika bayi sangat lucu, masa anak-anak makin lucu dan banyak yg suka, menjelang dewasa ganteng dan banyak yg ngesir, yang ketika tua ia peyot, pikun, sangat merepotkan……dan sulit menemukan orang yg msh peduli…….ia TETAP Maren Kitatau!
      Kebenaran tentang sosok Maren Kitatau, akan tetap merupakan sebuah kebenaran dan mustahil MENJADI SALAH, terlebih lagi dalam aspek textual (akte lahir, CV dll), meski Maren Kitatau akhirnya TIDAK LAGI HIDUP DISEPUTAR KITA alias sudah almarhum…………
      :
      TEXT adalah aspek sangat fundamental di dalam HUKUM.
      Pentingnya pengabadian hukum dalam bentuk TEXT diperlihatkan Allah SWT saat Dia memberlakukan 10 perintah Tuhan kepada Nabi Musa dan seluruh umatnya bukan?
      :
      Memang, manusia diwajibkan “mewujudkan” hukum Tuhan dlm kehidupan sehari-harinya, namun HUKUM TUHAN akan KEKAL dan TETAP BERLAKU meski semua orang telah meninggalkannya, menafikannya, atau bahkan sepakat secara konsensus utk meninggalkan dan meniadakan hukum-Nya tsb!

      salam

      • Maren Kitatau Oktober 20, 2011 / 10:43 pm

        “Kebenaran tetap adalah kebenaran dlm bentuk apapun wujudnya”

        Kebnaran adalah kebenaran,
        Fanya sudah harus tahu ini:
        Diskripsi gajah orang buta.

        Banyak hal yg benar tapi tak semua benar itu berguna,
        Banyak hal yg baik, tapi tak semua baik itu membangun.
        Apa gunanya baik dan benar, jika hal itu tidak memerfekakan?

        Salam Damai!

  8. onanon Oktober 18, 2011 / 7:08 am

    @parhobass,tetaplah hobas memberitakan kabar baik kerajaan Sorga; yang seperti mereka jamak adanya, di tempat lain,mis: indonesia.alisina.org ada mengaku S2,guru ponpes,dll, namun bertekak bahwa dunia ini datar,……. menyedihkan

    • parhobass Oktober 18, 2011 / 8:30 am

      @onanon

      terimakasih, mohon didukung terus di dalam doa…

      salam dan haleluya

  9. Piet Hein Frans Karinda Oktober 18, 2011 / 7:27 am

    Allah yang menciptakan dan memelihara isi dunia ini.Semua ini untuk Kemuliaan Allah, oleh karena itu kita umat manusia patut menyembah kepada Dia yang menciptakan itu. bdk. Wahyu 4:11

  10. ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:07 pm

    @ parhobass
    o semua KITAB layak dicurigai dan dipelajari.., yang tidak layak adalah kita tidak berani mengambil kesimpulan…sebab kita harus menguji segala sesuatu:
    1Yohanes_4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
    ALKITAB bersejarah, dan penuh sejarah, dan karena itulah ada istilah CRITIC TEXT, yang mana dapat kita gunakan sebagai alat penguji.
    Dan dari CRITIC TEXT kita bisa ketahui bahwa memang telah banyak yang mengaku bagian dari ALKITAB, dan yang mengaku itu adalah palsu.
    Jadi secara pengetahuan kita bisa tahu mana yang palsu dan benar.
    Sementara dari ALKITAB itu sendiri juga dapat menjawab, bahwa memang awalnya telah banyak pengajar2 palsu, sesat, anak-anak Iblis berusaha memutarbalikkan INJIL/ALKITAB.. dan untuk itulah RASUL menulis dan mengajar, supaya murid-murid dapat membedakan mana yang salah dan mana yang berasal dari ROH KUDUS..
    Contoh:
    Kisah Para Rasul _20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
    juga
    2Korintus_11:13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.
    juga
    2Petrus_2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
    juga
    Penemual di Nag Hammady dan Laut Mati membuktikan bahwa memang ALKITAB itu bersejarah, dan setiap UMAT ALLAH mengakuinya…
    pertanyaan terbesar adalah KLAIM AQ yang tidak bersejarah, meski nyatanya ada sejarah yang tidak bisa dipungkiri..
    Jawab:
    He he he..Kalau anda mau jujur sejarah Al Quran itu sangat nyata.Ke sini aja;

    VIDEO TEMUAN MANUSKRIP QURAN GEGERKAN ISLAM

  11. ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:12 pm

    @ parhobass
    Pertama:
    Maka dari awal saya tanya lebih kuat mana lisan/hafalan dibanding tertulis..
    Merunut dari perndapat saudara maka hafalan/lisan lebih kuat dari tertulis..
    Konon lisan/hafalan ada 7 bentuk, yang tertulis dari hafalan itu hanya ada 2 buah yang umum,.. menurut saudara 5 yang sudah tidak lajim itu telah tidak dijamin atau luput dari pemeliharaan “Allah”?
    Jawab:
    Bila ya saya mengatakan itu?Kan saya bilang Al Quran bisa dibaca dengan tujuh dialek.7 dialek itu tidak ada kena mengena dengan terpelihara atau tidaknya Al Quran.Hanya andalah yang memaksakan kalau Al Quran ada tujuh dialek itu menunjukkan ia tidak dipelihara?

  12. ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:18 pm

    @ parhobass
    Mesti dibedakan antara tidak ada tandingan dengan tidak ada cobaan menandingi.Cobaan menandingi Al Quran telah ada sejak nabi hidup.Tapi cobaan itu gagal semua.Tuhan telah mentakdirkan ada beberapa oknum yang coba membuat tandingan Al Quran.Misalnya Musailamah Al Kazzab seorang nabi palsu yang muncul sejak nabi lagi hidup coba menandingi surah Al Qari’ah yang berbunyi:
    Al Qaari’a tu mal qaari’ah
    Wamaa adraa kamal qaari’ah
    Yauma yakuunun naasu kal faraasyil mabtsuuts
    Watakuunul jibaalu kal ‘ihnil manfuusy

    Artinya:Gegaran!Apakah gegaran itu!Tahukah kamu apakah gegaran itu?Itulah harinya manusia akan menjadi seperti kelkatu yang berterbangan.Gunung ganang akan menjadi debu yang berterbangan.
    Musailamah coba menandingi ayat-ayat diatas lalu meggubah syairnya yang berbunyi:
    Al fiilu mal fiilu
    Wamaa adraaka mal fiilu
    Lahuu zambun wabiilu wa khurthuumun thowiilu
    Artinya:Gajah!Apakah gajah itu!Tahukah kamu apakah gajah itu?Itulah binatang yang mempunyai ekor yang pendek dan belalai yang panjang.

    • ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:22 pm

      Lantas apakah yang berlaku.Para pengikutnya sendiri mentertawakan ayat yang dibuatnya sendiri.Mengapa? Karena ayat Al Quran yang dibacakan oleh nabi selain mengandungi keseimbangan kata yang berirama,perkataan yang fasih dan ringan pada lidah yang mana lafaznya meluncur seperti air yang mengalir sehingga menimbulkan keenakan pada telinga yang mendengar,…ia juga mempunyai gagasan yang tinggi dan menggugah perasaan ingin tahu pendengar sehingga audien ternanti-nanti ucapan selanjutnya.Semua yang mendengarnya terpegun dan ingin mengetahui apakah gegaran yang dimaksudkan.Sedangkan syair yang diucapkan Musailamah kosong dari sebarang gagasan sehingga para pendengar merasa hambar.

      • ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:24 pm

        Inilah alasannya mengapa Al Quran mudah dihafalkan karena ianya enak pada perasaan hati dan tiap-tiap ayat yang enak itu memang mudah dihafaz sehingga bagi seorang yang dapat menilai keindahan bahasa Arab itu hanya dengan sekali dengar sahaja dia telah dapat menghafalnya.Ok sekarang.Al Quran Sanaa siapakah yang menghapalnya.Tentu ada oknum yang mneghapalnya kalau memang benar-benar Al Quran Sanaa itu suatu masa pernah wujud.Seperti Al Quran Utsmani yang dihapal orang sampai sekarang.Jika tidak ada yang menghapalnya berarti Al Quran sanaa tidak dapat menandingi Al Quran Usmani.Karena ternyata Al Quran Usmani dihapal oleh ribuan manusia sedangkan Al Quran Sanaa tidak ada seorang pun yang mampu menghapalnya.Yang benar sekalipun manuskrip Sanaa itu memang ada tetapi ianya bukan Al Quran sama sekali.

  13. ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:35 pm

    @parhobass
    Klaim Al Kitab bukan turun dari langit adalah klaim yang bermasalah dan memakan diri anda sendiri.mengapa?Karena kalau ia tidak turun dari langit berarti ia bukan kitab yang datang dari Tuhan.Mungkin yang anda maksud lafaznya dari manusia tapi maknanya adalah dari Tuhan.Kalau begitu ini pun bermasalah karena ternyata Al Kitab mengandungi kesalahan bukan saja pada lafaz.Mal;ah juga pada makna.
    Misalnya antara 66 kitab protestan dengan 73 kitab katholik yang mana satu wahyu Allah.Sudah tentu pertentangan ini adalah pertentengan yang bukan saja pada lafaz tapi meliputi pada makna tentunya.

    • ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:36 pm

      Kedua-dua pihak mendakwa kitab yang ada pada mereka masing-masing sebagai wahyu dari Tuhan.Sudah tentu salah satu daripada klaim itu salah atau kedua-duanya salah.Tidak mungkin kedua-duanya benar.Ya kan?
      Tentang pelafazan Al Quran mengikut dialek itu jelas bukan satu perobahan dan bukan pertentangan karena syarak(hukum Islam) telah mengizinkan pelafazannya mengikut dialek suku-suku Arab pada waktu itu.

    • Maren Kitatau Oktober 20, 2011 / 11:04 pm

      Mungkin di sini lah letak beda gede kita, Kang Ilham!.
      Bahwa Firman itu telah turun ke Bumi menjadi Yesus,
      Bahwa firmanmu itu turun ke Bumi menjadi Quran.

      Salam Damai!

  14. ilham othmany Oktober 19, 2011 / 12:38 pm

    @ parhobass
    Keempat: AQ yang dihafal awalnya sudah banyak, sehingga untuk standarisasi diperlukan yang tertulis dengan penambahan diacritic dan vokal.
    Semisal kata LORO (dalam bhsa JAWA) jika berbeda pemvokalan dan diaktik artinya bisa DUA atau SAKIT…
    jadi kalau saudara mengatakan hafalan adalah sumber, maka jenis diacritic dan jenis pelafalan yang mana?
    Jawab:
    Yang benar perbedaan dialek pel;afazan Al Quran tidak melibatkan pertentangan makna.Barangkali anda bisa datangkan contoh di sni kalau ada perbedaan dialek yang menyebabkan perobahan makna.Silahkan kalau ada.

    • Maren Kitatau Oktober 20, 2011 / 11:32 pm

      Jadi gimana, Kang!
      Yg dari Allah SWT dijamin = yg kpd Jibril
      Yg dari Jibril dijamin = yg kpd MUhammad.
      Yg dari Muhammad dijamin = yg kpd sahabatnya.
      Yg dari sahabatnya dijamin = yg kpd ratusan ribu
      Penghafal Quran.

      Yg dr Allah SWT hanya bisa via Jibril
      Yg dr Jibril hanya bisa via seorang Muhammad
      Yg dr Muhammad bisa via banyak orang sahabatnya.l.

      Apa ini berarti Muhammad lebih dahsyat.
      Dan para sahabatnya mungkinlebih dahsyat
      Bisa menjamin kpd ratusan ribu orang dgn sistem MLM


      Salam Damai!

      NB:
      Kalau boleh,
      Jangan neraka lagi jawabmu, Kang,
      Karna Fanya menjadi rikuh dan malu!

      • ilham othmany Oktober 21, 2011 / 6:42 am

        “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)
        Asy-Syinqithi t (2/225) berkata, “Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan bahwa Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan memeliharanya dari penambahan, pengurangan, maupun pengubahan. Ayat lain yang semakna di antaranya firman Allah :
        “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan1, baik dari depan maupun dari belakangnya.” (Fushshilat: 42)
        Juga firman Allah :
        “Janganlah kamu gerakkan lidahmu (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka itulah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.” (Al-Qiyamah: 16—19)
        Al-Qurthubi t (10/5) mengatakan, Allah memelihara Al-Qur’an dari penambahan dan pengurangan. Lalu beliau menyebutkan ucapan Qatadah dan Tsabit al-Bunani, “Allah memelihara Al-Qur’an dari upaya setan yang ingin menambahkan kebatilan ke dalamnya dan mengurangi kebenarannya, sehingga Al-Qur’an tetap terpelihara.”
        Al-Imam Al-Baidhawi t (3/362) mengatakan, “Pada ayat ini terdapat bantahan terhadap sikap orang-orang kafir yang senantiasa mengingkari dan memperolok-olok Al-Qur’an. Oleh karena itu, Allah menguatkannya (Al-Qur’an) dengan firman-Nya:
        “Dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
        Maksudnya, memeliharanya dari penyimpangan, baik huruf maupun makna, dan penambahan maupun pengurangan. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai suatu keajaiban (mukjizat), guna membedakan apa yang tertera padanya dengan ucapan manusia.”
        “Dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
        Maknanya, kata asy-Syaikh as-Sa’di t, “Al-Qur’an terpelihara saat diturunkan maupun setelahnya. Saat diturunkan, Allah memeliharanya dari upaya setan yang ingin mencuri-curi beritanya. Adapun setelah diturunkan, Allah menyimpannya di hati Rasulullah n, kemudian di hati umatnya. Allah menjaga lafadz-lafadznya dari perubahan, baik penambahan maupun pengurangan. Allah juga menjaga makna-maknanya dari perubahan dan penggantian. Tidak seorang pun yang berusaha memalingkan salah satu makna pada Al-Qur’an, melainkan Allah pasti mendatangkan orang yang akan menjelaskan kebenaran yang nyata. Ini merupakan salah satu tanda keagungan ayat-ayat Allah dan kenikmatan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin. Di antara bentuk pemeliharaan Allah terhadap Al-Qur’an juga adalah Dia memelihara ahlul Qur’an dari musuh-musuh mereka. Allah menyelamatkan mereka dari gangguan musuh.”
        Ath-Thabari t (14/8) berkata, “Allah memelihara Al-Qur’an dari penambahan kebatilan yang bukan bagian darinya, atau pengurangan hukum, batasan, dan kewajiban yang seharusnya ada padanya.”

  15. fanya Oktober 21, 2011 / 5:42 am

    @Om Maren:

    Kitab Suci itu manual rohani,
    Yg rohani tak mutlak tunduk pd analisa duniawi.
    Bila harus tunduk, mak rohani itu menjadi duniawi.

    Jadi, kata trinitas itu tak ada artinya dicari pada text.
    Dari pengertian itu aku mampu mencipta kata tertiga itu.”

    :
    (dikutip dari http://hbis.wordpress.com/2010/10/10/tinjauan-filsafat-terhadap-tiga-agama-samawi/#comment-2532).
    :
    :
    fanya:
    Maaf Om, setahu fanya aspek paling mendasar dari setiap benda untuk bisa dikatakan “KITAB” adalah adanya kumpulan TEXT.
    sementara landasan dari legalitas HUKUM, kalau tidak LISAN juga adalah TEXT.
    ;
    Dari kedua hal tsb jelas sekali betapa pentingnya peran TEXT.
    :
    Maka dari itu betapa absurd kalau doktrin Trinitas yg merupakan aspek paling esensial dan menentukan dari ajaran, Om katakan tidak memiliki landasan LISAN ataupun TEXT apapun! Namun demikian, pernyataan jujur Om diatas sangat menjelaskan mengapa Jehovah’s Witnesses atau Jehovas Zeugen di berbagai penjuru dunia, menolak keras doktrin Trinitas dan mencoba mewujudkan pemulihan dari gerakan Kekristenan abad pertama yang dilakukan oleh para pengikut Yesus Kristus.
    :
    Logikanya, jika Om Maren saja “mampu mencipta kata tertiga itu”, tentu tidak terlalu mengherankan jika doktrin TRINITAS ini juga sekedar hasil ciptaan seseorang di abad ke-4 belaka……
    :
    Salam

    • Maren Kitatau Oktober 22, 2011 / 8:39 pm

      Allah SWT sungguh mengandalkan text. Dia menjaga-jaganya agar tak berubah. Dia mememeluhara kitab entah utk apa dipelihara. Dipelihara itu berkonotasi 2 hal, cek!

      Apa Fanya belum tahu:
      Setiap kata ada bambarnya.
      Setiap gambar ada kata-katanya.

      Text adalah gambar kata.
      Dengarkan lah dgn mata
      dan lihatlah dgn telinga.
      Kecuali kita tuli atau buta:
      Maka text itu mati-mati gitu aja.
      Terpelihara begitu aja, stagman,
      Tak hidup dan tak menghidupkan.

      Soal hukum hanya dua yg diajarkan tanpa text oleh Yesus:
      Yg pertama dan utama: Kasihilah Tuhan Allahmu
      Yg kedua dan sama dgn itu: Kasihilah sesamamu manusia.
      Hukum yg ketiga, ya dari belajar sendiri: Cintailah alam ini!

      Salam!

    • parhobass November 1, 2011 / 10:05 am

      maaf mas saya sedang sibuk sekali, saya belum bisa online muking sampai tahun depan…

  16. ilham othmany Oktober 23, 2011 / 5:15 pm

    @ maren
    Anda kan masuk neraka yang sangat panas jika mati tidak sempat bertobat.Janganlah terpedaya dengan agama yang mengandalkan kitab yang gak jelas karena itulah rencananya iblis menjerumuskan kita ke neraka.Ucapkanlah Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alah dan Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah supaya anda mendapat kejayaan yang abadi di akherat.Jika tidak,neraka menunggu!
    Ke sini aja kau:http://answering.wordpress.com/2011/01/09/kuis-bibel-berhadiah-pesawat-boeing-747-jawaban-untuk-pendeta-budi-asali/#comment-27454

  17. Robin A. Sihotang Oktober 23, 2011 / 10:06 pm

    @ Ilham Oon ..
    Anda kan masuk neraka yang sangat panas jika mati tidak sempat bertobat.Janganlah terpedaya dengan agama yang mengandalkan kitab yang gak jelas karena itulah rencananya iblis menjerumuskan kita ke neraka
    .
    .
    .
    .
    Masak si Ilham ini ngancam-ngancam gitu di rumah orang ya ??
    Jadi takut kali aku lihat si Ilham ini.., tolonglah Ilham.., tolong ya.., malu awak kalau kau bersikap gitu… ( nih lagi makan panggang Karo alias pinahan lobu ) Adapula kuis bibel hadiah pesawat boeing 747 kau tunjukkan kpdku… Yang nggak ngertinya mungkin kau ya Ilham.., bahwa Pendeta Budi itu sudah bibelon ?? Kalau nggak ngerti kau makan dulu panggang pinahan lobu itu ya.., spy agak encer itu utok-utokmu ..

    • Maren Kitatau Oktober 23, 2011 / 10:47 pm

      Horas Tulang!

      Kang Ilham itu tukang masukin orang ke-neraka keknya. Dia tidak mampu membangun dan atau menumbuhkan iman percaya. Kutengok,yg berkecamuk dikepalanya hanya mengantisipasi Iblis, bukan memuliakan Tuhan

      Kang Ill:
      Bila Tuhan sertamu,
      Siapakah musuhmu?

      Salam Damai!.

    • ilham othmany Oktober 24, 2011 / 2:52 am

      He he he..Saya nih ibarat seorang sahabat yang dengar anda sakit yang salah makan obat.Lalu saya terus ke rumahmu dan berkata jangan dimakan obat itu nanti kamu mati!Lalu anda kok marah-marah “Ah!Kau ni Ilham datang rumah aku kok ngancam-ngancam aku”
      Lha!Saya kan bukan dalam rangka menunjukkan Pendeta Budi.Itu lho..comment-27454 udah dibaca apa belom?40 bukti obat yang anda kosumsi ternyata obat yang salah.Dibaca dulu yah!

  18. Robin A. Sihotang Oktober 24, 2011 / 8:31 am

    Ilham Oon …….

    Lha!Saya kan bukan dalam rangka menunjukkan Pendeta Budi.Itu lho..comment-27454 udah dibaca apa belom?40 bukti obat yang anda kosumsi ternyata obat yang salah.Dibaca dulu yah!
    .
    .
    .

    >
    Saya justru mengutip di kitab sucimu ya takkal baut, Agamamu adalah agamamu..,
    Tidak usah kau mengancam orang berdasarkan imanmu, karena justru iman yg berlainan dgn kami tidak akan kami katakan masuk neraka… Kemarin sudah kukatakan coba kau tunjukkan dulu dimana tertulis di kitabmu itu , bahwa kami akan masuk neraka dan dihukum karena berlainan dgn imanmu.. Oh ya, mengenai buku si meong Pendeta palsu yg kau bilang itu Coba kau berkunjung dulu ke http://jephman.wordpress.com/ …..

    ” Buku Ustad Mokoginta ini juga bukti bagaimana jargon Alquran “Agamaku ya agamaku, agamamu ya agamamu” menjadi mentah oleh muslim sendiri. Jargon defensif dan ekslusif ini yang sering diucapkan muslim seakan-akan tidak mau usil mencampuri agama lain, ternyata dikangkangi oleh Ustad mereka sendiri. Bagaimana tidak, tanpa ada angin tak ada hujan, tiba-tiba terbitlah buku yang ofensif seperti ini. Bayangkan kalau terbit buku semacam ini dari pihak non muslim.”

    Jadi perdebatan itu jgn sampai mengarah kepada menyalahkan iman seseorang.!
    Kukatakan bhw Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yg menyelamatkan siapapun yg percaya kpd DIA. Kalau tidak percaya kpdNYA maka engkau akan dihukum .. Itu jelas ada tertulis di Alkitab. Sudah jadi kau makan pinahan lobu itu kan ?

    • ilham othmany Oktober 25, 2011 / 2:56 am

      Bagiku agamaku dan bagimu agamamu
      Dalam agamaku ada perintah supaya menyampaikan Islam kepada segala bangsa.Jadi aku telah mengamalkan agamaku.Dalam agamamu tidak ada perintah supaya menyampaikan agamamu ke segala bangsa.
      Jawab Isa: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

      Injil Matius 15:24

      • Maren Kitatau Oktober 25, 2011 / 4:51 pm

        Setiap kurespon postermu
        Selalu neraka jawabmu
        Kenapa Kang?

        Salam Damai!

      • ilham othmany Oktober 25, 2011 / 6:30 pm

        Hi hi hi..Karena saya prihatin dan tidak mau kau dan semua teman masuk ke dalamnya.

      • Maren Kitatau Oktober 27, 2011 / 7:39 pm

        Hi hi hi itu bukan tanda prihatin, keknya Kang.!
        Hi hi hi itu kau tau sendirilah siapa pemilik aslinya, kan?
        Neng Fannya beda lagi, kebanyakan “maap” ala Mpo Minah.
        Ngomong-ngomong kemana dia, ya.

        Salam Damai!

      • ilham othmany Oktober 31, 2011 / 12:10 am

        Hi hi hi…Soalnya saya lucu dengan pertanyaaan anda tentang mengapa saya selalu menyebut neraka.Jadi saya cuma menjelaskan saja bahawa saya prihatin lho tidak mau anda masuk neraka.Lagian saya suka kok nyebut-nyebut neraka.Kurang-kurang jadi ingatan kepada diri sendiri.Hi hi hi..Semoga anda mendapat hidayah.Ya Allah!Janganlah Engkau masukkan semua yang ada di sini dalam neraka Ya Allah.Beri kami hidayah Ya Allah…Amin Ya Rabbal alamin…

      • Maren Kitatau Oktober 31, 2011 / 7:25 pm

        “Hi hi hi” itu memang lucu jika kau gunakan utk nada keprihatinan.
        Apa Allah SWT biasa mengabulkan permohonan yg unjuk gigi?
        Ah! Yg bener aja eta mah, Kang!

        Baiklah kau cari pertanyaan-pertanyaanku yg tak lucu.
        Baik pertanyaan yg di sini maupun yg di blognya hbis itu.
        Neng Fanya telah mencoba masuk tapi belum meng-quote.

        Salam Damai!

      • ilham othmany Oktober 31, 2011 / 9:38 pm

        Lhaa …Kan semua pertanyaanmu telah ku jawab?Pertanyaan yang mana lagi yah?

      • Maren Kitatau Oktober 31, 2011 / 11:47 pm

        Di link hbis yg kuberikan di atas masih banyak pertanyaanku, tapi kalau kau males menjawabnya, kita bisa diskusikan saja ttg diri. Di sana bisa ada banyak beda persepsi ttg diri ini yg mungkin masih bisa kita perbaiki. Otak kita baru 10% yg telah diketahui fungsinya. Jasi sia-sia kau mencoba memperbaiki Tuhan-ku atau aku memperbaiki Tuhan-mu. Marilah perbaiki diri luar dalam sejauh tak terhingga dari pada memperbaiki Tuhan, kan?

        Ke sanalah jika Kang Illhan ada waktu,

        Salam Damai!

  19. fanya Oktober 28, 2011 / 11:25 am

    @Om Maren
    Neng Fannya beda lagi, kebanyakan “maap” ala Mpo Minah.
    Ngomong-ngomong kemana dia, ya.

    :
    :
    fanya nggak kemana-mana koq Om…..
    Soal mengapa fanya sering ato kebanyakan “maap” ala Mpo Minah,…..yaaa..namanya manusia tempat salah dan dosa, ga ada ruginya banyak minta maap kaleee? terlebih lagi buat fanya yg sering berbeda pendapat saat berkomunikasi dgn Om Maren cs yg tak jarang pake “logika Tuhan” bahkan dikler sebagai “anak Tuhan” yg sulit dijangkau nalar fanya karena setahu fanya Tuhan sendiri dlm berkomunikasi dengan manusia selalu konsisten gunakan silogisme dan premis-premis manusia.
    Conntohnya: Tuhan berkata bhw Api itu “panas”…. maka interprepasi “panas” tsb pasti mengacu pada batasan “panas” menurut logika manusia, karena bagi Tuhan panas itu tidak ada dan api sama sekali tidak panas bagi-Nya.
    Tuhan maha “kasih”…… juga makna dan nilai “kasih” menurut tolok ukur (logika waras) manusia, bukan logika setan, hewan, tumbuhan ataupun logika Tuhan yg kita tidak tahu seperti apa……
    :
    Maka adari itu terhadap premis Tuhan “Maha ESA”……, tentunya Maha ESA (Maha SATU) berdasarkan logika manusia, yakni tidak DUA, TIGA ….dst.
    Demikian pula thdp pernyataan bhw Tuhan pernah MATI….. (koq ga masuk akal manusiaTuhan bisa mati ya….? terlebih lagi hal itu kontradiksi dgn premisTuhan MAHA KEKAL alias TIDAK AKAN PERNAH BISA MATI/lenyap? apalagi mati-Nya sampai berhari-hari (kalo ternyata hidup lagi, itu namanya pingsan kaleee…..).
    :
    Nah itu sebabnya fanya merasa perlu banyak-banyak minta maap disini… hihihi
    maapin fanya ya Om……….
    :
    salam

    • Maren Kitatau Oktober 28, 2011 / 9:36 pm

      Kita hrs mau memaafkan sesama
      Walau ia minta maaf sambil “hihihi”, kan?
      Yesus pun memaafkan org yg meludahiNya.

      Itulah teladan surgawi,
      Bukan teladan duniawi:
      Keadilan gigi ganti-gigi.

      Fan!
      Kalau mau meneliti trinitas
      Kau kuliti dulu tertiga: tubuh jiwa dan roh.
      Quote-lah beberapa posterku di blog hbis!

      Salam Damai!

      • fanya November 3, 2011 / 1:05 pm

        @Om Maren
        :
        Sekedar tambahan informasi dan pertanyaan mengenai Jiwa, apakah hanya manusia yg memiliki jiwa? Apakah hewan tidak memiliki jiwa?
        :
        Mungkin Om Maren pernah mendengar/baca/menonton film kisah nyata tentang kecerdikan, kesetiaan dan kekuatan jiwa hewan, baik terhadap sesama hewan maupun terhadap manusia.
        :
        Sebut saja Hachikō (ハチ公?) (10 November 1923-8 Maret 1935) seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita yg terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap manusia yg menjadi majikannya. Setelah majikannya meninggal, Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.
        :
        Demikian pula dengan kisah kesetiaan, kecerdikan dan patriotisme seekor ajing terhadap sesama anjing lain dalam musibah Tsunami Jepang yg kisah dan videonya dapat dilihat di :
        (http://chempornet.com/kisah-kesetiaan-anjing-korban-tsunami-jepang/)
        :
        Seorang profesor ekologi dan evolusi biologi University of Colorado, Boulder sekaligus anggota Animal Behavior Society, Marc Bekoff, yg menyaksikan video Kesetiaan Seekor Anjing Korban Tsunami di Jepang tersebut mengatakan: “Saya pikir ini adalah kisah yang mengharukan tapi juga penting, karena menunjukkan bahwa ikatan tak hanya terjadi antara anjing dengan manusia, tapi juga dengan sesamanya,”.
        :
        Selain demonstrasi “kekuatan jiwa” hewan yg terkadang malah melampaui kebaikan jiwa manusia pada umumnya, mungkin perlu dipikirkan kembali relevansi “tertiga” manusia dengan eksistensi tortuga hewan sebagaimana disaksikan melalui kisah-kisah, film dan video diatas….
        :
        Salam Persatuan

      • Maren Kitatau November 3, 2011 / 11:53 pm

        Tanks tambahan infonya.

        Empirisku:
        1 tubuh = 1 tumbuhan
        1 tubuh + 1 jiwa = 1 hewan
        1 tubuh + 1 jiwa + 1 roh = 1 orang

        Selanjutnya ada di link yg kuberikan

        Salam Damai!

  20. tab Oktober 31, 2011 / 1:15 am

    sunyi,senyap,sedikit angin sepoi sepoi,hanya mendengar suara alam datang secara tiba tiba dan sejenak melangkah,memegang pasir dengan kelima jari,lalu meremasnya,tetaplah hanya sebuah butiran pasir yang lembut,hingga pada akhirnya terjatuh dari genggaman tangan,dan tiba tiba….tiba tiba….kejadian itu sangatlah cepat….kejadian itu tidak terduga….kejadian yang sungguh mengerikan…kejadian yang tidak bisa dibayangkan sebelumnya….hanya dengan menggenggam sebuah pasir yang berhamburan dari tangan

  21. fanya November 3, 2011 / 12:25 pm

    @Om Maren
    Fan!
    Kalau mau meneliti trinitas
    Kau kuliti dulu tertiga: tubuh jiwa dan roh.
    Quote-lah beberapa posterku di blog hbis!

    :
    :
    menguliti tortuga eh…maaf, …. tertiga? boleeeh…. tolong jawab beberapa tanya fanya berikut ini ya Om:
    :
    apa betul manusia adalah tertiga yakni terdiri dari Tubuh – Jiwa – Roh saja?
    bukannya TEREMPAT, TERLIMA, TERENAM, atau TERTUJUH………? hihihi…..
    :
    bicara soal Jiwa dan Roh, emang ada batasan dan deskripsi valid tentang entitas jiwa dan roh ? seperti apa rumusannya? bagaimana validitasnya? siapa yang merumuskannya? bagaimana cara menguji kebenaranya? ada dalam literatur apa? tidak ada?….hhh….!?@$$#
    :
    mengapa ada yg disebut jiwa patriot, jiwa pemberontak, jiwa pengecut, jiwa pemberani, jiwa korup, jiwa tulus dsb, apa kaitannya dengan sifat?
    :
    bagaimana interdependensi manusia tortuga atau kura-kura ninja, eh….. maaf salah lagi,…manusia tertiga tsb dengan elemen/dimensi spatial? apakah manusia independen terhadap air, udara, tanah, angkasa luar…? (kalau manusia tortuga atau Kura-kura Ninja coptaan Maha Guru Splinter Tikus sih, konon katanya begitu…hihihi)
    :
    apakah manusia tertiga independen terhadap elemen/dimensi waktu?
    :
    apakah tidak ada unsur/aspek “perekat” dari 3 elemen tertiga sehingga elemen-elemen tsb menyatu dan mengapa pula terpisah? apakah dimungkinkan utk kurang (terdua ato dua setengah) dan apa dimungkinkan pula berlebih (tertiga setengah atau terengah-engah)?
    :
    apakah kalo kurang atau lebih dari 3 unsur tsb bukan manusia? apakah orang pingsan atau koma (kurang dari 3 elemen) tidak masuk kategori manusia? apakah “orang pinter” yg memiliki “indra ke-enam”-nya mampu “melihat” masa lalu dan masa depan juga bukan termasuk manusia?
    :
    siapa dan apa korelasi Pencipta (Tuhan) yg membuat dan mensinergikan semua elemen tersebut? apakah Pencipta = Roh ?; kalo dikatakan manusia terdiri dari tubuh-ijwa-roh, maka manusia = Tuhan doooonnnkk…….
    :
    Tanpa ada batasan jelas, valid dan pasti tentang aspek bahasan, dlm hal “tertiga” ini a.l. batasan formal dan valid ttg “jiwa” dan “roh”, sesungguhnya cenderung hanya menjurus pada kesia-siaan belaka………
    :
    “tertiga”, di mata fanya lebih merupakan suatu hasil olah pikir yg bertendensi menyederhanakan permasalahan akibat pengaruh sifat malas dan kebiasaaan mencari gampangnya dalam peri kehidupan manusia………..
    :
    Salam

  22. fanya November 3, 2011 / 2:56 pm

    @Om Maren
    :
    Secara simpel fanya melihat bahwa value sebagai “sesuatu” tidak cukup sebatas “pikir tiga” karena eksistensi manusia mustahil terlepas dari 4 (empat) elemen/dimensi lain yakni elemen ruang (spatial); waktu; hukum Sang Pencipta; dan Jati Diri Sang Pencipta itu sendiri.
    :
    siapapun, termasuk manusia mustahil ada tanpa ada ruang.
    siapapun termasuk manusia mustahil berbuat dan menjadi sesuatu tanpa waktu.
    manusia mustahil memperoleh nilai/value tanpa eksistensi hukum-Nya.
    dan last but not least,……….apapun pasti tak ada tanpa Sang Pencipta.
    :
    merujuk pada elemen terakhir namun paling utama tsb, apapun yg diupayakan setiap mahluk akan menjadi sia-sia jika keliru mengenali sosok Tuhannya karena kekeliruan dalam mengenali sosok/Jati Diri Tuhan otomatis menjadi kekeliruan dalam merujuk hukum-hukum-Nya, dan kekeliruan dalam merujuk/mengaplikasikan hukum-hukum-Nya berarti kesia-siaan dan kemusnahan………..
    :
    itulah pandangan simpel fanya yg tentunya belum secanggih Om Maren dalam berolah pikir dan berfilsafat mengenai gagasan “pikir tiga” Om……..
    :
    Salam Persatuan

  23. Anak Adam November 3, 2011 / 4:04 pm

    Pak Parhobas, Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan tapi kamulah yang akan ditanya
    sedikit komentar. menarik sekali tulisanmu yang ini:”Jika saya tidak ada, lalu apakah yang akan mengisi hakadosh.wordpress.com? ada ? atau malah orang lain yang akan mengisinya dengan isi dan makna yang berbeda? atau mungkin tidak ada.”
    kalo kamu tidak ada pertanyaan ini juga tidak ada http://putramaryam.wordpress.com/2010/09/20/orang-kristen-salah-cara-menyembah-tuhan-dan-salah-nyembah-orang/#comment-1357

    kalo kamu tidak ada apakah yang akan mengisi hakadosh.wordpress.com?
    sebelum kamu tidak ada sebaiknya kasih tahu saya, nama dan password blog ini. saya akan mengisinya dengan makna yang berbeda insya Allah, kecuali saya mati lebih dahulu.

    • parhobass November 4, 2011 / 10:27 am

      kadang2 ngobrol sama sampean itu tidak nyambung…

      salam

  24. Maren Kitatau November 3, 2011 / 11:35 pm

    Selamat malan Fan!

    Kucoba jawab dgn bisaku.
    Silahkan kauter dgn bisamu, ya!

    Comment by fanya— November 3, 2011 #
    apa betul manusia adalah tertiga yakni terdiri dari Tubuh – Jiwa – Roh saja?
    bukannya TEREMPAT, TERLIMA, TERENAM, atau TERTUJUH………?

    Terempat? Boleh-boleh saja lah.
    Silahkan diolah-oleh menjadi terempat dst.
    Dari tertiga hingga tak terhingga dlm menjadi.

    Soal tubuh misalanya:
    Ada badan, anggota badan dan kepala
    Soal jiwa ada id, ego dan superego
    Soal roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus.

    Gitu-gitu aja dulu titigaan-nya.
    Coba lah kau bikin jadi terempat,
    Dgn begitu kita terus berpikir utk menjadi.
    Dgn data yg belum ada di kepala, ragu di hati.

    hihihi…..

    Ah, dia lagi dia lagi, bak tak ada stok lain..
    Gambarnya orang bergigi emas, kau Fan.
    Kang Ilham Othmany juga pake tuh keknya, hh.
    Kalau bukan emas sebabnya, Pontianak lah, kali, ya.

    bicara soal Jiwa dan Roh, emang ada batasan dan deskripsi valid tentang entitas jiwa dan roh ? seperti apa rumusannya? bagaimana validitasnya? siapa yang merumuskannya? bagaimana cara menguji kebenaranya? ada dalam literatur apa? tidak ada?….hhh….!?@$$#

    Kau benar!

    Mana batasannya.
    Apa definisi yg trengginas
    Apa ada rumus-rumus rohani dll.

    Saranku juga pd Kang Ilham begitu.
    Boro-boro kita bisa mengupas Tuhan
    Kupas diri-sendiri aja nggak ngeh tenan.

    Lae Parhobas bilang:
    “Mari melihat diri sendiri, bahwa kita-pun tidak mengenal diri sendiri sepenuhnya, bahkan terkadang kita tidak tahu apa yang kita ucapkan, bahkan tidak semua apa yang kita miliki dapat kita mengerti, masakah aku harus mengerti penuh TUHAN?….. kurang ajarnya…
    Dan hati yang keras, hati yang kurang ajar, hati yang sombong, hati yang tidak mau menerima didikan adalah hati yang tidak mau memuliakan TUHAN, meremehkan keagungan TUHAN…. “


    Jadi, yg perlu kita mainkan bukan otak lagi,
    Karana dalam hati terdalam pun banyak data
    Data renungan yg belum kita pasti mengerti.

    mengapa ada yg disebut jiwa patriot, jiwa pemberontak, jiwa pengecut, jiwa pemberani, jiwa korup, jiwa tulus dsb, apa kaitannya dengan sifat?

    Sifat-sifat itu dari dunia ini.
    Jiwa menyerap segala sifat.
    Sifat dominan menjadikannya.

    bagaimana interdependensi manusia tortuga atau kura-kura ninja, eh….. maaf salah lagi,…manusia tertiga tsb dengan elemen/dimensi spatial? apakah manusia independen terhadap air, udara, tanah, angkasa luar…? (kalau manusia tortuga atau Kura-kura Ninja coptaan Maha Guru Splinter Tikus sih, konon katanya begitu…hihihi)

    Kalo ragu-ragu,
    Pake aja yg konon dulu.

    Tertiga itu datang dari tiga benua keknya.
    Dari benua bawah, benua tengah, benua atas
    Elemenmu itu datang dari benua mana, Neng.

    apakah manusia tertiga independen terhadap elemen/dimensi waktu?

    Keknya,
    Tubuh ini tidak, jiwa entahlah.
    Ruh, ya, independen, abadi,
    Dari tadi, kini sampai nanti.

    apakah tidak ada unsur/aspek “perekat” dari 3 elemen tertiga sehingga elemen-elemen tsb menyatu dan mengapa pula terpisah?

    Entahlah!
    Perekat dan pemisahnya lemungkinan kehendak:
    Kehendak Tuhan, kehendak Setan, kehendak alam.
    Kehendak Raja/Algojo, kehendak diri sendiri, dll.
    Kali.

    apakah dimungkinkan utk kurang (terdua ato dua setengah) dan apa dimungkinkan pula berlebih (tertiga setengah atau terengah-engah)?
    apakah kalo kurang atau lebih dari 3 unsur tsb bukan manusia? apakah orang pingsan atau koma (kurang dari 3 elemen) tidak masuk kategori manusia?

    Paradigmanya udah coba 3 buah.
    Koreksi aja posterku yg ini:

    Tinjauan Filsafat terhadap tiga agama Samawi


    Kau coba-coba saja tambahin atau kurangin,
    Mungkin bisa menarik utk kita diskusikan.

    apakah “orang pinter” yg memiliki “indra ke-enam”-nya mampu “melihat” masa lalu dan masa depan juga bukan termasuk manusia?

    Entahlah!

    Yg jelas roh itu dahsyat.
    Dia bisa nge-link kemana-mana.
    Ngeling ke Roh Kudus atau ke Roh tak Kudus.

    siapa dan apa korelasi Pencipta (Tuhan) yg membuat dan mensinergikan semua elemen tersebut? apakah Pencipta = Roh ?; kalo dikatakan manusia terdiri dari tubuh-ijwa-roh, maka manusia = Tuhan doooonnnkk…….

    Allah adalah Roh, Allah SWT entahlah.
    Anak manusia hrs menjadi anak-anak Allah.
    Kalau kau cukup menjadi hambanya saja, kali.

    Tanpa ada batasan jelas, valid dan pasti tentang aspek bahasan, dlm hal “tertiga” ini a.l. batasan formal dan valid ttg “jiwa” dan “roh”, sesungguhnya cenderung hanya menjurus pada kesia-siaan belaka………

    Apa lagi kita mau mengupas Tuhan,
    Lebis sia-sia dari yg sia-sia, kan Fan?
    Jadi, lebih baik mengupas diri utk menjadi.

    “tertiga”, di mata fanya lebih merupakan suatu hasil olah pikir yg bertendensi menyederhanakan permasalahan akibat pengaruh sifat malas dan kebiasaaan mencari gampangnya dalam peri kehidupan manusia………..

    Kalo gitu, tunjukkanlah buah rajinmu di sini.
    Tertigaku itu kunci menumbuhkan rohaniku.
    Roh mu mungkin tak numbuh terhalang jiwa.

    Atau, apakah kau hrs percaya roh=jiwa?
    Pls bedakan org kesurupan dgn org gila.
    Tertiga adalah bisaku, tunjukan bisamu.

    Salam Damai!

    • fanya November 4, 2011 / 6:25 am

      @Om Maren
      Soal tubuh misalanya:
      Ada badan, anggota badan dan kepala
      Soal jiwa ada id, ego dan superego
      Soal roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus.

      :
      :
      Nah tuh, dasar pembagian tubuh menjadi tiga elemen yg Om kemukakan diatas khan pd hakekatnya hanya bersifat relatif berdasarkan aspek tertentu (mungkin penyederhanaan bahasa/kiasan saja), kepentingan pihak maupun sekedar pembagian secara jeneral semata bukan?
      :
      Pembagian tubuh manusia kedalam tiga elemen tsb jelas tidak mutlak, tidak berlaku universal, tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya serta tidak memiliki dasar hukum apapun (kalau Om Maren ada dasar hukumnya tolong fanya dikoreksi)!.
      :
      Coba Om perhatikan pembagian tubuh manusia berdasarkan disiplin ilmu kedokteran dan faal tubuh yg secara formal direpresentasikan lewat spesialisasi cabang ilmu kedokteran: THT, Dalam, Jantung, Tulang, Syaraf, Gigi, Kandungan, Kulit & Kelamin dst dst….. tidak hanya tiga khan ? Pembagian/pengelompokan seperti itu legal, formal, dan faktual loh!! Oke?
      :
      Lihat lagi pembagian/pengelompokan formal tubuh manusia berdasarkan fungsi indera (fanya jadi inget pelajaran di SD): Mata-Penglihat, Kuping-Pendengar, Lidah-Perasa, Telapak tangan-Peraba, Hidung-Pecium/pembau…….. qiqiqi juga lebih dari tiga khan?
      :
      :
      Semua “tiga” menyangkut berbagai hal yg Om kemukakan, di mata fanya sih lebih menjurus pada cocologi supaya selaras dengan ide ato imajinasi yg Om coba kembangkan………..
      :
      :Empirisku:
      1 tubuh = 1 tumbuhan
      1 tubuh + 1 jiwa = 1 hewan
      1 tubuh + 1 jiwa + 1 roh = 1 orang

      :
      :
      O…. jadi menurut Om hewan itu terdiri dari 1 tubuh + 1 Jiwa? Bukan tubuh + 1 nyawa? Jadi hewan tu tidak bernyawa? atau JIWA = NYAWA?
      Kalo Jiwa = Nyawa, maka Dokter Jiwa = Dokter Nyawa…….. wah ini betul-betul pengetahuan baru bagi fanya !!
      :
      Kalo begitu dokter jiwa, adalah dokter yg mengobati nyawa…..
      Kenapa orang mati kerap disebut kehilangan nyawa – bukan kehilangan jiwa? Orang sekarat disebut meregang nyawa ……dll
      :
      Tolong fanya dicerahkan mengenai hal tsb ya Om…. thanks
      :
      Salam Persatuan!

    • fanya November 4, 2011 / 1:38 pm

      @Om Maren
      Atau, apakah kau hrs percaya roh=jiwa?
      Pls bedakan org kesurupan dgn org gila.
      Tertiga adalah bisaku, tunjukan bisamu.

      :
      Empirisku:
      1 tubuh = 1 tumbuhan
      1 tubuh + 1 jiwa = 1 hewan
      1 tubuh + 1 jiwa + 1 roh = 1 orang

      :
      :
      Dari kedua premis Om diatas dapat disimpulkan bahwa:
      -> roh # jiwa; roh # nyawa —–> jiwa = nyawa
      orang gila = sakit jiwa —> sakit jiwa = sakit nyawa —> gila = sakit nyawa.
      :
      maka dokter jiwa = dokter nyawa.
      :

      salam

  25. Maren Kitatau November 4, 2011 / 12:09 am

    Secara simpel fanya melihat bahwa value sebagai “sesuatu” tidak cukup sebatas “pikir tiga” karena eksistensi manusia mustahil terlepas dari 4 (empat) elemen/dimensi lain yakni elemen ruang (spatial); waktu; hukum Sang Pencipta; dan Jati Diri Sang Pencipta itu sendiri.

    Pikir tiga adalah pola pikir.
    Memikir sesuatu dari tiga sisi,
    Karena sesuatu itu ada dlm ruang

    Tertiga adalah soal diri tubuh jiwa dan roh:
    Benda kongkrit, abstrak dan bukan benda
    Yg bukan benda tak perlu ruang dan waktu.

    siapapun, termasuk manusia mustahil ada tanpa ada ruang.
    siapapun termasuk manusia mustahil berbuat dan menjadi sesuatu tanpa waktu.
    manusia mustahil memperoleh nilai/value tanpa eksistensi hukum-Nya.
    dan last but not least,……….apapun pasti tak ada tanpa Sang Pencipta.

    Kau sedang menganggap diri ini tubuh tok.
    Segala yg pasti-pasti adalah pikir satu.
    Segala yg bertentangan pikir dua.

    merujuk pada elemen terakhir namun paling utama tsb, apapun yg diupayakan setiap mahluk akan menjadi sia-sia jika keliru mengenali sosok Tuhannya karena kekeliruan dalam mengenali sosok/Jati Diri Tuhan otomatis menjadi kekeliruan dalam merujuk hukum-hukum-Nya, dan kekeliruan dalam merujuk/mengaplikasikan hukum-hukum-Nya berarti kesia-siaan dan kemusnahan………..

    Nah loh, diri ini belum tuntas
    Boro-boro Tuhan kau kupas
    Ini omdo namanya.

    itulah pandangan simpel fanya yg tentunya belum secanggih Om Maren dalam berolah pikir dan berfilsafat mengenai gagasan “pikir tiga” Om……..

    Tak mengapa, Fan!
    Aku pun masih mereka-reka,
    Mari terus berpikir menumbuhkan rohani kita.

    Salam Damai!

    • fanya November 4, 2011 / 1:26 am

      @Om Maren
      Pikir tiga adalah pola pikir.
      Memikir sesuatu dari tiga sisi,
      Karena sesuatu itu ada dlm ruang

      :
      :
      disitulah letak permasalahannya. Pada hakekat dan kenyataannya hidup merupakan akumulasi dan interdependensi dari multi dimensi. Maka dari itu untuk menemukan hakekat hidup yg sebenarnya banyak aspek dan elemen yg harus dipikirkan dan dituntaskan. Semua orang tahu bahwa masalah hidup tidak cukup hanya dipikir dari tiga sisi belaka…..
      :
      Berbicara soal pola pikir, bisa saja ada orang yg membatasi jelajah pikirnya dalam pola tiga dimensi meski tidak sedikit pula yg gandrung dengan pola dua dimensi, positif-negatif; salah benar; untung rugi; atas bawah dst dst. Pola satu, dua, tiga dsb, hakekatnya hanyalah masalah selera maupun keterbatasn. Manakala yg didiskusikan adalah mencara kebenaran terkait masalah selera atau keterbatasan, maka disitulah terjadi kesia-siaan yg fanya maksudkan. Siapapun mustahil menemukan titik temu saat memperdebatkan warna apa yg terindah. Demikian halnya mendiskusikan tentang warna bersama orang buta………… hhhh..!
      :-
      Tertiga adalah soal diri tubuh jiwa dan roh:
      Benda kongkrit, abstrak dan bukan benda
      Yg bukan benda tak perlu ruang dan waktu.

      :
      Demikian pula tertiga yg konon menyangkut soal tubuh jiwa dan roh. Itu tentang eksistensi manusia bukan? Nah mengenai eksistensi manusia tsb tidak melulu bergantung pd apa yg ada pada entitas manusia sendiri, melainkan pula pada apa yg ada disekitarnya. “Warna” adalah sebuah eksistensi yg mustahil bisa dipungkiri. Namun warna hanya eksis berkat keberadaan cahaya. Antara warna dan cahaya terdapat interdependensi yg sangat besar dan menentukan. Demikian pula halnya dgn manusia. Manusia mustahil menjadi ada tanpa ruang, waktu, hukum dan Sang Pencipta! So, menyoroti soal manusia tak akan sempurna atau bahkan sia-sia tanpa secara simultan membahas aspek-aspek lain diluar tubuh, jiwa dan rohnya.
      :
      Bicara soal roh, apa kaitan antara roh dengan nyawa?
      :
      salam persatuan

  26. Maren Kitatau November 5, 2011 / 6:37 pm

    Kita sama-sama bodok,
    Percuma saling menyalahkan, kan?
    Tapi tak akan sia-sia jika saling belajar.

    Atau, apakah kau hrs percaya roh=jiwa?
    Pls bedakan org kesurupan dgn org gila.
    Tertiga adalah bisaku, tunjukan bisamu.
    :
    Empirisku:
    1 tubuh = 1 tumbuhan
    1 tubuh + 1 jiwa = 1 hewan
    1 tubuh + 1 jiwa + 1 roh = 1 orang
    :
    Dari kedua premis Om diatas dapat disimpulkan bahwa:
    -> roh # jiwa; roh # nyawa —–> jiwa = nyawa
    orang gila = sakit jiwa —> sakit jiwa = sakit nyawa —> gila = sakit nyawa.
    :
    maka dokter jiwa = dokter nyawa.

    Tertiga: tubuh, jiwa dan roh.
    Saat kita sadar, tubuh dan jiwa aktif, roh bagai tak ada cerita.
    Saat tak sadar, jiwa dan roh terasa aktif, tubuh bagai tak ada cerita.

    Pd tubuh masih banyak yg belum diketahui fungsinya
    Pd jiwa lebih banyak lagi yg tak tau dan samar-samar
    Pd roh lebih-lebih lagi; Dan, osilasi ketiganya apa lagi.

    Yg ini aja dulu kuancer-ancer, ya, Fan!
    Ini yg penting karna menjurus ke roh.
    Kutahu roh mu belum numbuh, keknya.

    Empiris yg lain:
    1 tubuh + 1 roh = 1 seorang jombi, heh, Frankenstain boleh jadi
    1 jiwa + 1 roh = 1 nyawa seorang; Roh-berjiwa atau jiwa-beroh, hh.

    Nyawa org yg kesumat dunia kusebut saja jiwa-beroh
    Jiwa bertahan, menarik rohnya ke dunia, dunia penasaran
    Yg ginian doyan sesajen keknya, suka order, dan bisa dibotolin, hh

    Nyawa org yg berserah kusebut saja dgn roh-berjiwa.
    Jiwa berserah, rela ditarik oleh roh yg awalnya dari Tuhan.
    Yg ginian ini terbangnya tinggi, nggak bisa dipanggil-panggil, hh.

    Kakitu dudu lah!

    Salam Damai!

    • fanya November 5, 2011 / 8:41 pm

      @Om Maren
      1 tubuh + 1 roh = 1 seorang jombi, heh, Frankenstain boleh jadi
      1 jiwa + 1 roh = 1 nyawa seorang; Roh-berjiwa atau jiwa-beroh, hh.

      Nyawa org yg kesumat dunia kusebut saja jiwa-beroh
      Jiwa bertahan, menarik rohnya ke dunia, dunia penasaran
      Yg ginian doyan sesajen keknya, suka order, dan bisa dibotolin, hh

      :
      :
      Asli, fanya belum tercerahkan oleh uraian Om diatas.
      Uraian Om tsb jelas merujuk eksistensi entitas NYAWA. Itu sebabnya fanya katakan bhw tidak hanya 3 unsur (tubuh; jiwa dan roh) saja yg ada dalam diri manusia. Siapapun tahu bhw manusia hanya hidup jika ia mempunyai NYAWA. Semua sepakat bahwa mahluk hidup yg tidak bernyawa sebutannya adalah mayat atau bangkai. Maka dari itu “tertiga” jelas bukan fakta atau realita manusia, melainkan sekedar kreasi suka-suka pribadi Om yg begitu terobsesi oleh angka 3 (tiga) dan mencoba mencocologikan tiga tsb seolah “sumber” dari segala sesuatu. Secara logika, yg pasti merupakan sumber (awal) adalah 1 (satu), bukan dua, apalagi tiga. Mustahil ada 3 tanpa ada 1 dan 2!
      :
      Om juga tampaknya belum tanggapi komen fanya berikut:
      :
      Berbicara soal pola pikir, bisa saja ada orang yg membatasi jelajah pikirnya dalam pola tiga dimensi meski tidak sedikit pula yg gandrung dengan pola dua dimensi, positif-negatif; salah benar; untung rugi; atas bawah dst dst. Pola satu, dua, tiga dsb, hakekatnya hanyalah masalah selera maupun keterbatasn. Manakala yg didiskusikan adalah mencara kebenaran terkait masalah selera atau keterbatasan, maka disitulah terjadi kesia-siaan yg fanya maksudkan. Siapapun mustahil menemukan titik temu saat memperdebatkan warna apa yg terindah. Demikian halnya mendiskusikan tentang warna bersama orang buta………… hhhh..!
      :
      juga yg ini:
      :
      Demikian pula tertiga yg konon menyangkut soal tubuh jiwa dan roh. Itu tentang eksistensi manusia bukan? Nah mengenai eksistensi manusia tsb tidak melulu bergantung pd apa yg ada pada entitas manusia sendiri, melainkan pula pada apa yg ada disekitarnya. “Warna” adalah sebuah eksistensi yg mustahil bisa dipungkiri. Namun warna hanya eksis berkat keberadaan cahaya. Antara warna dan cahaya terdapat interdependensi yg sangat besar dan menentukan. Demikian pula halnya dgn manusia. Manusia mustahil menjadi ada tanpa ruang, waktu, hukum dan Sang Pencipta! So, menyoroti soal manusia tak akan sempurna atau bahkan sia-sia tanpa secara simultan membahas aspek-aspek lain diluar tubuh, jiwa dan rohnya.
      :
      Bagi fanya, apapun dasarnya, tiada yg salah dengan SELERA. Namun fanya pasti akan bereaksi manakala selera dipaksakan dan disosialisasikan menjadi sebuah dogma.
      :
      Salam Persatuan.

      • Maren Kitatau November 6, 2011 / 7:16 pm

        Empiris yg lain:
        1 tubuh + 1 roh = 1 orang jombi,
        heh, Frankenstain pun boleh jadi
        1 jiwa + 1 roh = 1 nyawa seorang;
        Roh-berjiwa atau jiwa-beroh, hh.

        Nyawa org yg kesumat dunia kusebut saja jiwa-beroh
        Jiwa bertahan, membetotot rohnya ke dunia, dunia penasaran
        Yg ginian doyan sesajen keknya, suka order, dan bisa dibotolin, hh
        >
        :
        :

        Asli, fanya belum tercerahkan oleh uraian Om diatas.

        Keknya dlm tidur bisa tercerahkan tertiga itu:
        Carilah Fanya yg asli dikala bermimpi.
        Ada tiga Fanya di situ yg semuanya asli.

        Pls tell me your unforgetabel dream.
        Kalaukau melihat dirimu,
        Lalu siapa yg tidur?

        Empiris di atas adalah pecahannya saja, kali.
        Intinya, apakah kau punya roh atau nyawa,
        Seperti nyawa yg menghidupkan binatang?

        Pertentangkan lagilah:
        Senyawa dengan sejiwa,
        Roh dan jiwa dan tubuh

        Uraian Om tsb jelas merujuk eksistensi entitas NYAWA. Itu sebabnya fanya katakan bhw tidak hanya 3 unsur (tubuh;

        jiwa dan roh) saja yg ada dalam diri manusia. Siapapun tahu bhw manusia hanya hidup jika ia mempunyai NYAWA. Semua

        sepakat bahwa mahluk hidup yg tidak bernyawa sebutannya adalah mayat atau bangkai. Maka dari itu “tertiga” jelas

        bukan fakta atau realita manusia, melainkan sekedar kreasi suka-suka pribadi Om yg begitu terobsesi oleh angka 3

        (tiga) dan mencoba mencocologikan tiga tsb seolah “sumber” dari segala sesuatu. Secara logika, yg pasti merupakan

        sumber (awal) adalah 1 (satu), bukan dua, apalagi tiga. Mustahil ada 3 tanpa ada 1 dan 2!

        Hehe!
        Angka tiga itu angka illahi, keknya.
        Ntar tak ancer-ancer deh.

        Om juga tampaknya belum tanggapi komen fanya berikut:
        :
        Berbicara soal pola pikir, bisa saja ada orang yg membatasi jelajah pikirnya dalam pola tiga dimensi meski tidak

        sedikit pula yg gandrung dengan pola dua dimensi, positif-negatif; salah benar; untung rugi; atas bawah dst dst.

        Pola satu, dua, tiga dsb, hakekatnya hanyalah masalah selera maupun keterbatasn. Manakala yg didiskusikan adalah

        mencara kebenaran terkait masalah selera atau keterbatasan, maka disitulah terjadi kesia-siaan yg fanya maksudkan.

        Siapapun mustahil menemukan titik temu saat memperdebatkan warna apa yg terindah. Demikian halnya mendiskusikan

        tentang warna bersama orang buta………… hhhh..!

        O, ya!
        Singkat saja:

        Pikir satu adalah yg pasti-pasti
        Seperti halnya kita pasti mati.

        Pikir dua adalah yg bertentangan
        Spt terang-gelap, positip-negatip.

        Pikir tiga adalah hdup menghidupkan
        Spt suami-istri-anak, alam-Tuhan-manusia.
        Yg jika salah satu sakit, sakit semua,
        Salah satu nggak hidup, percuma semua.

        Bagi fanya, apapun dasarnya, tiada yg salah dengan SELERA. Namun fanya pasti akan bereaksi manakala selera

        dipaksakan dan disosialisasikan menjadi sebuah dogma.


        Fanya,
        Kau bebas berselera.
        Kau sebagusnya aktor,
        Bukan sebagus reaktor.

        Aku tidak bisa menghentikan kau ber-hihi-hihi misalnya, paling saran. Aku tidak bisa memaksamu utk tak usah berpikir atau berpikirlah seribu, kau bebas koq. Aku berpikir mengenai tertiga: tubuh-jiwa-roh, adalah spt pola pertumbuhan pembelajaran dlm hidup ini. Ketika kanak, dominan kita belajar mengenali tubuh dan kekuatannya, saat muda mulai belajar mengenal dorongan jiwa merekayasa kekuatan. Setelah “dewa”-sa baru menyadari bahwa segalanya telah percuma adanya, banyak jalan yg telah sia-sia. Lalu pasrah kpd yg kuasa, berharap abadi di Surga kpd Tuhan yg adalah Roh.

        Salam Persatuan!

  27. Maren Kitatau November 5, 2011 / 11:27 pm

    Comment by fanya— November 4, 2011

    disitulah letak permasalahannya.

    Masalah kita bukan hanya di situ letaknya,
    Masih baaanyak masalah kita di mana-mana.
    Semua itu takkan masalah jika kita mau berubah.

    Pada hakekat dan kenyataannya hidup merupakan akumulasi dan interdependensi dari multi dimensi. Maka dari itu untuk menemukan hakekat hidup yg sebenarnya banyak aspek dan elemen yg harus dipikirkan dan dituntaskan. Semua orang tahu bahwa masalah hidup tidak cukup hanya dipikir dari tiga sisi belaka…..

    Pikir satu berpiir titik-o, origin.
    Pikir dua berpikir bidang bersumbu x, y.
    Pikir tiga berpikir ruang bersumbu x, y. z.

    Bagiku cukup segitu.
    Silahkan kau tambah-kurangin,
    Sehingga cukup bagimu utk berpikir.
    Kita sedang berlatih berpikir melihat ke dalam,

    Berbicara soal pola pikir, bisa saja ada orang yg membatasi jelajah pikirnya dalam pola tiga dimensi meski tidak sedikit pula yg gandrung dengan pola dua dimensi, positif-negatif; salah benar; untung rugi; atas bawah dst dst. Pola satu, dua, tiga dsb, hakekatnya hanyalah masalah selera maupun keterbatasn. Manakala yg didiskusikan adalah mencara kebenaran terkait masalah selera atau keterbatasan, maka disitulah terjadi kesia-siaan yg fanya maksudkan. Siapapun mustahil menemukan titik temu saat memperdebatkan warna apa yg terindah. Demikian halnya mendiskusikan tentang warna bersama orang buta………… hhhh..!

    Berpikirlah terus, Fan,
    Hinga tau bahwa kita punya roh yg dahsyat
    Tuangkan pikiranmu itu di sini, … jika ada!

    Tertiga adalah soal diri tubuh jiwa dan roh:
    Benda kongkrit, abstrak dan bukan benda
    Yg bukan benda tak perlu ruang dan waktu.

    :-
    Demikian pula tertiga yg konon menyangkut soal tubuh jiwa dan roh. Itu tentang eksistensi manusia bukan? Nah mengenai eksistensi manusia tsb tidak melulu bergantung pd apa yg ada pada entitas manusia sendiri, melainkan pula pada apa yg ada disekitarnya. “Warna” adalah sebuah eksistensi yg mustahil bisa dipungkiri. Namun warna hanya eksis berkat keberadaan cahaya. Antara warna dan cahaya terdapat interdependensi yg sangat besar dan menentukan. Demikian pula halnya dgn manusia. Manusia mustahil menjadi ada tanpa ruang, waktu, hukum dan Sang Pencipta! So, menyoroti soal manusia tak akan sempurna atau bahkan sia-sia tanpa secara simultan membahas aspek-aspek lain diluar tubuh, jiwa dan rohnya.

    Apakah roh memerlukan ruang dan waktu?
    Apakah roh memerlukan warna, cahaya, dll?
    Apa-apa yg mungkin dan tak mungkin menurutmu,
    Dan mana-mana yg berguna mana yg sia-sia bagi roh.

    Roh itu kuat dan penurut,
    Tubuh ini lemah dan penuntut
    Pls pendapatmu, Fan!

    Bicara soal roh, apa kaitan antara roh dengan nyawa?

    Rekaanku, yang tadi aja dulu:
    Nyawa itu roh berjiwa atau jiwa beroh.
    Yg terbangnya tinggi atau yg terbangnya rendah, hh.

    Salam Damai!

    • fanya November 6, 2011 / 12:34 pm

      @Om Maren
      Pikir satu berpiir titik-o, origin.
      Pikir dua berpikir bidang bersumbu x, y.
      Pikir tiga berpikir ruang bersumbu x, y. z.

      Bagiku cukup segitu.
      Silahkan kau tambah-kurangin,
      Sehingga cukup bagimu utk berpikir.
      Kita sedang berlatih berpikir melihat ke dalam,

      :
      :
      Om menganut pikir tiga, atau tiga dimensi silahkan……….
      siapapun berhak mengembangkan olah pikir masing-masing, logis ataupun tidak, wajar ataupun aneh….
      :
      Setahu fanya “model berfikir” yg lazim digunakan dlm kosa kata bahasa indonesia dirujuk lewat satuan misalnya sedikitnya manusia tidak cukup hanya “berpikir dua kali” atau “tiga kali” saja, melainkan “pikir seribu kali” sebelum kamu berbuat hal itu.
      :
      Mengenai scope/dimensi/lingkup berpikir, Islam sejak awal tlh mengajari pola berpikir lintas dimensi dan tidak berhenti hanya sebatas pada 3 (tiga) aspek dimensi yg unsur-unsurnya sangat berbeda dengan pikir tiga (tubuh-jiwa-roh), melainkan juga harus mengikut sertakan dimensi waktu (duniawi & ukhrawi) dan dimensi hukum (manusiawi-ilahi);
      :
      Dimensi berpikir manusia umumnya berpijak pada:
      1. Aspek/dimensi Individual; –> jangan cari untung sendiri.
      2. Aspek/dimensi Material –> jangan serakah.
      3. Aspek/dimensi Sosial –> pikirkan dampaknya thdp kepentingan orang lain/lingkungan.
      4. Dimensi Cultural –> etika, sopan-santun, tradisi.
      5. Dimensi Psikological —> pikirkan dampak psikologis thd diri sendiri maupun orang-orang terdekat kita.
      6. Dimensi Waktu; —> jangan pikirkan enaknya sekarang saja, pikirkan kedepannya (baik di dunia maupun akhirat).
      7. Dimensi Hukum —> ingat konsekwensi hukumnya (baik hukum manusia maupun hukum tuhan>
      :
      Menurut fanya, itulah pola berfikir konvensional yg berlaku universal yang meliputi 7 aspek (dimensi) berpikir. Bahkan manusia atheis sekalipun gunakan 7 dimensi berpikir tsb walalupun tanpa sub dimensi spiritual pd poin 6 dan 7 nya.
      :
      Siapapun berhak menerapkan pola berfikir mengikuti selera, kualitas pribadi dan tingkat intelektual masing-masing bukan?
      :
      Salam

      • Maren Kitatau November 6, 2011 / 6:15 pm

        Setahu fanya “model berfikir” yg lazim digunakan dlm kosa kata bahasa indonesia dirujuk lewat satuan misalnya sedikitnya manusia tidak cukup hanya “berpikir dua kali” atau “tiga kali” saja, melainkan “pikir seribu kali” sebelum kamu berbuat hal itu.

        Kau benar!
        Hanya kau belum bisa membedakan pola pikir tiga drn tertiga. Dan kau belum juga bisa juga membedakan sudut pandang dgn frekwensi pandang..

        Siapapun berhak menerapkan pola berfikir mengikuti selera, kualitas pribadi dan tingkat intelektual masing-masing bukan?

        Ya, ku betul lagi, Neng!
        Di sini aku hanya bermaksud menyadarkan kita, bahwa kita punya tubuh jiwa dan roh (tertiga). Tubuh itu lemah dan penuntut, roh itu kuat dan penurut. Tubuh itu kodrat waktunya sementara, kodrat ruangnya benua bawah. Roh itu kodrat waktunya abadi, kodrat runganya benua atas.

        Jiwa bukanlah kodrat,
        Melainkan kesempurnaan,
        Kpd tubuh atau senyawa roh

        Salam Damai!

  28. Maren Kitatau November 6, 2011 / 5:54 pm

    Dari cucu Abraham,
    Kepad cucu Ibrahim:
    Selamat hari raya kurban!


    Soal tubuh misalanya:
    Ada badan, anggota badan dan kepala
    Soal jiwa ada id, ego dan superego
    Soal roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus.

    :
    Nah tuh, dasar pembagian tubuh menjadi tiga elemen yg Om kemukakan diatas khan pd hakekatnya hanya bersifat

    relatif berdasarkan aspek tertentu (mungkin penyederhanaan bahasa/kiasan saja), kepentingan pihak maupun sekedar

    pembagian secara jeneral semata bukan?

    Ya!
    General saja.
    Bukan elementer.

    Soal tubuh sudah banya yg ngoprek-oprek.
    Soal jiwa pun sudah mulai banyak yg ngeh.
    Soal roh, Roh Kudus dan Roh tak Kudus, belum.

    Pembagian tubuh manusia kedalam tiga elemen tsb jelas tidak mutlak, tidak berlaku universal, tidak sesuai dengan

    kenyataan sebenarnya serta tidak memiliki dasar hukum apapun (kalau Om Maren ada dasar hukumnya tolong fanya

    dikoreksi)!.

    Tak ada yg peru dikoreksi pd pembelajaran kita.
    Pembagian tubuh itu suka-suka buka suka hukum apapun
    Tak ada kewajiban kita mengakurasikan elemen bagiannya.

    Tubuh bukan sesuatu yg mutlak.
    Tubuh itu lemah dan penuntut,
    Roh kuat dan penurut.

    Tubuh kubagi tiga bagian: Anggota badan, badan dan kepala.
    Anggota badan bagai utk menggali apa yg ada di benua bawah.
    Badan bagai utk menikmati apa-apa yg sudah di benua tengah.
    Kepala mencari-cari nikmat abadi yg hakiki di benua atas,hh.

    Tubuh mengajari kita akan kebutuhan hidup
    Jiwa mengajari kita mengabadikan kebutuhan itu
    Roh adalah keabadaian itu, di Surga atau Neraka.

    Coba Om perhatikan pembagian tubuh manusia berdasarkan disiplin ilmu kedokteran dan faal tubuh yg secara formal

    direpresentasikan lewat spesialisasi cabang ilmu kedokteran: THT, Dalam, Jantung, Tulang, Syaraf, Gigi, Kandungan,

    Kulit & Kelamin dst dst….. tidak hanya tiga khan ? Pembagian/pengelompokan seperti itu legal, formal, dan faktual

    loh!! Oke?

    Ok!
    Itu suka-suka mereka para ahli.
    Kita ikut saja pembagian keahlian mereka.
    Kita tidak hendak menditelkan ke tiga bagian tubuh itu.
    Basisnya aja yg tiga, ditelnya milyaran, dan berinteraksi
    Sasaran kita kearah rohaniah, bukan hal-hal yg badaniah.

    Lihat lagi pembagian/pengelompokan formal tubuh manusia berdasarkan fungsi indera (fanya jadi inget pelajaran di

    SD): Mata-Penglihat, Kuping-Pendengar, Lidah-Perasa, Telapak tangan-Peraba, Hidung-Pecium/pembau…….. qiqiqi juga

    lebih dari tiga khan?

    Dari banyak organ yg kau sebut,
    Dan lebih banyak lagi yg tidak kau sebut,
    Ambil tiga saja yg menarik utk ertumbuhan tertiga.

    Pencerna pertama makanan tubuh ialah orga mulut, turun ke perut.
    Pencerna pertama makanan jiwa ialah organ mata, turun ke kelamin.
    Pencerna pertama makanan roh ialah organ telinga, turun ke hati.

    Makanan tertiga,
    Kueka-reka di sini:
    http:

    Semua “tiga” menyangkut berbagai hal yg Om kemukakan, di mata fanya sih lebih menjurus pada cocologi supaya

    selaras dengan ide ato imajinasi yg Om coba kembangkan………..

    Ya!
    Tertiga itu bukan apa-apa bagimu.
    Kali rohmu terlalu tipis utk bisa menggumulinya.
    Itu hanya satu cara utk tau aku segambar dgn-Nya.


    :Empirisku:
    1 tubuh = 1 tumbuhan
    1 tubuh + 1 jiwa = 1 hewan
    1 tubuh + 1 jiwa + 1 roh = 1 orang

    :
    O…. jadi menurut Om hewan itu terdiri dari 1 tubuh + 1 Jiwa?
    Bukan tubuh + 1 nyawa?

    Bukan!

    Jadi hewan tu tidak bernyawa? atau JIWA = NYAWA?
    Kalo Jiwa = Nyawa, maka Dokter Jiwa = Dokter Nyawa…….. wah ini betul-betul pengetahuan baru bagi fanya !!

    Kalau jadi begitu, entahlah!
    Aku hanya tekankan hewan tak punya roh.
    Kau menekankan hewan punya nyawa, terserah kau.
    Hiu dan kutunya, virus dan bakteripun punya nyawa jadinya.
    Sekali lagi terserahmu menyamakan nyawa dgn jiwa dgn roh.

    Tapi memang anjng bisa gila, loh.
    Belakangan ini terkenal sapi gila.
    Intinya, hewan nggak bisa bicara.

    Kalo begitu dokter jiwa, adalah dokter yg mengobati nyawa…..
    Kenapa orang mati kerap disebut kehilangan nyawa – bukan kehilangan jiwa? Orang sekarat disebut meregang nyawa

    ……dll

    Nah, kau jadi repot sendiri dgn nyawa = jiwa.
    Rekaanku nyawa itu roh berjiwa atau jiwa beroh
    Itu aja dulu; Utk kita, nyawa kita, bukan hewan
    Kecuali kau ingin mensejajarkan kita dgn hewan itu.
    Lalu sapi gila kita bawa ke rumah-sakit jiwa, ehm,
    Repot.

    Tolong fanya dicerahkan mengenai hal tsb ya Om…. thanks

    Pelan-pelan saja berpikirnya supaja jernih, Neng!
    Kita terlalu bodok utk merambah semua yg nyata,
    Sing penting roh kita ada dan bisa bertumbuh, gitu.
    Fokus bukan ke ditel tubuh atau hewan menjadi beroh.

    Fokus aja soal rohani,
    Yang roh ada tiga: Rohku,
    Roh Kudus dan Roh tak Kudus.

    Itu fokusnya hingga ngeh!

    Salam Damai!

    • fanya November 6, 2011 / 9:23 pm

      @Om Maren
      Pembagian tubuh itu suka-suka buka suka hukum apapun
      Tak ada kewajiban kita mengakurasikan elemen bagiannya.

      etc etc….

      :
      :
      Terimakasih.
      Jawaban/pernyataan Om tsb diatas mengkonfirmasi perkiraan fanya terkait tertiga dan pikir tiga yg Om gulirkan lewat dunia maya.
      :
      :
      Salam Persatuan

      • Maren Kitatau November 6, 2011 / 10:40 pm

        Baiklah Fan, kalau sudah mulai cocok dgn perkiraanmu. Anatomi tubuh kita yg rumit itu 95% sama dgn Mawas, 98% dgn Simpanse. Aku juga nggak tau apa kekurangan mereka dan apa kelebihan kita dlm soal organ-oragan tubuh. Yg jelas, tubuh ini bukanlah sesuatu yg perlu kita pertahankan atau sempurnakan atau abadikan, karna ia hanya sementara dan akan kembali ke Bumi.

        Menjadi lebih penting bagi kita sekarang adalah soal jiwa dan lalu soal roh. Pd jiwa ada id, ego dan superego, pd roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus. Apa pendapatmu soal mereka padamu?

        Salam Damai!

  29. fanya November 7, 2011 / 12:51 am

    @Om Maren
    Pembagian tubuh itu suka-suka buka suka hukum apapun
    Tak ada kewajiban kita mengakurasikan elemen bagiannya.

    :
    Pernyataan Om tsb mengkonfirmasi fanya bahwa pembagian tubuh ala Om Maren menjadi 3 sbg: kepala-badan-dan anggota badan, adalah sekedar suka-suka bukan suka hukum apapun dan tak perlu akurat”, dgn kata lain sekedar “cocologi” atau “kirata” – di kira-kira supaya seolah nyata” belaka.
    :
    :
    Menjadi lebih penting bagi kita sekarang adalah soal jiwa dan lalu soal roh. Pd jiwa ada id, ego dan superego, pd roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus. Apa pendapatmu soal mereka padamu?
    :
    Selaku WNI fanya wajib tunduk, respek dan berpegang pada makna “roh” mengikuti kaidah bahasa Indonesia yg benar sbgmn diformalkan dlm KBBI yaitu : 1. nyawa; 2. arwah; 3. semangat dan 4. roh kudus (jibril). Dari keempat entitas roh tsb, hanya no. 3 yaitu “semangat” yg dimungkinkan utk diolah dan didalami. Mengenai ketiga entitas lainnya, karena tak ada satupun teori atau bukti empirik yg valid utk dijadikan acuan, fanya rasa tak ada manfaatnya utk membahasnya.
    :
    Mengenai upaya untuk menjadi sosok manusia bermakna, sebagaimana fanya kemukakan dlm komen terdahulu, MUSTAHIL tercapai hanya dengan mengolah tubuh, jiwa dan roh saja tanpa mengikutsertakan aspek Waktu dan aspek Hukum.
    Bukankah “KUDUS” dan “TIDAK KUDUS” itu mutlak dimensi/ranah HUKUM? Kudus menurut hukum A bisa jadi adalah TIDAK KUDUS menurut hukum B bukan? Demikian pula menyangkut predikat “baik” manusia mustahil mengabaikan term waktu yg menjadi tolok ukur/momentum “baik” tsb, kapan? hanya sesaat saja, nanti? atau baik dlm kehidupan kekal kelak?.
    :
    Belum lagi pertanyaan apa ada kehidupan kelak? bukankah atheis atau ajaran lain sama sekali tak percayai keberadaan kehidupan akhirat tersebut? Disitu pentingnya mengenali dan menetapkan sosok Tuhan yg dijadikan acuan. Tanpa mengikut sertakan aspek2/dimensi tsb membahas tertiga sampai kapanpun tentu sia-sia belaka.
    :
    Itu sebabnya fanya mempertanyakan validitas dan akurasi ide Tertiga tsb jika tujuannya adalah berupaya menjadikan manusia sesuai fitrah penciptaa-Nya.
    Dalam hal ini fanya meyakini, terlepas dari apapun keyakinan yg dianut seseorang, untuk menjadi manusia yg baik sebagaimana fitrah-Nya manusia harus dalami ter-tujuh, bukan tertiga.
    :
    Salam Persatuan

    • Maren Kitatau November 7, 2011 / 9:46 pm

      Ok, Fan!
      Nanti kurespon ditelnya

      Kau tidak mengenal roh.
      Ada “semangat” yg dimungkinkan diolah.
      Bagai mana tentang jiwa pd-mu: id, ego, superego.

      Salam Damai!

      • Maren KitatauMaren Kitatau November 11, 2011 / 9:51 am

        Neng Fannya!

        Ujilah segala sesuatu,
        Ambil yg baik-baiknya,
        Simpan yg ragu-ragu,
        Buang yg takperlu.

        Salam Damai!

      • Maren Kitatau November 11, 2011 / 5:38 pm

        Gimana, Fan! Jiwa!
        Yang basiknya saja,
        Jangan yg ribet-ribet.

        Ujilah segala sesuatu,
        Ambilyg baik-baiknya,
        Simpan yg raguragu.

        Salam Damai!

  30. Sandian Virgo November 10, 2011 / 6:42 pm

    apakah Allah juga menciptakan Surga dan neraka jawabannya adalah sudah pasti Allah menciptakan Surga dan Neraka, klo demikian pasti Allah menciptakan Alam semesta untuk kehidupan manusia dalam ujian yg kelak akan menuju di akherat nanti. Alam semesta hanya untuk sebagai kehidupan sementara dan penuh dalam ujian. dimana ujian itu terdapat ujian buruk dan baik. dan setiap ujian akan di pertanyankan di akherat nanti jika ujian itu dilakukan dengan sabar dan bertawakal dengan rasa bersyukur Insyaallah Surgalah imbalannya, dan klo ujian itu penuh kegagalan maka nerakalah imbalannya, , Allahu Aqlam, hanya Allah yg Maha tau segala urusan Dunia dan Akherat. ( apakah nanti kalian juga bertanya terciptanya Allah , klo demikian kalian tidak punya rasa malu Terhadap Allah. sudah jelas kalian sekarang hidup dan bisa bernafas apakah kalian tidak punya rasa berterima kasih pada Allah. orang yg menanyakan untuk apa alam semesta ini di ciptakan itu adalah orang yg sangat bodoh sekali dan sudah jelas tidak pernah membaca Al-Qur’an atau Kitap lainnya seperti Kitap Injil dan Taurat. kalau dunia ini terciptanya secara kebetulan maka apakah kisah Nabi Musa itu juga secara kebetulan yg diwaktu kecil Dia ibunya disuruh Allah untuk menhanyutkan nabi musa karena pada waktu itu akan ada pembantaian semua anak laki laki, dan Nabi musa di temukan oleh Raja Fir’aun dan kemudian Nabi Musa tidak mau minum air susu ibu orang lain kecuali Ibu kandungnya sendiri. apakah dan masih banyak lagi kisah kisah Nabi dan itu semua adalah sebuah perencanaan Allah dan sebagai tanda tanda bahwa dunia ini bukan suatu kebetulan melainkan Diciptakan oleh Allah. terkutuklah orang orang yg selalu menanyakan untuk apa Alam semesta ini diciptakan. dan menyalah kan Allah menciptakan Alam Semesta ini, Allahu Aqlam hanya Allah yg Maha Tau.. Segala urusan Dunia dan Akherat, Subkhanallah …

  31. Maren KitatauMaren Kitatau November 11, 2011 / 9:53 am

    Salam Fanya!
    How about your unforgetabel dream!

    Apa masih belum jelas manamu yg asli?
    Di dlm mimpi ada banyak data maya.
    Walau kau tak suka, dia ada.


    @Om Maren
    Pembagian tubuh itu suka-suka buka suka hukum apapun
    Tak ada kewajiban kita mengakurasikan elemen bagiannya.

    :
    Pernyataan Om tsb mengkonfirmasi fanya bahwa pembagian tubuh ala Om Maren menjadi 3 sbg: kepala-badan-dan anggota badan, adalah sekedar suka-suka bukan suka hukum apapun dan tak perlu akurat”, dgn kata lain sekedar “cocologi” atau “kirata” – di kira-kira supaya seolah nyata” belaka.

    Hehe,
    Hukum cocology, ya.
    Kirata lebih kena, keknya.

    Spt pencipta, sebelum realisasi.
    Semua imajinasi dicocoki.
    Kadang dengan simulasi.

    Kampak cocok dgn proyeksi organ tangan.
    Nama-nama komponen kamera=organ mata.
    Kedaraan pun ada kepala, bodi, dan “kakinya”.

    Ciptaan mencerminkan pencipta.
    Kita adalah master piece-Nya,
    Tak heran, tertiga segambar dgn-Nya.
    Cocok, kan?

    Jadi tubuh kita itu kuginin aja:
    Anggota badan menggali apa di benua bawah
    Badan menikmati apa yg ada di benua tengah
    Kepala mencari yg abadi apa di benua atash.

    Ehm!
    Cocok tak tuh, ya.
    Kira-kira nyata ajalah, ya.

    Pembagian tubuh itu,
    Cukup kita generalin ajalah, kan Fan?
    Ditel tubuh dan interlink-nya ruwet banget.

    Kemaren pun sudah kubilang:


    Ku ulangi:
    “Yg jelas, tubuh ini bukanlah sesuatu yg perlu harus kita pertahankan atau harus kita sempurnakan atau perlu harus kita abadikan, karna ia hanya sementara dari Bumi dan akan kembali ‘di ke Bumi kan’ kelak, kan?.”


    Tubuh itu pembagian umum yg tampak nyata,
    Guna kita bisa menyatakan yg tidak nyata.
    Itu utama kita, menyatakan yg tak nyata,
    Walau dgn kirata.
    – – Yaitu roh,
    – – Bukan tubuh.

    Keknya semangatmu hanya pd yg nyata kutengok.
    Berputar di dalam pada yg fana; Cangkangnya.
    Gemetar ke dalam pada tertiga; Inti-sarinya:
    – – Yaitu nyawa, paduan roh dan jiwa.
    – – Atau arwah, paduan jiwa dan roh,hh


    Lanjutkanlah mengkira-kira roh dan jiwa, Fan.
    Menjadi lebih penting bagi kita sekarang adalah soal roh dan jiwa. Pd jiwa ada id, ego dan superego, dan pd roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus.
    Apa pendapatmu soal mereka padamu?
    Itu pertanyaan ulang.

    Selaku WNI fanya wajib tunduk, respek dan berpegang pada makna “roh” mengikuti kaidah bahasa Indonesia yg benar sbgmn diformalkan dlm KBBI yaitu : 1. nyawa; 2. arwah; 3. semangat dan 4. roh kudus (jibril). Dari keempat entitas roh tsb, hanya no. 3 yaitu “semangat” yg dimungkinkan utk diolah dan didalami.

    roh = semangat (spirit)
    Ini lebih baik dari pada = nyawa,
    Lebih baik juga dari pada = arwah.

    Oklah,
    Roh bagimu adalah semangat, sbg WNI.
    Semua suku bangsa punya semangat itu.
    Semangat yg dibangun nenek moyangnya.
    Semangat yg dipelihara oleh keturunannya.
    Kau hanya mematuhi hukum semangat yg valid.
    Itu lah itu! Entah apa pun itu! Itu zona aman kali.

    Spt Suku Baduy muter di arealnya saja,
    Demi memelihara semangat leluhurnya.
    Di luar areal tak ada kuasa semangat itu.

    Kalau kau nggak punya semangat pencipta,
    Maka wajar tak berani jauh membahasnya.
    Karna kau terikat hukum dan bukti duniawi.

    Semangatmu hanya pd: “Seeing is believing”
    Bagai mustahil: “Believing makes you see!”
    Begitu kah, Fan?

    Mengenai ketiga entitas lainnya, karena tak ada satupun teori atau bukti empirik yg valid utk dijadikan acuan, fanya rasa tak ada manfaatnya utk membahasnya.

    Sebaiknya, semua ciptaan harus ada manfaatnya.
    Dari kemaren, semangatmu hanya pd kedagingan.
    Semangatmu terbatas dan tergantung pd “karena”.

    Kau mustahil bisa berteori dan mustahil berinovasi.
    Semangatmu bagai fix oleh jiwa orang yg “valid”.
    Itu lah acuan semangatmu

    Kita sedang dalam proses belajar.
    Tidak ada benar dan salah utk hal ini,
    Karena semuanya akan memperkaya.

    Jadi,
    Jangan cari jalan keluar utk belajar.

    Kemarin kusarankan:
    Jadilah aktor, bukan reaktor yg hanya bergantung.
    Bergantung kpd bukti, bergantung kpd teori,
    Bergantung waktu, bergantng ruang, dll.

    Ketahuilah, yg bergantung itu adalah:
    Semangatmu, rohmu, yg tidak merdeka.
    Rohmu dibekep jadi nyawa oleh jiwa yg valid.

    Apa kau masih takut berpikir merdeka, sebab
    Dah lama berggantung pd apa kata hukum dunia.
    Sekali ambil keputusan rohani, putuslah gantungan,
    Jatuh.

    Asal tahu juga:
    Hukum alam pun banyak anomalinya
    Dan banyak juga paradoksalnya.

    Jadi, tak usah malu salah belajar,
    Kehidupan ini adalah pelajaran,
    Bukan zona aman.

    Taruh dulu semangat duniawimu,
    Tumbuhkan semangat rohanimu,
    Kau akan bertumbuh dan berubah.
    Berani?

    Tetaplah bersemangat, Neng!
    Semangat mencinta itu dari Tuhan.
    Semangat membenci dari Setan.

    Soal ke tiga entitas (KBBI) lainnya,
    No.1. nyawa, mungkin sama dgn arwah.
    Ke duanya cocok disebut di luar raganya.

    Utk yg no.4, roh kudus, kurasa itu bukan jibril.
    Lalu, Setan atau Iblis menurutku itu roh juga,
    Yaitu roh-jahat yg kusebut juga Roh tak Kudus.

    Gimana ancer-ancermu yg tidak harus valid.
    Dan memang tak ada penelitian roh yg valid,
    Karna roh bukanlah benda yg dpt dijengkal.

    Mengenai upaya untuk menjadi sosok manusia bermakna, sebagaimana fanya kemukakan dlm komen terdahulu, MUSTAHIL tercapai hanya dengan mengolah tubuh, jiwa dan roh saja tanpa mengikutsertakan aspek Waktu dan aspek Hukum.

    Kita belum mendiskusikan apa yg hrs dikerjakan tertiga.
    Kita masih berkutat-ketat kedirian tertiga di bumi ini.
    Bumi yg telah tercipta sebelum diri tertiga kita.

    Ruang-waktu telah tersedia.
    Semangatmu yg tidak ada.
    Carilah semangat itu dulu.

    Bukankah “KUDUS” dan “TIDAK KUDUS” itu mutlak dimensi/ranah HUKUM?
    Kudus menurut hukum A bisa jadi adalah TIDAK KUDUS menurut hukum B bukan?
    Demikian pula menyangkut predikat “baik” manusia mustahil mengabaikan term waktu yg menjadi tolok ukur/momentum “baik” tsb, kapan? hanya sesaat saja, nanti? atau baik dlm kehidupan kekal kelak?.

    Ya, terserahmu!
    Hukum A vs. B,
    Boleh-boleh saja.

    Globalnya:
    Kehendak Tuhan vs kehendak Setan.
    Antara ketuhanan vs kesetanan
    Antara kasih vs benci.

    Ditelnya:
    Diserahkan kpd kita masing-masing.
    Sedetel: ehm vs hihihihi, sorry Fan!

    Preksalah hukum-hukum dunia yg mengikatmu itu,
    Hingga tau apa sebab hrs bergantung kepadanya,
    Dan tau mengapa kau tak boleh merdeka darinya!

    Belum lagi pertanyaan apa ada kehidupan kelak?
    Bukankah atheis atau ajaran lain sama sekali tak percayai keberadaan kehidupan akhirat tersebut?

    Biarkan mereka tak percaya.
    Biarkan mereka tak berohani.
    Biarkan binatang berpikir itu berpikir.

    Pikirkan aja padamu:
    Apa pernah hidup di alam cairan Ibu sendiri,
    Apa kini sedang hidup di alam padatan Ibu Pertiwi,
    Apa kau tak bisa hidup di alam gas-an Illahi nanti?

    Mungkin atheis tak mau percaya ini:
    Percaya ada orang gila tak percaya ada bambu gila.
    Percaya ada kuda pincang tak percaya kuda-lumping.

    Mungkin bisa kau tanyakan juga padanya:
    Apa tanggapanmu ttg orang kesurupan,
    Bagai mana cara menyetel mimpi, misalnya.

    Di situ pentingnya mengenali dan menetapkan sosok Tuhan yg dijadikan acuan. Tanpa mengikut sertakan aspek2/dimensi tsb membahas tertiga sampai kapanpun tentu sia-sia belaka.

    Ini lah diskusi itu, Fan:
    Sebelum mengenali sosok Tuhan,
    Kenalilah terlebih dahulu sosok diri.

    Bohong kita mengenal sosok Tuhan
    Tapi kita belum mengenal sosok diri
    Dan belum mengenal sosok alam ini

    Kita belajar dari bawah ke atas
    Kita belajar dari tubuh ke roh
    Dari keruh menjadi bening

    Kau gampang lupa rupanya.
    Ketika kau bertanya perekat tertiga.
    Itu lah kehendak Tuhan, itu lah acuan kita.

    Aku telah katakan bahwa manusia dicipta segambar dgn-Nya. Perekat tertiga adalah kehendak-Nya, Dia-lah pencipta tertiga itu. Pengurainya pun hendaknyalah kehendak-Nya, jangan kehendak lainnya semisal bunuh diri.

    Disitu pentingnya mengenali dan menetapkan sosok Tuhan yg dijadikan acuan.

    Di situ pula pentingnya pengenalan rohani itu, kan.
    Bagai mana mungkin mendekati Tuhan tanpa roh,
    Bagai mana mungkin menjauhi Setan tanpa roh.

    Kliatannya kau bertuhan didominasi oleh jiwamu,
    Sehingga tampak, bahwa kewajibanmu betuhan,
    Lebih kuat dari pada kepasrahanmu bertuhan.

    Tandingkan: kewajiban vs kepasrahan itu.

    Itu sebabnya fanya mempertanyakan validitas dan akurasi ide Tertiga tsb jika tujuannya adalah berupaya menjadikan manusia sesuai fitrah penciptaa-Nya.

    Akurasi tak teraplikasi pd yg rohani.
    Akurasi hanya afdol utk yg duniawi,
    Itu pun selalu ada toleransi akurasi.

    Lagi-lagi pelak tampak bahwa
    Semangatmu hanya ada pd yg terukur,
    Yg sahih dan trengginas tidak yg maya.

    Dalam hal ini fanya meyakini, terlepas dari apapun keyakinan yg dianut seseorang, untuk menjadi manusia yg baik sebagaimana fitrah-Nya manusia harus dalami ter-tujuh, bukan tertiga.

    Kita belum bicara soal menjadi.
    Karna hal menjadi pun nanti kukira tiga:
    Menjadi yg alami, yg duniawi, yg rohani.

    Soal menjadi baik itu nanti.
    Kita masih berkutat-ketat soal komposisi umum dari diri tertiga di Bumi Pertiwi ini. Kita sedang menguliti tertiga agar kau gampang menyelidiki trinitas.

    Dari simpul responmu di yg sebelumnya:
    Apa komposisi umum diri manusia ini
    Disamakan saja dgn binatang?

    Empirismu kutengok:
    1 tubuh + 1 nyawa = 1 orang
    1 tubuh + 1 nyawa = 1 binatang
    Semua mahluk sama sajalah, gitu?

    Kurasa,
    Jika benar nyawa = jiwa-beroh/roh-berjiwa,
    Maka mati sia-sialah rohanimu itu bagimu,
    Rohmu mengerdil kebekep jiwa yg keras.

    Atau, rekalah pengetahuan nyawani,
    Sebagai ganti pengetahuan rohani
    Kali-kali kau bisa, Fan.

    Tapi nanti manusia kau sederhanakan dgn binatang berpikir. Manusia menjadi tak beda dgn mahluk bersel tunggal. Kurasa hal itu hanya dimungkinkan utk hidup yg tak menghidupkan, yaitu hidup yg sekedar menggunjal saja spt bakteri.

    Aku lebih rada setuju dgn mu yg di atas,
    Bahwa roh dipadankan dgn no.3, semangat,
    Bukan roh yg dipadankan dgn no.1, nyawa.

    Kuperhatikan semangat Luke
    Dari semangat org-tuanya di sini:

    RENUNGAN,KISAH NYATA CINTA SEJATI SEORANG SUAMI



    Bolehlah semangatku begitu,
    Dari “Semangat Yang Kudus”

    Jadi,
    Tawaranmu tertujuh belum relevan didiskusikan kini.
    Mungkin menjadi penting dihayati oleh tertiga nanti.
    Entahlah!

    You are in my prayer!

    Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,
    memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

  32. Maren Kitatau November 11, 2011 / 9:32 pm

    Salam Fanya!
    How about your unforgetabel dream!

    Apa masih belum jelas yg mana yg asli?
    Dalam mimpi ada banyak data maya asli.
    Walau tak suka, data itu hrs ada.


    @Om Maren
    Pembagian tubuh itu suka-suka buka suka hukum apapun
    Tak ada kewajiban kita mengakurasikan elemen bagiannya.

    :
    Pernyataan Om tsb mengkonfirmasi fanya bahwa pembagian tubuh ala Om Maren menjadi 3 sbg: kepala-badan-dan anggota badan, adalah sekedar suka-suka bukan suka hukum apapun dan tak perlu akurat”, dgn kata lain sekedar “cocologi” atau “kirata” – di kira-kira supaya seolah nyata” belaka.

    Hehe,
    Hukum cocology, ya.
    Kirata lebih kena, keknya.

    Spt pencipta, sebelum realisasi.
    Semua ragam imajinasi dicocoki.
    Kadang dengan simulasi.

    Kampak cocok dgn proyeksi organ tangan.
    Nama elemen kamera dicocokin dgn organ mata.
    Kedaraan pun ada kepala, bodi, dan “kakinya”.

    Ciptaan mencerminkan pencipta.
    Kita adalah master piece-Nya,
    Tak heran, tertiga segambar dgn-Nya.

    Kira-kira cocok, kan?

    Jadi tubuh kita itu kuginin aja:
    Anggota badan menggali apa yg di benua bawah.
    Badan menikmati apa yg ada di benua tengah.
    Kepala mencari yg abadi apa di benua atas.

    Ehm!
    Cocok juga, tak tuh, ya.
    Kira-kira nyata ajalah, ya.

    Pembagian tubuh itu,
    Cukup kita generalin ajalah, Fan?
    Ditel tubuh dan interlink-nya ruwet banget.

    Kemaren pun sudah kubilang:

    Ku ulangi:
    “Yg jelas, tubuh ini bukanlah sesuatu yg perlu harus kita pertahankan atau harus kita sempurnakan atau perlu harus kita abadikan, karna ia hanya sementara dari Bumi dan akan kembali ‘di ke Bumi kan’ kelak, kan?.”


    Tubuh itu pembagian umum yg tampak nyata,
    Guna kita bisa menyatakan yg tidak nyata.
    Itu utama kita, menyatakan yg tak nyata,
    Walau dgn kirata.
    – – Yaitu roh,
    – – Bukan tubuh.

    Keknya semangatmu hanya pd yg nyata kutengok.
    Berputar di dalam pada yg fana; Cangkangnya.
    Gemetar ke dalam pada tertiga; Inti-sarinya:
    – – Yaitu nyawa, paduan roh dan jiwa.
    – – Atau arwah, paduan jiwa dan roh,hh


    Lanjutkanlah mengkira-kira roh dan jiwa, Fan.
    Menjadi lebih penting bagi kita sekarang adalah soal roh dan jiwa. Pd jiwa ada id, ego dan superego, dan pd roh ada rohku, Roh Kudus dan Roh tak Kudus.
    Apa pendapatmu soal mereka padamu?
    Itu pertanyaan ulang.

    Selaku WNI fanya wajib tunduk, respek dan berpegang pada makna “roh” mengikuti kaidah bahasa Indonesia yg benar sbgmn diformalkan dlm KBBI yaitu : 1. nyawa; 2. arwah; 3. semangat dan 4. roh kudus (jibril). Dari keempat entitas roh tsb, hanya no. 3 yaitu “semangat” yg dimungkinkan utk diolah dan didalami.

    roh = semangat (spirit)
    Ini lebih baik dari pada = nyawa,
    Lebih baik juga dari pada = arwah.

    Oklah,
    Roh bagimu adalah semangat, sbg WNI.
    Semua suku bangsa punya semangat itu.
    Semangat yg dibangun nenek moyangnya.
    Semangat yg dipelihara oleh keturunannya.
    Kau hanya mematuhi hukum semangat yg valid.
    Itu lah itu! Entah apa pun itu! Itu zona aman kali.

    Spt Suku Baduy muter di arealnya saja,
    Demi memelihara semangat leluhurnya.
    Di luar areal tak ada kuasa semangat itu.

    Kalau kau nggak punya semangat pencipta,
    Maka wajar tak berani jauh membahasnya.
    Karna kau terikat hukum dan bukti duniawi.

    Semangatmu hanya pd: “Seeing is believing”
    Bagai mustahil: “Believing makes you see!”
    Begitu kah, Fan?

    Mengenai ketiga entitas lainnya, karena tak ada satupun teori atau bukti empirik yg valid utk dijadikan acuan, fanya rasa tak ada manfaatnya utk membahasnya.

    Sebaiknya, semua ciptaan harus ada manfaatnya.
    Dari kemaren, semangatmu hanya pd kedagingan.
    Semangatmu terbatas dan tergantung pd “karena”.

    Kau mustahil bisa berteori dan mustahil berinovasi.
    Semangatmu bagai fix oleh jiwa orang yg “valid”.
    Itu lah acuan semangatmu

    Kita sedang dalam proses belajar.
    Tidak ada benar dan salah utk hal ini,
    Karena semuanya akan memperkaya.

    Jadi,
    Jangan cari jalan keluar utk belajar.

    Kemarin kusarankan:
    Jadilah aktor, bukan reaktor yg hanya bergantung.
    Bergantung kpd bukti, bergantung kpd teori,
    Bergantung waktu, bergantng ruang, dll.

    Ketahuilah, yg bergantung itu adalah:
    Semangatmu, rohmu, yg tidak merdeka.
    Rohmu dibekep jadi nyawa oleh jiwa yg valid.

    Apa kau masih takut berpikir merdeka, sebab
    Dah lama berggantung pd apa kata hukum dunia.
    Sekali ambil keputusan rohani, putuslah gantungan,
    Jatuh.

    Asal tahu juga:
    Hukum alam pun banyak anomalinya
    Dan banyak juga paradoksalnya.

    Jadi, tak usah malu salah belajar,
    Kehidupan ini adalah pelajaran,
    Bukan zona aman.

    Taruh dulu semangat duniawimu,
    Tumbuhkan semangat rohanimu,
    Kau akan bertumbuh dan berubah.
    Berani?

    Tetaplah bersemangat, Neng!
    Semangat mencinta itu dari Tuhan.
    Semangat membenci dari Setan.

    Soal ke tiga entitas (KBBI) lainnya,
    No.1. nyawa, mungkin sama dgn arwah.
    Ke duanya cocok disebut di luar raganya.

    Utk yg no.4, roh kudus, kurasa itu bukan jibril.
    Lalu, Setan atau Iblis menurutku itu roh juga,
    Yaitu roh-jahat yg kusebut juga Roh tak Kudus.

    Gimana ancer-ancermu yg tidak harus valid.
    Dan memang tak ada penelitian roh yg valid,
    Karna roh bukanlah benda yg dpt dijengkal.

    Mengenai upaya untuk menjadi sosok manusia bermakna, sebagaimana fanya kemukakan dlm komen terdahulu, MUSTAHIL tercapai hanya dengan mengolah tubuh, jiwa dan roh saja tanpa mengikutsertakan aspek Waktu dan aspek Hukum.

    Kita belum mendiskusikan apa yg hrs dikerjakan tertiga.
    Kita masih berkutat-ketat kedirian tertiga di bumi ini.
    Bumi yg telah tercipta sebelum diri tertiga kita.

    Ruang-waktu telah tersedia.
    Semangatmu yg tidak ada.
    Carilah semangat itu dulu.

    Bukankah “KUDUS” dan “TIDAK KUDUS” itu mutlak dimensi/ranah HUKUM?
    Kudus menurut hukum A bisa jadi adalah TIDAK KUDUS menurut hukum B bukan?
    Demikian pula menyangkut predikat “baik” manusia mustahil mengabaikan term waktu yg menjadi tolok ukur/momentum “baik” tsb, kapan? hanya sesaat saja, nanti? atau baik dlm kehidupan kekal kelak?.

    Ya, terserahmu!
    Hukum A vs. B,
    Boleh-boleh saja.

    Globalnya:
    Kehendak Tuhan vs kehendak Setan.
    Antara ketuhanan vs kesetanan
    Antara kasih vs benci.

    Ditelnya:
    Diserahkan kpd kita masing-masing.
    Sedetel: ehm vs hihihihi, sorry Fan!

    Preksalah hukum-hukum dunia yg mengikatmu itu,
    Hingga tau apa sebab hrs bergantung kepadanya,
    Dan tau mengapa kau tak boleh merdeka darinya!

    Belum lagi pertanyaan apa ada kehidupan kelak?
    Bukankah atheis atau ajaran lain sama sekali tak percayai keberadaan kehidupan akhirat tersebut?

    Biarkan mereka tak percaya.
    Biarkan mereka tak berohani.
    Biarkan binatang berpikir itu berpikir.

    Pikirkan aja padamu:
    Apa pernah hidup di alam cairan Ibu sendiri,
    Apa kini sedang hidup di alam padatan Ibu Pertiwi,
    Apa kau tak bisa hidup di alam gas-an Illahi nanti?

    Mungkin atheis tak mau percaya ini:
    Percaya ada orang gila tak percaya ada bambu gila.
    Percaya ada kuda pincang tak percaya kuda-lumping.

    Mungkin bisa kau tanyakan juga padanya:
    Apa tanggapanmu ttg orang kesurupan,
    Bagai mana cara menyetel mimpi, misalnya.

    Di situ pentingnya mengenali dan menetapkan sosok Tuhan yg dijadikan acuan. Tanpa mengikut sertakan aspek2/dimensi tsb membahas tertiga sampai kapanpun tentu sia-sia belaka.

    Ini lah diskusi itu, Fan:
    Sebelum mengenali sosok Tuhan,
    Kenalilah terlebih dahulu sosok diri.

    Bohong kita mengenal sosok Tuhan
    Tapi kita belum mengenal sosok diri
    Dan belum mengenal sosok alam ini

    Kita belajar dari bawah ke atas
    Kita belajar dari tubuh ke roh
    Dari keruh menjadi bening

    Kau gampang lupa rupanya.
    Ketika kau bertanya perekat tertiga.
    Itu lah kehendak Tuhan, itu lah acuan kita.

    Aku telah katakan bahwa manusia dicipta segambar dgn-Nya. Perekat tertiga adalah kehendak-Nya, Dia-lah pencipta tertiga itu. Pengurainya pun hendaknyalah kehendak-Nya, jangan kehendak lainnya semisal bunuh diri.

    Disitu pentingnya mengenali dan menetapkan sosok Tuhan yg dijadikan acuan.

    Di situ pula pentingnya pengenalan rohani itu, kan.
    Bagai mana mungkin mendekati Tuhan tanpa roh,
    Bagai mana mungkin menjauhi Setan tanpa roh.

    Kliatannya kau bertuhan didominasi oleh jiwamu,
    Sehingga tampak, bahwa kewajibanmu betuhan,
    Lebih kuat dari pada kepasrahanmu bertuhan.

    Tandingkan: kewajiban vs kepasrahan itu.

    Itu sebabnya fanya mempertanyakan validitas dan akurasi ide Tertiga tsb jika tujuannya adalah berupaya menjadikan manusia sesuai fitrah penciptaa-Nya.

    Akurasi tak teraplikasi pd yg rohani.
    Akurasi hanya afdol utk yg duniawi,
    Itu pun selalu ada toleransi akurasi.

    Lagi-lagi pelak tampak bahwa
    Semangatmu hanya ada pd yg terukur,
    Yg sahih dan trengginas tidak yg maya.

    Dalam hal ini fanya meyakini, terlepas dari apapun keyakinan yg dianut seseorang, untuk menjadi manusia yg baik sebagaimana fitrah-Nya manusia harus dalami ter-tujuh, bukan tertiga.

    Kita belum bicara soal menjadi.
    Karna hal menjadi pun nanti kukira tiga:
    Menjadi yg alami, yg duniawi, yg rohani.

    Soal menjadi baik itu soal nanti.
    Kita masih ketat soal komposisi umum diri tertiga di Bumi Pertiwi ini.
    Kita sedang menguliti tertiga agar kau gampang menyelidiki trinitas.

    Dari simpul responmu di yg sebelumnya:
    Apa komposisi umum diri manusia ini
    Disamakan saja dgn binatang?

    Empirismu kutengok:
    1 tubuh + 1 nyawa = 1 orang
    1 tubuh + 1 nyawa = 1 binatang
    Semua mahluk sama sajalah, gitu?

    Kurasa,
    Jika benar nyawa = jiwa-beroh/roh-berjiwa,
    Maka mati sia-sialah rohanimu itu bagimu,
    Rohmu mengerdil kebekep jiwa yg keras.

    Atau, rekalah pengetahuan nyawani,
    Sebagai ganti pengetahuan rohani
    Kali-kali kau bisa, Fan.

    Tapi, jangan-jangan nanti manusia kau sederhanakan dgn binatang berpikir. Manusia menjadi tak beda dgn mahluk bersel tunggal. Kurasa hal itu hanya dimungkinkan utk hidup yg tak menghidupkan, yaitu hidup yg sekedar menggunjal saja spt bakteri.

    Aku lebih rada setuju dgn mu yg di atas,
    Bahwa roh dipadankan dgn no.3, semangat,
    Bukan roh yg dipadankan dgn no.1, nyawa.

    Kuperhatikan semangat Luke
    Dari semangat org-tuanya di sini:

    RENUNGAN,KISAH NYATA CINTA SEJATI SEORANG SUAMI



    Bolehlah semangatku begitu,
    Dari “Semangat Yang Kudus”

    Jadi,
    Tawaranmu tertujuh belum relevan didiskusikan kini.
    Mungkin menjadi penting dihayati oleh tertiga nanti.
    Entahlah!

    You are in my prayer!

    Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,
    memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

  33. fanya November 12, 2011 / 2:55 am

    @Om Maren:
    :You are in my prayer!
    :
    :
    Really?…. I am impressed. Thank you.
    :
    Keknya semangatmu hanya pd yg nyata kutengok.
    Berputar di dalam pada yg fana; Cangkangnya.

    :
    hihihi…. bukankah Om sendiri mengatakan:
    Tubuh itu pembagian umum yg tampak nyata,
    Guna kita bisa menyatakan yg tidak nyata.
    Itu utama kita, menyatakan yg tak nyata,…

    :
    :
    Justru itulah kuncinya dan dari situlah sepatutnya kita memulai.
    Selaras dengan pernyataan Om diatas, fanya berpendapat mustahil mengenali hal yang tidak nyata (ghaib, tidak tampak) tanpa mengetahui secara benar dan akurat hal-hal yang nyata/fana….
    Jika Om meyakini bhw yg tampak nyata adalah kunci guna mengungkap hal yg tak nyata (ghaib), sudah sepatutnya jika hal fana yg memiliki wujud yg pasti bisa diverifikasi tsb dikaji dan dipelajari secara komprehensif dan faktual lewat jelajah pikir yg terbebas dari belenggu stigma apapun. Dalam kaitan ini, fanya memandang konsep pikir-tiga dan tertiga yg Om gulirkan, cenderung membatasi pola pikir kita pada tiga unsur saja. Hal tsb justru sangat berpeluang untuk membuat kita berkeliru…. Buktinya, skema pembagian tubuh dan entitas manusia menurut perspektif tertiga diatas jelas tak bersesuaian dengan skema pembagian tubuh dan entitas manusia menurut ilmu faal tubuh dan disiplin ilmu medis…………….
    :
    Mengenai ajakan menyelami entitas, tujuan penciptaan, dan hakekat hidup manusia, fakta menunjukan bhw eksistensi manusia mustahil lepas dari ketergantungan dan interaksinya dalam kehidupan yang multifacet dalam spektrum yang multi dimensi. Oleh sebab itu sudah barang tentu sangat disangsikan bisa ditemukan kebenaran hakiki manakala pencarian hanya dibatasi pada entitas manusianya tanpa mengikutsertakan dimensi-dimensi lain yg menjadi prasyarat mutlak keberadaannya demi memenuhi stigma-stigma tertentu, terlebih jika segala sesuatunya telah dibatasi oleh skema angka tiga.
    :
    :
    Kau gampang lupa rupanya.
    Ketika kau bertanya perekat tertiga.
    Itu lah kehendak Tuhan, itu lah acuan kita.

    Aku telah katakan bahwa manusia dicipta segambar dgn-Nya. Perekat tertiga adalah kehendak-Nya, Dia-lah pencipta tertiga itu. Pengurainya pun hendaknyalah kehendak-Nya, jangan kehendak lainnya semisal bunuh diri.

    :
    ;
    hihihi… syukurlah kalo Om Maren masih ingat pertanyaan fanya mengenai “perekat” tsb. Pertanyaan tsb fanya kemukakan tak lain sebagai evidens bhw PASTI ada unsur lain diluar skema 3 unsur yg sedang Om sosialisasikan menjadi skema mutlak tertiga dan pikir tiga. Ketiga unsur berlainan yg Om perkenalkan sbg tertiga tsb mustahil menyatu tanpa keberadaan dan dominasi unsur perekat yg menyebabkan terintegrasinya maupun pecahkongsinya ketiga unsur tsb. Terkait unsur ke-4 (perekat) tsb, juga mustahil ada tanpa unsur ke-5 berupa kekuatan yg merekatkan maupun memisahkannya. Disamping kedua unsur di luar tertiga itu, pasti masih ada unsur-unsur lain yg secara simultan ikut “bermain” yakni dimensi hukum [Tuhan] (salah-benar; pahala-dosa dst) dan dimensi waktu/masa/tenure (kehidupan di alam fana; alam baka/akhirat). Maka dari itu, jika mengadopsi alur pikir Om Maren terkait tertiga, tak lepas dari berbagai keterbatasan pengetahuan dan kekurangan pemahaman, menurut fanya kehidupan kita ini sama sekali bukan tertiga, melainkan TERTUJUH.
    :
    Salam Persatuan

    • Maren Kitatau November 13, 2011 / 10:18 am

      Cocokologiku udah menyangut banyak hal, Bagimu semua perkiraan masih gelap dan mustahil bisa dimengerti sikitpun. Anatomi tubuh, mekanisme dan osilasinya masih lebih penting bagimu. Kau kliatannya nggak suka yg sederhana soal tubuh. Bagai mana soal jiwa dan roh?. Belum tampak!

      Ditel tubuh tertiga lebih penting bagimu,
      Walau itu urusan dokter umum (tubuh).
      Bukan diskusi kita.

      Masalah ditel jiwa tak begitu penting bagi kita,
      Itu urusan dokter jiwa.
      Bukan dikusi kita

      Apa lagi masalah ditel “semangat”,
      Apa itu urusan dokter semangat? hh
      Kita diskusi sederhana aja lah, Neng!

      Sing penting:
      Mimpmu sudah mule berguna.
      Minimal sebagai cermin semangat.

      Salam Damai!

  34. fanya November 12, 2011 / 12:54 pm

    @Om Maren
    Ciptaan mencerminkan pencipta.
    Kita adalah master piece-Nya,
    Tak heran, tertiga segambar dgn-Nya.

    :
    :
    :
    Ke-Maha-an Tuhan sepemahaman fanya merepresentasikan betapa Tak Terhingga-Nya Tuhan. Diantara ke-Maha-an Nya, secara khusus Allah menyatakan diri-Nya, Maha Esa…….., Maha Satu, yakni Satu yg bukan hasil penyatuan; Satu yg bukan hasil sekutu, di dalam maupun diluar diri-Nya.
    :
    Dalam pengertian fanya kata “SEGAMBAR” menunjukkan adanya keserupaan antara yg satu dgn yg lainnya. Jika tertiga dikatakan segambar dengan-Nya, dapat diartikan bahwa disamping Tuhan masih ada tertiga atau sesuatu yg lain yg menyerupai-Nya. Thus, Tuhan Esa……… tidak Maha Esa, karena disebutkan ada atau bahkan banyak yg segambar dengan Nya…… begitukah?
    :
    :
    Salam

  35. Maren Kitatau November 13, 2011 / 10:43 am

    Kutengok:
    Ada empat kemustahilan spontan dlm mu,
    Karna kau terikat hukum-hukum yg valid,
    Sehingga engkau enggan melaju maju jauh.

    Lepaslah tali tambat,
    Pindahkan air dari depan ke belakang,
    Agar sampan pindah dari belakang ke depan
    Mendayung maju melaju kehidupan samudera.

    1

    … , fanya berpendapat mustahil mengenali hal yang tidak nyata (ghaib, tidak tampak) tanpa mengetahui secara benar dan akurat hal-hal yang nyata/fana….

    2.

    fakta menunjukan bhw eksistensi manusia mustahil lepas dari ketergantungan dan interaksinya dalam kehidupan yang multifacet dalam spektrum yang multi dimensi.

    3

    Ketiga unsur berlainan yg Om perkenalkan sbg tertiga tsb mustahil menyatu tanpa keberadaan dan dominasi unsur perekat yg menyebabkan terintegrasinya maupun pecahkongsinya ketiga unsur tsb.

    4

    Terkait unsur ke-4 (perekat) tsb, juga mustahil ada tanpa unsur ke-5 berupa kekuatan yg merekatkan maupun memisahkannya.


    Menjadi sering kukatakan:
    Kautuh mustahil berinovasi,
    Semangatmu hanya membumi,
    Bukan semangat melangit!

    Salam Damai!

  36. fanya November 13, 2011 / 1:12 pm

    @Om Maren

    Semangatmu hanya membumi,
    Bukan semangat melangit!

    :
    :
    :
    Terima kasih Om, spektrum berfikir fanya memang membumi,
    dan selaku manusia (mahluk fana) memang fitrahnya membumi bukan?
    fanya tunduk dan tak lepas dari sunah-Nya sebagai mahluk fana di bumi
    berfikir dan mencerna segala sesuatu berdasar tatanan kefanaan-Nya.
    meski punya roh, berpijak di bumi, berpikir membumi, tidak mengawang-awang.
    :
    Tuhan menciptakan di bumi api yg panas bagi mahluk fana,
    meski bagi roh, panas api bumi itu tiada….. tanya saja Ibrahim a.s.
    Tuhan menciptakan lautan di bumi sebagai pembatas dua daratan,
    meski bagi roh, pembatas itu tiada….. taanya saja Musa a.s.
    Tuhan menciptakan kematian sebagai pintu ke alam baka
    meski bagi roh, kematian itu tak ada…..
    :
    Orang barat bilang……
    keep on earth dear, be realistic and don’t fly too high!
    :
    Salam Persatuan

    • Maren Kitatau November 13, 2011 / 11:56 pm

      Mungkin cuma ini yg kurindu darimu, Fanya!
      Pernyataanmu ini: “… meski punya roh …”

      Banyak teman Muslim yg “takut” punya roh.
      Entah mengapa!
      Tapi tak sedikit yg ngerti beda roh dari jiwa.

      Yeah!
      We can stay on earth to learn the milky way.
      Don’t fly to high to observe the world and above.

      Pembelajaran sebagusnya bottom-up:
      Mulai dari hikmat alam beserta segala isinya,
      Lalu menerawang dunia dgn segala problematikanya,
      Hingga berharap Surga sbg anugerah Kasih Setia-Nya.


      Pada kanak: Seeing is believing!
      Dewa-sa: Believing makes you see!


      Jadi,
      Tumbuhkan lah rohanimu yg “meskipun”itu,
      Agar kau dapat berubah dan berbuah,
      Dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

      Utk menjadi satu dengan Kristus
      Tentu masih hal mustahil bagimu.
      Fanya tanya Om Parhobas utk ini.

      Salam Dahsyat!

  37. Piet Hein Frans Karinda November 17, 2011 / 6:49 am

    Kami ingin mengajukan pertanyaan, khusus mengenai Pelajaran 03 – SETAN.
    1. 1. Selain Adam dan Hawa juga Setan diciptakan oleh Tuhan.
    Ketika mereka jatuh dalam dosa dpl. Memberotak kepada Allah, mereka seharus telah mati.
    Tapi hanya karena kasih karunia Tuhan mereka boleh hidup.
    Mengapa Setan tidak termasuk dalam rencana keselamatan/pengampunan dosa oleh Allah sesuai Alkitab? Pada hal dia dan manusia adalah ciptaan-Nya.

    2. 2. Apabila manusia termasuk dalam rencana keselamatan Tuhan dan telah bertobat, tapi dikemudian hari jatuh kembali dalam dosa, Apakah dosanya tidak dapat diampuni dpl. Tidak dapat masuk lagi rencana keselamatan Tuhan?

    Mohon penjelasan. Terima kasih GBU.
    Piet Karinda, Manado

    • parhobass November 18, 2011 / 4:27 pm

      Kami ingin mengajukan pertanyaan, khusus mengenai Pelajaran 03 – SETAN.

      1. 1. Selain Adam dan Hawa juga Setan diciptakan oleh Tuhan.
      Ketika mereka jatuh dalam dosa dpl. Memberotak kepada Allah, mereka seharus telah mati.
      Tapi hanya karena kasih karunia Tuhan mereka boleh hidup.
      Mengapa Setan tidak termasuk dalam rencana keselamatan/pengampunan dosa oleh Allah sesuai Alkitab? Pada hal dia dan manusia adalah ciptaan-Nya.

      Malaikat adalah roh
      manusia adalah daging
      Menghina ROH tidak dapat diampuni..
      manusia yang sudah menerima Roh tetapi menolaknya kemudian sama dengan
      menyalibkan YESUS kembali, sesuatu yang ditolak keras oleh Alkitab karena IMAM BESAR hanya sekali saja menghampiri Tahta KUDUS.

      2. 2. Apabila manusia termasuk dalam rencana keselamatan Tuhan dan telah bertobat, tapi dikemudian hari jatuh kembali dalam dosa, Apakah dosanya tidak dapat diampuni dpl. Tidak dapat masuk lagi rencana keselamatan Tuhan?

      Bedakan dosa pelanggaran oleh tuntutan daging dan dosa pelanggaran menolak/menghujat Roh Kudus.
      Kadang2 oleh tuntutan daging kita bisa berdosa, tetapi TUHAN ijinkan supaya kita semakin dekat kepadaNYA…

      Mohon penjelasan. Terima kasih GBU.
      Piet Karinda, Manado

      maaf saaya jawab singkat2 karena saya sedang sibuk sekali…
      mungkin saudara bisa membaca Roma dan 2 Petrus dan 1 Korintus untuk lebih memperdalam topik saudara

      salam

  38. fanya Desember 2, 2011 / 8:21 am

    @Om Parhobass
    :
    Bedakan dosa pelanggaran oleh tuntutan daging dan dosa pelanggaran menolak/menghujat Roh Kudus.
    Kadang2 oleh tuntutan daging kita bisa berdosa, tetapi TUHAN ijinkan supaya kita semakin dekat kepadaNYA…

    :
    :
    Dosa apakah yg pernah dilakukan Adam dan Hawa hingga mereka harus diusir Tuhan dari Surga. Benarkah yg mereka lakukan adalah menolak/menghujat Roh Kudus?
    :
    Betulkah “dosa daging” yg pada hakekatnya juga adalah menolak/membangkang thd perintah Tuhan berbeda dengan dosa menolak/menghujat Roh Kudus?
    :
    Dari jawaban Om Par thdp Sdr. Piet HFK diatas terkesan bahwa dosa yg diperbuat manusia stlh menerima Kristus semuanya hanyalah “dosa daging” yg pasti diampuni dan si pelaku tetap akan hidup abadi di surga, padahal pembunuhan, perkosaan, korupsi dll terlebih lagi “murtad” adalah berbagai bentuk dosa yg tak luput diperbuat oleh mereka yg tlh dibaptis dan menerima Kristus dlm hidupnya. Jika hal tsb benar….. betapa tidak adilnya hukum Tuhan…………..
    :
    Menurut hemat fanya, tak semata-mata manusia menerapkan mekanisme “reward and punishment” dlm sistem HRD melainkan mengadopsi pola pembinaan yg dilakukan Tuhan thd manusia. “Dosa warisan” pasti tak berarti apa2 bila “ending” kehidupan seseorang berada dlm koridor-Nya dan diridlai-Nya, karena yg menjadi nilai seseorang justru adalah ending dari sikap ruhaniah ybs (khusnul khotimah ataupun su’ul khotimah) terhadap Allah swt.
    :
    salam

    • parhobass Desember 2, 2011 / 12:51 pm

      @fanya

      Contoh…Musa tidak mengenal allah swt melainkan YHWH, jadi tidak ada hubunganya sama sekali diskusi saya dengan saudara Hein dihubungkan dengan pendapat saudara…

      perbedaan SESEMBAHAN itulah yang membuat perbedaan makna Dosa yang dilakukan ADAM dan HAWA…

      ALKITAB mengatakan ADAM dan HAWA “mementingkan” relasi tanpa ALLAH (indentik dengan menghujat ALLAH)…

      ADAM dan HAWA adalah manusia paling beruntung pada jaman purba dan mungkin sampai menuju akhir jaman, karena mereka dapat merasakan hadirat TUHAN tanpa perantara,….
      dan justru dalam keadaan mulia seperti itu mereka ingin memutus hubungan dengan ALLAH…

      Saya tahu keadaan/gambaran dosa yang buruk seperti itu tidak akan pernah didapat dari allah lain selain ALLAH YANG KUDUS.

      Ketika manusia masih di dalam daging maka ada tuntutan daging yang tidak bisa ditolak oleh seutuhnya manusia. Misal, ketika kita berada pada keadaan tertentu bisa saja kita khilaf berkata-kata, dan khilaf berkata2 secara hukum bisa disebut BERDUSTA. dan BERDUSTA adalah melanggar HUKUM ALLAH. Tetapi ketika kita khilah itu orang yang percaya tentu akan diingkatkan ROH KUDUS, sehingga ia tidak akan terus menjadi khilaf berkata2, ia akan menjaga lidahnya.

      Pelanggaran sekecil apapun dari hukum ALLAH itu sama saja melanggar keseluruhan, oleh karena itulah tidak ada manusia manapun yang bisa selamat.
      Tetapi hukum kasih karunia berbicara lain, hukum itu berbicara tentang hukum yang ditanamkan didalam hati. Hukum yang berbicara tentang dunia rohaniah, yang tidak terikat kepada hukum-hukum yang dapat dilihat oleh mata, melainkan hukum yang langsung berhubungan dengan ALLAH, karena ROH ALLAH-lah yang mengukir hukum itu di loh hati kita.

      Hukum ini bukan berarti kita bisa berdusta, atau merdeka dari hukum apapun, tidak, melainkan melangkah jauh ke dunia seutuhnya kita, tubuh roh dan jiwa.
      Orang bisa saja di dalam tubuh pergi sembahyang, rajin malah, tetapi TUHAN menjangkau jiwa dan rohnya…. apa benar seutuhnya manusia dia sembahyang?
      nah manusia bisa melihat yang terlihat, tetapi TUHAN melihat sampai kekedalaman hati kita…
      karena sampai ke kedalaman hati itulah maka kita dapat tahu betapa besarnya DOSA yang dibuat ADAM dan HAWA, allah yang tidak kudus tidak akan pernah memandang dosa ADAM dan HAWA sebegitu berat. Dan karena allah semacam itu tidak kudus, maka ia pun tidak akan melakukan hal-hal besar, tidak seperti yang dilakukan oelh KRISTUS YESUS…

      Dosa warisan, mungkin ada perbedaan sedikit akan makna, tetapi saya mengajukan pertanyaan, ada tidak manusia biasa yang tidak akan mati?
      kalau ada berarti ia bukan keturunan ADAM/HAWA, artinya kutukan ADAM/HAWA tidak sampai kedia..
      nah kalau semua yang umumnya atau yang masih disebut manusia biasa termasuk fanya masih akan mati, berarti kutukan ADAM/HAWA masih turun kepada manusia biasa termasuk fanya itu.
      Nah kalau secara daging berlaku begitu, maka betapa ngerinya kalau anda utuh mati, jiwa rohnya juga mati…

      kalau mau mati selamat menyembah allah lain, kalau mau hidup…
      selamat menanti YESUS di dalam ROH KUDUS…
      semangat natal telah tiba..

      terimakasih,… saya masih di dalam keadaan sibuk sekali dan kurang bisa online setiap saat jadi semoga penjelasan saya dapat dimengerti…tanpa memperpanjang diskusi… atau saya akan menjawab sesediawaktuku saja

      salam

  39. Maren Kitatau Januari 1, 2012 / 10:15 pm

    Dr cucu Abraham
    Kpd cucu Ibrahim
    Mengucap:

    Salam damai sejahtera!
    Tuhan Allah Hadir Utk Negara
    Bangsa Agama Ras dan Uneg-unegnya

    2 0 1 2

    Kpd Lae-lae ku:
    Selamat hari Natal ma di hita!

    • parhobass Januari 3, 2012 / 3:56 pm

      @Lae Maren

      Selamat natal dan tahun baru juga…

      horas

  40. Endang Kusnadi Maret 16, 2012 / 2:04 pm

    Diantara hakikat beragama adalah terciptanya hubungan yang baik dalam umat atau antar umat.Agama dilandasi oleh suatu keyakinan.Keyakinan adalah hal terbenar yang bersifat subyektif pada diri seseorang. Bicara keyakinan, maka selain dari apa yang diyakininya adalah salah. Itulah kenapa dalam islam sebagai pintu masuk (menjadi pemeluk islam) seseorang harus mengucap dua kalimah syahadat. Pengucapan dua kalimah syahadat, tentu saja harus dilandasi oleh suatu keyakinan bahwa islam dan semua ajarannya adalah benar.Hal yang sama mungkin akan terjadi pula pada agama lain, bahwa untuk memeluk suatu agama manapun harus dilandasi oleh keyakinan itu. Oleh karena itu menurut pendapat saya tidak akan mendatangkan banyak manfaat bila kita berdebat antara yang berbeda keyakinannya. Akan lebih baik bila kita kembalikan kepada pemikiran untuk apa sebenarnya manusia beragama itu ? saya yakin bahwa semua agama akan mengajak manusia ini untuk hidup damai. Hidup ini akan terasa nikmat jika pikiran kita (yang nilainya mahal itu) tidak rusak hanya untuk memikirkan hal-hal yang pada akhirnya akan sia-sia. Syiar agama saya lebih setuju apabila dilakukan secara arif melalui tingkah laku yang terpuji untuk kemaslahatan bersama.

    • parhobass Maret 16, 2012 / 2:25 pm

      Terimakasih buat komentar dan atas kunjungannya buat saudarae Endang Kusnadi…

      memang ada kalanya tidak penting diskusi beginian, kalau kita yakin kepada ajaran masing-masing memang yang perlu adalah mewartakan iman masing-masing, sepreti yang saya lakukan di blog ini adalah mewartakan ALKITAB, tidak pernah ada artikel saya yang menyingggung agama lain yang ada di Indonesia tercinta ini,…
      tetapi ada beberapa saudara yang tidak seiman dengan saya yang berkomentar, dan melontarkan diskusi2 iman, dan tentu namanya dialog akan saya jawab.

      nah mengenai komentar saudara,… memang benar semua agama mengajarkan kedamaian dan sebagainya,…
      Alkitab mengajarkan, bisa saja setiap orang berbuat damai, tetapi kenapa manusia atau seseorang itu berbuat damai?
      ALKITAB menjawab, seseorang berbuat DAMAI karena ada SANG DAMAI dihatinya…itulah perbuatan damai yang sesungguhnya.

      salam

  41. Rizki Agustus 7, 2012 / 9:58 am

    RAME BANGET YA !!?? HATI – HATI BISA MENJURUS KE HAL2 YG KITA SEMUA TIDAK INGINKAN. INTINYA AGAMAKU ADALAH AGAMAKU, AGAMAMU ADALAH AGAMAMU. INDONESIA ADALAH MAYORITAS MUSLIM, DAN PALING BISA DIHUNI OLEH AGAMA MINORITAS YANG NOTABENE DIAKUI OLEH PANCASILA & UUD, ATAU SELAMA AGAMA MINORITAS ITU TIDAK ANEH2 ATAU MELECEHKAN ATAU MENCAMPURADUKAN AGAMA YG SUDAH ADA. INTINYA LAGI ADALAH SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMATI… ITU SAJA.

    LIHAT DI NEGARA LAIN YANG MUSLIM SEBAGAI MINORITAS PASTI DIBANTAI, DILECEHKAN, TUA – DEWASA – ANAK2 – BAYI, SEMUA MENGENASKAN. JADI BIARLAH INDONESIA INI SEBAGAI CONTOH HARMONISASI AGAMA & BUDAYA BAGI DUNIA INTERNASIONAL. TAK PERLU BERTEGANG URAT SELAMA IBADAH YG KITA JALANKAN SESUAI NORMA ADAT, SOPAN SANTUN, MASYARAKAT.

    BOLEH SAJA KITA ADAKAN FORUM DEBAT AGAMA, ASALKAN DENGAN PERSONAL2 YANG MATANG SECARA PSIKOLOGIS, SEHINGGA TIDAK AKAN TERJADI DEBAT KUSIR – DEBAT TAK BERUJUNG HANYA MENINGGALKAN DENDAM.

    SAYA YAKIN SEMUA AGAMA DI INDONESIA MENGAJARKAN PERDAMAIAN, HANYA OKNUM2 SAJA YG MENYELENGGARAKAN HAL2 YG KURANG BERKENAN DI PRIBADI YG BERAGAMA LAIN.

    SAYA MUSLIM, TEMAN2 MUSLIM PASTI JUGA SETUJU BAHWA KITA TIDAK BISA MEMAKSAKAN ORANG LAIN UNTUK MEMELUK AGAMA KITA ISLAM, ATAU MEMAKSAKAN MEREKA UNTUK MENDENGARKAN SEMUA KEBENARAN YANG KITA DAPATKAN. TIDAK BISA. SEMUA ITU ADALAH KUASA ALLAH SWT,
    SEMOGA KITA SEMUA DIBERI HIDAYAH ALLAH SWT.

    JADI MARI KITA JALANKAN HIDUP INI DALAM HARMONI.
    WASSALAM

    • parhobass Agustus 9, 2012 / 5:21 pm

      @Rizki

      terimakasih atas kunjungan saudara..
      koq ada kata2 “asal minoritas jangan aneh2”, bisa lebih diperjelas…?

      negara kita memang adalah negara Pancasila, dan Pancasila menjamin kesamaan hak, tanpa ada embel2 minoritas dan mayoritas…
      secara umum saya sepakat dengan saudara,bahwa kita harus hidup dengan harmoni…
      tetapi, kalimat saudara agak menuduh saya kira, bahwa penganut agama saudara selalu menjadi korban, itu tidak bijaksana….bahwa ada orang yang merasa melakukan tuntutan agama namun mencederai orang lain itu lumrah bagi siapa saja, pertanyaan, pelaku sadar apa tidak

      salam dan selamat puasa, jika saudara melakukannya

  42. pembelaagamaku September 23, 2012 / 7:52 pm

    Maha suci tuhan “Allah” yang dimana ia tidak bisa menyerupai makhluknya…. jika ia menyerupai makhluknya sungguh tuhan apakah itu… cipta’anya saja membuat bumi hancur apalagi tuhan…. tuhan memang maha besar… Tapi jika anak allah maka tuhan lebih suci dari makhluknya dan jika tuhan menyamar jadi makhluknya dengan tujuan untuk membuktikan…. sungguh tuhan apakah itu???? tuhan sangat cerdas dia bisa membuktikan lewat kebenaran yang maha besar dan maha masuk akal… jika tuhan untuk membuktikan dirinya maka dia bisa membuktikanya dengan caranya sendiri…. bukan dengan menyamar jadi makhluknya yang memiliki mata dan diangkat kelangit…. sungguh tuhan maha mulia dan tidak ada sekutu baginya dan dia Yesus adalah samaran nabi isa As yang dia mengkhianati gurunya (Nabi Isa) yang bernama Yudas Iskariot hehe… Sesungguhnya saya bukan menganggap agama yang benar… tapi agama yang benar adalah agama yang memiliki kebenaran yang diberikan tuhanya 😀

    • parhobass September 26, 2012 / 7:58 pm

      saudara pembela agamaku,

      perhatikan kelemahan pemikiran saudara.

      1. Tuhan disebut berfirman
      1a. Berfirman dalam kosa kata manusia dapat diartikan sebagai berkata-kata

      2. Manusia disebut dapat bererkata-kata

      Nah, kita memahami bahwa Tuhan berfirman (berkata), karena kita manusia ini dapat dan memahami kata.
      Saudara belum pernah sama sekali melihat Tuhan berfirman bukan? Tetapi sepanjang umur saudara, saudara telah melihat banyak manusia berkata-kata.

      oleh karena itu apakah Tuhan dapat dianggap menyerupai manusia dalam dapat berkata-kata?
      Jika Allah dapat berkata-kata, manusia dapat berkata-kata, apakah Alah menjadi tidak Allah lagi?,
      Jika Allah dapat berkata-kata, maka kita yang dapat dan memahami kata-kata harus was-was dengan Kata-kata Tuhan itu,
      Jika Tuhan dapat menjadi manusia, dan sudah pernah menjadi manusia, maka kita wajib bertanya kenapa sampai menjadi manusia,…

      salam

  43. pembelaagamaku September 23, 2012 / 7:54 pm

    Jika tuhan menderita kenapa penganutnya membiarkan dia???? sungguh tuhan bisa marah dan memiliki kekuatan mahadasyat untuk menghancurkan musuh2 nya….

    • parhobass September 26, 2012 / 7:51 pm

      saudara pembelaagamaku,

      Tuhan memang Maha Kuat, Maha Perkasa, jika kita mengharapkan unujuk kekuasaanNya atas setiap kesalahan kita, maka coba tanya dirimu sendiri apakah Tuhan langsung membunuh saudara ketika melakukan suatu kesalahan?, tidak bukan, kenapa, yaitu karena Tuhan Yanga Maha Kuat itu juga Esa dengan Yang Maha Penyayang.

      Jika Tuhan bermaksud mengasihi saudara maka jangan anggap itu ketidak maha perkasaan,
      Atau jika Tuhan bermaksud memperlihatkan KekuatanNya, jangan anggap itu ketidak maha penyayang,
      intinya kita jangan sampai kaku memandang “teori” tentang Tuhan, yang perlu adalah memahami setiap maksud dari pekerjaan Tuhan bagi kita semua.

      salam

  44. Dialah September 23, 2012 / 8:00 pm

    Jika tuhan dari segala tuhan, kenapa banyak tuhan??? tuhan tidak ada sekutu baginya jika ada tuhan.. maka tuhan itu akan hiri kepa tuhan yang lebih hebat dan jika tuhan marah dia bukan main pedang main kekuatan yang nantinya alam akan hancur.

    • parhobass September 26, 2012 / 7:45 pm

      saudara Dirilah,
      saudara sendiri adalah tuan bagi diri saudara, saudara bebas menentukan pilihan saudara,
      banyak orang, maka banyak tuan atas dirinya masing2,
      tetapi banyaknya tuan itu hanya akan menjadi kekacauan jika tidak ada batasan keakuan, keegoisan, dan itulah yang terjadi di dunia ini sekarang.
      timbulnya kekacauan salah satunya akibat keinginan keakuan dari seseorang, sekaligus membuktikan secara terbalik bahwa ada langit di atas langit,
      nah jika yang nampak bisa seperti itu, apalagi yang tidak nampak, dunia roh-roh, dan sebagainya, dan karena ada banyak yang lebih hebat dari kita, maka kita dipanggil oleh Dia Yang Maha, supaya mendekat kepadaNya.
      Tuhan Yang Maya tidak iri, karena Dia Tahu Siapa DiriNya.

      salam dan terimaksih telah berkunjung ke blog ini

      • Anonim Juli 24, 2013 / 12:49 pm

        Kenalilah tuhan klau kita kenal pasti sayang klw kita sayang semua perbuatan baik yang kita lakukan bukan karena surga ataupun neraka dan bukan karena amal atupun dosa tapi karena kita sayang tuhan oleh karena itu jangan terlalu diperdebatkan tentang perbedaan agama karena semuanya sudah ada yang ngatur, makanya kita harus punya rasa malu klw kita emang sayang sama tuhan vissssss….

  45. Nano September 10, 2013 / 11:18 am

    Kalau Allah punya kepentingan, berarti Allah itu makluk seperti manusia.Tapi kalau Allah itu sang pencipta alam semesta seharusnya tidak punya kepentingan apa2. La bikin alam semesta aja dengan mudahnya ngapain ngrepotin manusia minta disembah. Berarti sengaja buat manusia supaya menyembahNYA. DeNgan demikian Allah makluk yang gila hormat kayak manusia.Buktinya manusia baru jadi Irup aja harus dihormati.kira2 begitulah Allah.Mudah2an bisa membuka Rasio manusia. SaalaaaaM.

    • parhobass September 10, 2013 / 7:12 pm

      @nano “Kepentingan” yang saudara maksud mungkin konotasi negatif; jika kita tarik kemakna yang benar, toh Tuhan punya kepentingan, punya maksud dlm hal mencipta, karena Allah punya kehendak. Bahasa morphologis yang disematkan ke Tuhan tidak dapat dipasang silogisme bahwa Allah adalah manusia ya toh?..
      Dia layak disembah bukan berarti Dia gila hormat, buktinya banyak manusia dengan bebas menghujat Tuhan, bahkan Yesus Sang Putra Allah masih disalah mengerti sampai sekarang, ya toh?…dan Tuhan tidak memaksa supaya manusia menghargai pekerjaanNya ya toh..
      Jadi kita bandingkan hal2 secara wajar dan tepat saja broo..

      Salam

  46. Deni suhardani April 14, 2014 / 8:11 pm

    hhhhmmmm. knapa allah pake ngirim anak buat nbus dosa manusia di muka bumi. toh allah maha berkehendak ( maha segalanya) klo pengen manusia disucikan toh tinggal sucikan saja ga usah repot2 lahir kdunia bikin repot saja. logikanya ngbuat alam smesta dan isinya aja mudah. kitab apapun yang di wahyukan kepada hambanya yg iya pilih itukan merupan hukum allah. hukum dibuat sama allah. hakimnya adalah allah jdi klo mau mensucikan manusia kan tinggal Cc aja.
    hmmmm satu pertanyaan yang sderhana, ngapain allah repot2 nyiptain alam smesta dan isinya? padahal allah mengetahui akhirnya akan ada penyiksaan bagi mahkluk yang tela iya ciptakan ( Allah maha mengetahui yang akan terjadi), tegakah allah menyiksa mahluk yang telah iya ciptaka sendiri. maaf sbelumnya tapi allah memberikan manusia fikiran tentu saja untuk berfikir dan memperoleh kebenaran atas apa yang akan diyakininya. mudah mudahan saja manusia dan semua mahluk yang telah iya ciptakan masuk surga semua. karena seorang ibupun masih memaafkan anaknya yang durhaka masa allah yang maha pengasih lgi maha penyayang ga maafin mahluk iya ciptakan sendiri. klo ga mau maafin ya udah jangan diciptain aja.

    • parhobass April 14, 2014 / 9:26 pm

      @ Saudara Deni;

      Mungkin saudara belum menikah,… jika belum dan akan menikah maka pikirkanlah perihal berikut:

      Jika saudara akan menikah maka tentu peluang untuk memiliki anak akan otomatis ada.
      Bicara anak maka kembali ada peluang, anak itu orang yang taat atau tidak taat. Artinya si anak punya potensi untuk durhaka kepada saudara, dan juga punya potensi untuk taat kepada saudara sebagai orang tuanya.

      Apakah adanya kedua peluang itu akan membuat saudara untuk tidak menjadi akan menikah?
      Ketakutan untuk menghasilkan generasi pembangkang menjadikan saudara tidak berani melangkah, sementara keberanian untuk menaklukkan segala yang jahat, membimbing anak-anak dengan baik tidak saudara lihat.

      Sedemikian ALLAH yang Perkasa, meski IA menciptakan kita penuh dengan potensi untuk melawan dan potensi untuk menyembah DIA, DIA tetap BERANI menciptakan. Kebebasan kita dalam mempertontonkan potensi kita, dan kemampuan TUHAN melakukan kehendakNYA adalah menjadi suatu hal yang memampukan kita berkata bahwa IA MAHA BESAR.
      MAHA KUASA. Contohnya begini, manusia cenderung berbuat jahat, tetapi sebagaimanapun jahatnya manusia, jika IA berkehendak pasti selalu terjadi apa yang IA Firmankan.

      Itulah yang teriadi ketika TUHAN menciptakan segala sesuatu, IA berkehendak supaya semua ciptaan itu memuliakan DIA, manusia salah satunya, Dan manusia memiliki potensi melanggar dan potensi tunduk, pada waktu manusia memilih menggunakan potensinya untuk melawan, yaitu dimulai dari ADAM, maka manusia itu terjatuh dalam dosa, dan dalam keadaan itu TUHAN berfirman, AKU akan ‘menginjak’ si Iblis. Firman inilah yang diperjelas, diturunkan, dinubuatkan, semakin diperuncing dalam apa yang disebut MESIAS, KRISTUS,… itulah ANAK ALLAH, YESUS NamaNYA.

      Jadi kenapa harus menjadi manusia?, jawabnya, karena ALLAH sudah berfirman, dan firmanNYA harus dan pasti terjadi.
      Seperti IA berfirman jadi maka jadilah, sedemikian juga ketika IA berfirman, AKU akan datang, maka IA akan datang, itulah YESUS, IA sudah datang, orang yang mengenalNYA menerimaNYA, tetapi orang yang menggunakan potensi untuk melawan TUHAN menolakNYA.

      Karena FirmanNYA selalu terjadi, maka kita diajakNYA untuk percaya kepadaNYA yang menjanjikan keselamatan melalui satu-satuNYA nama di kolong langit ini yang dapat menyelamatkan dari dosa yaitu YESUS KRISTUS, ANAK ALLAH. Yang dari pandanga manusia selalu ada potensi untuk mempertanyakan, ada ada potensi untuk memuja-mujaNYA.

      Pilih saja,…toh semua sudah terjadi, tersedia, dan akan dibagikan

      salam;
      Parhobass

Tinggalkan Balasan ke tab Batalkan balasan